Anas POV
Sekitar pukul 7 malam, aku mengajak Nicho untuk makan di salah satu restoran di daerah Jakarta Pusat.
"Lu gapapa nik?" Ucapku saat nicho batuk batuk.
"Gapapa , udah yuk jalan."
"Tunggu."
Nicho menoleh kearahku dan menatapku bingung.
"Kenapa?"
"Akhir akhir ini gua liat lu banyak bengong, batuk batuk gajelas, terus sering banget diem. Ada sesuatu yang lo sembunyiin ya?" Jelasku.
"Ngga ada nas..... Apa yang harus gua sembunyiin dari lu?" Ucap nicho pelan.
"Gua gasuka diboongin loh nik."
••••••
Nicho POV
Kata kata itu membuat jantung gua berhenti derdetak.
"Gua gasuka diboongin loh nik"
Gua bener bener harus jujur sama dia. Gatau mau sekarang besok lusa atau kapanpun. Tapi, apa gua bakal tetep kyak gini sama dia kalo gua ngomong yang sebenernya?
"Tuh kan lu bengong lagi!" Ucap Anas.
"Nas gua bakal cerita. Tapi gak sekarang waktunya. Udah yuk cabut?" Balas gua.
"Janji ya lu?" Balas dia.
"Iya bosss. Ayuk" Ucap gua sambil menuntun Anas menuju pintu restaurant tersebut.
•••••
Anas POV
Aku dan Nicho melangkahkan kaki menuju pintu restaurant tersebut. Kamipun disapa dengan pelayan disana dan pelayan tersebut menanyakan untuk berapa orang dan ingin duduk dimana. Dan kami segera menuju meja yang disiapkan.
Aku melihat sekeliling restoran tersebut. Namun, mataku berhenti tepat di salah satu pasangan yang duduknya tidak jauh dari kami.
Pasangan itu terlihat........ Romantis. Sang pria menyelipkan rambut wanita yang berjatuhan ke belakang telinganya saat wanita itu makan. Wanita itu terlihat senyum sambil menatap pria didepanya.
Aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari mereka. Merasa dilihatin, sang wanita melihat ke arahku dan tersenyum.
"Anas?" Ucap wanita itu.
Karena sang pria duduk membelakangiku, saat ia mendengar wanitanya memanggilku, ia otomatis berbalik dan menatapku. Oh my shit.
Kinta dan Adi.
Mereka sepasang kekasih?!?!? Pantas saja aku seakan pernah melihat wajah kinta di dompet adi! Yaampun!
"Oh jadi sekarang sama sahabat gua ya di?" Ucapku sambil menatap mereka berdua bergantian.
"Lu sama jared sekarang?" Ucap Adi.
What the hell man? Jared?
"Hah? Jared?" Ucap gua yang sedang syok dibikin syok lagi. Gua segera menoleh ke arah Nicho.
"Iya jared. Lu gatau dia jared?" Ucap Adi lagi.
"Apa apaan sih lo!" Ucap Nicho tiba tiba.
"Loh? Kok lu malah yang ngamuk jar?" Balas Adi.
"Lu gausa adu dombain gua sama anas deh!" Ucap Nicho sambil berdiri mendorong Adi.
"Dih?"
Adi pun segera membalas dorongan Nicho dengan satu pukulan di pipi. Tak mau kalah, Nicho membalasnya dengan pukulan di perut.
Mereka pun berkelahi. Yap.
"Di , Nik! Apaan sih udalah kayak anak kecil aja!" Ucap gua sambil melerai mereka.
"Nik? Lu salah orang nas! Dia itu Jared!" Balas Adi sambil menunjuk ke arah Nicho.
"Apa apaan sih ini maksudnya?!?!?" Ucapku mulai kesal.
"Dia jared, nas. Bukan nak nik nak nik seperti yang lo panggil tadi." Ucap Adi lagi.
"Bener nik? Lu jared?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable.
Teen FictionTak kusangka. Ternyata. Musuhku selama ini. Orang yang ku benci. Adalah seseorang yang ku cintai. Yang telah mengambil harta yang ku jaga selama ini, my virginity. cerita mengandung sedikit 17++