Bab 1

361 30 1
                                    

Senin, 03 april 2023

Happy Reading

.
.
.
.
.


Aleta Zivanka Geraldine, wanita cantik bermanik hitam gelap. Begitu banyak misteri yang tersimpan rapat tentang dirinya. Di hadapan publik ia dianggap sebagai sosok manusia berhati malaikat. Karena banyak perbuatan baik yang ia lakukan, mulai dari membangun sekolah gratis untuk rakyat tidak mampu sampai panti asuhan bagi anak anak terlantar. Ia juga dikenal sebagai orang dermawan yang suka berbagi.

Terlahir dari keluarga berdarah biru kaya raya tak membuatnya tinggi hati, malah dengan kekayaan itu dia membantu orang banyak. Berbanding terbalik dengan sang ayah-Wiliam. Ayahnya itu termasuk dalam jajaran orang berpengaruh yang kebal akan hukum negara. Membuat pria paruh baya yang memasuki usia 55 itu bersikap semena-mena. Bahkan Elisa-ibu kandung Aleta kabur dari rumah dan tak pernah kembali.

Aleta adalah model sekaligus atlet beladiri taekwondo dan renang yang dikenal dunia. Faktanya ia tak hidup bahagia. Menjadi terkenal membuat hidupnya sering kali disorot publik.

Tak sedikit orang yang mengagumi sosoknya. Tapi di balik itu semua ia dituntut sempurna. Tingkah lakunya harus baik dan tak ada kesalahan barang satupun. Segaja maupun tidak disengaja.

Tiga hari lalu tepat pada hari anniversery ke 2 tahun, ia malah memergoki sang kekasih tidur di hotel bersama asistennya. Dan lagi ternyata mereka telah sering berhubungan badan. Hatinya sakit dan hancur berkeping keping.

Seolah semesta belum puas, ia kembali ditimpa masalah. Keesokan harinya tersebar video ia bertelanjang. Berita hoax itu membuat reputasinya hancur seketika. Banyak komentar miring mengenai dirinya. Semua brand ambasador memutuskan kontrak secara sepihak.

Lalu kemarin Aleta hampir saja mati kerena minumannya diracuni orang yang menyelinap kedalam rumah. Beruntung ia belum sempat meminum minumannya.

Dan hari ini sang ayah meninggal dunia. Pukulan telak yang membuat kondisinya makin memburuk. Sandaran yang menjadi tempat berkeluh kesah kini telah pergi, meninggal luka terdalam. Walaupun William sering bersikap kasar, tapi hanya ayahnya seoranglah yang mampu mengerti Aleta.

Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga.
Cobaan datang bertubi tubi, seperti derasnya air hujan.

.
.
.

Seorang wanita berparas cantik tengah mengendarai mobil sport keluaran terbaru. Membelah jalanan yang sepi sunyi di malam hari. Entah kenapa malam ini terasa sedikit berbeda dari biasanya. Angin berhembus kencang, membuat dedaunan terbang terbawa angin.

Tujuannya sekarang hanya satu, mencari dalang pembunuh ayahnya. Setelah lebih dari 3 jam berkutat di depan layar kumputer, dan berbuah manis. Lokasi komplotan pembunuh itu ketemu.


Lokasinya berada jauh, berjarak 4 km meter dari sini. Di sebuah rumah terbangkalai yang lama tidak berpenghuni. Mobil-nya kembali melaju dengan kecepatan diatas rata rata.

Setelah sampai di dekat lokasi Aleta menghentikan mobil, lalu memarkirkan kendaraan itu di balik rerimbunan rumput.

Dengan mengendap endap ia berjalan di pinggir rumah agar tidak ketahuan. Terdapat jendala rusak, ada celah kecil untuk melihat kedalam. Perlahan tapi pasti Aleta melihat kedalam. Namun nihil, keadaan di dalam cukup gelap yang hanya diterangi cahaya lampu remang-remang.

Kaki jenjangnya kembali berjalan pelan menuju pintu samping rumah. Pintunya sudah rusak dan setengah terbuka. Saat hendak masuk, terdengar suara erangan kesakitan.

Sepertinya ada korban lain yang sedang disiksa. Di dalam banyangan Aleta bersembunyi, mengamati semua kejadian. Pakaian berwarna hitam membantu menyembunyikan dirinya.

Bosan menunggu tanpa aba-aba Aleta memunculkan diri dari arah belakang sambil membawa pisau di tangan. Tanpa banyak bicara menghajar mereka satu persatu.

Bugh

Bugh

Krek

Pisau ditusukan ke tubuh lawan, darah begitu deras mengecur keluar. Seakan-akan tengah berlomba.

"ARGH"

Teriakan kesakitan begitu nyaring, suara geraman yang mampu membuat bulu kuduk berdiri. Total ada 32 orang pria dewasa di sini.

Dengan mudah dua puluh empat orang pria berhasil dilumpuhkan dan tersisa 8 orang. Mengalihkan pandangannya, Aleta menatap tajam ke arah para penjahat yang tersisa.

Salah seorang dari mereka mengambil pistol berisi peluru lalu menembakan lahar panas itu tepat ke dada Aleta. Namun, sayang seribu sayang ia kalah cepat. Aleta sigap menghindar dari serangan lalu balik menyerang.

Teriakan nyaring yang memekakan telinga kembali terdengar. Teriakan yang berasal dari pria berkumis panjang. Tak ayal tindakan tersebut membuat orang yang di sana ketakutan dan malah menambah semangat Aleta untuk berbuat brutal.

Kali ini tusukan mendarat tepat pada bola mata pria itu. Tak ada perlawanan, ia pasrah menghadapi nasib.

Perlu diketahui Aleta adalah atlet bela diri taekwondo yang meraih beragam prestasi di kaca dunia internasional sekaligus model prefosional. Di Usia 23 tahun dia menjadi miliarder termuda.

"Hai pria bau tanah, aku akan membawamu bertemu Tuhan."

Jlep

Pisau menancap sempurna di jantung pria terakhir. Lagi-lagi dia tak ada perlawanan, dan detik selanjutnya ia tewas.

Aleta terduduk melihat nanar wajah korban yang meranggang nyawa akibat perbuatan segerombolan penjahat.

Berbalik badan, Aleta berjalan keluar. Meninggalkan mayat manusia berserakan. Bahkan dengan sengaja ia menginjak-injak badan mereka.

Pintu mobil dibuka lalu Aleta masuk dan langsung mengganti pakaian tadi dengan pakaian lain. Di buangnya pakaian penuh darah itu tak lupa membakar sebelum ia pergi dari sana.

Semerbak bau parfum wangi menghiasi indera penciuman, berusaha menutupi bau darah yang tersisa. Raut wajah tenang menjadi topeng penutup kejahatan yang telah ia lakukan. Matanya menatap lurus ke depan, melihat jalanan yang kosong. Kini jam menunjuk pukul 12.01 tengah malam.

Senyum miring tercetak jelas. Menaikan kecepatan mobil di atas rata-rata. Aleta mengemudikan mobil melewati kelokan tajam. Tanpa diduga dari lawan arah ada sebuah mobil truk dengan kecepatan tak kalah tinggi melaju cepat menghantam mobil milik Aleta. Si pengemudi itu terus melaju kencang, tidak menghentikan laju kendaraannya yang telah memakan korban. Si sopir kabur tidak bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dia buat.

Aleta terpelanting keluar dari mobil, tubuhnya jatuh terguling di tebing pinggir laut lepas. Gelapnya malam juga menjadi alasan penyebab terjadinya kecelakaan. Susah payah ia mengukir senyum untuk terakhir kalinya. Darah mengalir dengan deras, berlomba-lomba keluar dari tubuhnya yang sekarang dipenuhi luka.

"Akhirnya aku bisa ketemu sama ayah lagi," Ucapnya lirih diakhiri dengan mata tertutup rapat.

Ayo vote, komen dan follow yaaa

Bye bye, sampai berjumpa lagi

Masuk Ke Novel ChinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang