Matahari tersenyum marah padaku hari ini. Bagaimana tidak, liburan panjangku sudah berakhir. Bahkan aku lupa bagaimana cara bangun pagi seperti 1 bulan yang lalu. Bi sari yang biasanya sabar pun membangunkanku dengan cara yang sangat ku benci. Arghhh... Benar-benar.
"Non, kalo non belum bangun juga saya dorong non dari kasur, ucap bi sari sedikit emosi."
"Bi, bentar dong bi... Aku baru tidur jam 3 pagi tadi, masa iya jam 6 udah disuruh bangun aja, gumamku sambil menutup muka dengan bantal."
Tiba-tiba, brukkk
"Aw shit... Bi kasar banget sih bi jorokin aku ampe jatuh, ucapku sambil berusaha berdiri."
"Loe kalo gak bangun, gua lempar dari balkon mau?"
Tunggu-tunggu suara itu kan...
"Woy... Sob loh udah pulang? Apa kabarnya? Jangan-jangan loh pulang gara-gara lagi liburan? What the hell... Loe pulang ketika gue udah masuk sekolah, ucapku bertubi-tubi kepada seseorang yang sangat kurindukan."
"Chloe, gue akan cerita semua ke loe nanti, kenapa gue pulang dan kenapa baru sekarang gue pulang. Tapi plis loe mandi dulu ya. Udah telat loe nih, ucap nugi padaku."
"Okedeh, gue mandi ya tapi janji ntar cerita ya, ucapku."
"Yes, baby girl."
Dengan langkah yang berat aku mengambil seragam dan mandi. Sesuatu yang bahkan tidak pernah kulakukan lagi sejak 1 bulan yang lalu, ya mandi pagi. Karena waktu yang tersisa sedikit maka aku mau tidak mau harus meninggalkan ritual mandiku berendam di bathub... Sambil memakai sabun "jangan mesum ya readers" aku memikirkan kenapa nugi ada di sini? Sepagi ini? Kapan dia pulang? Dan apakah ada masalah dengannya? Sekelebatan pemikiranku yang entah kenapa membuat pintu kamar mandiku digedor dengan tidak wolesnya -_-
Tok tok tok tok tok
"Woy, loe kalo gak keluar dalam 5 menit gue pastiin pintu loe udah gak bisa disebut pintu lagi, teriak nugi sekencang-kencangnya."
"Ya ya ya, woles aja gi gue keluar sekarang!"
Sambil menekuk wajah aku segera keluar dan mendelik ke arah nugi.
"Loe mandi atau tidur lama bener?"
"Gue? Gue tadi jatuh di kamar mandi mangkannya lama... Ucapku asal sambil berpura-pura memijit pelipis."
"Eh, loe gapapa kan chloe? Ucap nugi yang panik seketika."
"Gak tau, kayaknya kata dokter beneran kebukti deh... Ucapku sambil menahan tawa."
"Chloe, kamu gapapa kan? Dokter bilang apa huh?"
"Nugi kalo udah bilang aku kamu dia pasti khawatir banget, batinku tertawa! Aku gapapa kok, cuma dokter bilang kepalaku gak boleh kebentur. Mungkin tadi waktu kamu dorong aku baru berakibat sekarang gi. Ucapku sambil berusaha menahan tawa."
"Chloe, maafin aku ya maafin kakak dek. Kamu kok gak bilang kalo kamu sakit huh? Ucapnya sambil memapahku duduk."
Brakkk
"Hi guys, kalian ternyata sama ya.. sama sama minta di lempar dari balkon... Kamu juga nugi disuruh bangunin udah bagus plus oke, eh pas disuruh supaya chloe cepet turun malah..., ucap papa sambil mengelus dada."
"Loh papa, chloe kan lagi sakit kenapa dimarahin sih!"
"Nugi sayang, kamu bener-bener ya... Adik kamu yang paling cantik itu udah cekikikan noh di belakang kamu! Mana ada dia sakit, yang ada sakit jiwa!"
"Wihhh, papa bener-bener sadis. Chloe yang cantik ini dibilang sakit jiwa. Ucapku sambil cemberut."
"Yaudah deh, berangkat yuk... Chloe beli sarapan di sekolah aja ya sayang udah telat nih... Ucap papa padaku."
"Loe hutang penjelasan sama gue chloe..."
"Iya iya, loe juga... Gue otw sekolah ya. Bye nugiku sayang!"
Aku turun mengikuti papa dan nugi dengan setianya mengekor di belakang. Mama yang selalu ceria pun menyapaku dengan semangat lalu semangat itu berubah menjadi delikan tajam padaku... Astaga hari ini benar-benar bad day ever untukku. Papa juga mengatakan bahwa aku harus belajar dengan rajin karena sebentar lagi aku harus mengikuti tes ke perguruan tinggi. Ditambah lagi iming-iming papa yang akan membelikanku mobil impianku apabila aku berhasil lolos tes ke perguruan tinggi pilihan papa. Tak terasa, mengobrol dengan papa membuatku tanpa sadar sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah. Papa memang membuatku hanyut dalam nasihatnya.
"Sayang, jangan lupa ya pesan papa. Belajar rajin supaya apa yang kamu ingingkan dapat tercapai. Ucap papa menyadarkan lamunanku."
"Ya papa, kok udah sampe?"
"Kamu sih melamun terus, mikirin apa? Sudah masuk sana 5 menit lagi gerbang sekolahmu pasti sudah ditutup!"
"Okay pa, sampe ketemu nanti ya! Ucapku sambil mencium tangan papa."
"Okay princess."
Sambil mendegus kesal karena papa memanggilku princess aku segera turun dan bergegas mencari kelas. Bodohnya diriku yang kelupaan bahwa setiap tahun kelas pasti akan diacak ulang, sedangkan aku belum mendapatkan kepastian di mana kelasku berada sekarang. Tapi tunggu, mungkin aku berada di kelas Ipa1-12 ya batinku terlalu percaya diri karena aku yakin bahwa aku bisa memasuki kelas plus impian semua siswa siswi itu. Tanpa menunggu lama aku segera menuju ke kelasku. Aku hanya tersenyum tipis ketika hampir semua siswa siswi di sini meyapaku. Ya satu fakta tentang diriku, chloe di rumah dan di sekolah berbeda 360 derajat. Bagaimana tidak, semua siswa di sini sangat pemilih teman. Sedangkan aku tidak suka mereka yang seperti itu. Okay cukup sekian ceritaku karena aku harus ke kelas.
"Ipa1-12, gumamku sambil menunjuk daftar siswa. Aha... Angela Chloe Mahardian, sukses chloe loe bisa masuk di sini. Batinku senang."
Aku pun masuk ke dalam kelas, but.. Ketika melihat bangku kelas dan hampir semua terisi penuh kecuali 1 pasang bangku yang menghadap guru langsung aku pun menganga lebar.
"Chloe, ngangop mulu loe. Cepet duduk udah bel tuh! Ucap seseorang yang bahkan tak ku kenal."
"Iya iya, ucapku sambil menghentak-hentakkan kaki."
Ketika semua siswa sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Bu rianda, wali kelasku yang baru datang. Tapi bukan dia yang membuatku menganga tetapi seseorang di belakangnya. Seseorang yang tampan dan terlihat dingin itu membuatku tak berkedip... Astaga... Siapa dia? Gumamku...
"Selamat pagi anak-anak, perkenalkan saya wali kelas kalian yang baru dan bagi kalian yang belum mengenal saya. Saya bu rianda dan ini adalah siswa baru, ia pindahan dari paris dan sebastian silahkan perkenalkan dirimu!"
"Pagi teman-teman, perkenalkan aku Marcelio Sebastian Kolondam. Kalian bisa memanggilku sebastian. Ucapnya sambil tersenyum tipis."
"Sebastian, karena hanya tinggal satu bangku kosong kamu boleh duduk di sebelah murid kebanggan kami chloe. Ucap bu rianda yang membuatku menghela nafas lelah."
Sebastian dengan santainya melangkah menuju bangku di sebelahku. Tanpa babibu dia langsung membanting bokongnya dan tidak sedikit pun menoleh padaku.
"Gila, gue dianggap patung di sini. Batinku jengkel."
"Loe gak usah mikirin gue deh, ucapnya sinis!"
"Ih, kegeeran loe... Gue cuma mikir kenapa bisa ada siswa baru langsung masuk kelas ipa1-12. Heran gue..."
"Loe belum tau kehebatan gue sih... Ucapnya sarkastik!"
"Serah deh, gue mau dengerin bu rianda... Gue mau jadi murid rajin!"
"Loe kan murid kebanggaan sekolah? Gak usah belajar paling juga udah pinter tu kepala!"
"Kalo lagi gak pelajaran, udah gue sumpel tuh mulut loe!"
"Up to you..."
Sambil memperhatikan bu rianda, sesekali aku menoleh ke arahnya. Dia memang tampan tapi mulutnya minta dilempar nampan. Tak terasa, bu rianda berhenti menjelaskan dan mengatakan bahwa hari ini kita akan pulang cepat. Oh my god, this is a good news... Hari ini aku bisa dengerin curhatan nugi habis-habisan.
Setelah semua teman sekelasku memerikan salam hormat kepada bu rianda aku pu bergegas membereskan bukuku dan menelpon nugi untuk segera menjemputku.
"Loe... Ikut gue sekarang, ucapnya sambil menarik tanganku."
"Wey, mau ke mana? Gue pengen pulang dodol..."
"Loe belum boleh pulang sebelum jelasin soal yang tadi dikasih bu rianda!"
"Mana ada soal-soalan, ucapku dingin!"
"Loe minus ato buta? Tuh sono liat di papan. Mangkannya kalo pelajaran tuh dengerin jangan liatan ketampanan gue!"
"Sombong loe, gak gue ajarin juga loe!"
"Okay okay, gue nyerah... Ajarin gue ampe bisa ntar gue anter loe pulang!"
"Tapi..."
"Udah, lama loe kayak siput... Ucapnya sambil menarik tanganku...Sekian dulu ya readers, kenalin aku tata. Masih pertama kalinya nulis cerita jadi maaf kalo ada typo atau bahasa yang sulit dimengerti...
Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Catching You
Teen FictionKau, wanita yang tak kusangka telah masuk dan memporak-porandakan hidupku yang tenang dan damai ini. ---Sebastian--- Menyebalkan adalah satu kata untukmu. Memang aku menyanyangimu, tapi sikapmu yang perduli ke semua orang membuatku harus sedikit men...