BoBoiBoy milik Animonsta Studios
.
Prompt dari DekaAnderskor
yang ditulis oleh PausPink-
dan diedit pula oleh pemilik prompt.
.
.
Pinus
.
.
.
Embus angin kencang menerpa hutan pinus. Dahan-dahan pohon bergesekan satu sama lain bak berpegangan agar tak ikutan tumbang. Hawa dingin menyeruak menusuk kulit tanpa ampun. Tampaknya badai salju kian mengganas dari kemarin sore, tak ada pula tanda-tanda ingin berhenti.
Si pemilik mata biru itu dengan sabar menunggu di dalam kabin yang warnanya kini tak ada bedanya lagi dengan keadaan di luar. Dari balik kaca transparan yang buram karena salju, matanya berkilauan. Dari sejak salju pertama turun ke bumi, ia dilahirkan tanpa adanya warna apa pun yang menyertai.
Dia sibuk membuat palet neon bersinar agar bisa kembali mengalirkan warna baru untuknya. Namun, itu seperti sebuah kemustahilan. Apalah daya, ia hanya sebuah robot android tanpa teman. Kabin kayu yang telah lapuk digerogoti rayap itu menjadi penyandang tubuh seorang manusia tak bernyawa. Kini telah mengeras dan membusuk di pojok kabin, seandainya ia dapat mencium. Palet neon bercahaya yang terpojok dekat manusia itu, menjadi satu-satunya kesibukan baginya.
Demikian begitu banyak yang menghampiri, tetapi tak satu pun yang dapat diajaknya bercengkerama. Hutan pinus ini tak lagi menampakkan selembar pun dedaunan hijau, apa lagi memekarkan puspa bermacam warna. Meski dipenuhi pepohonan, hanya ada dahan dan ranting tua yang sewaktu-waktu roboh ditimpa angin kuat. Seorang diri di hutan pinus, mendekap kesepian yang digenggam erat. Seandainya ia juga manusia, mungkin sudah tewas seperti si Tuan.
Suatu hari, Tuhan memberinya sesuatu berkat doa-doa yang dipilinnya bak benang ke langit. Sesuatu yang bentuknya mirip seperti manusia yang mengeras di pojok kabin. Bersembunyi di bawah kolong meja dapur, gemetar tubuhnya berselimut dingin. Pipi ia merona bak buah delima, kulitnya sepucat warna salju yang menumpuk memenuhi hutan pinus, ada lebam besar di pipinya. Manik karamel yang bersinar itu menampakkan diri kala kelopak yang berselimut erat sedari awal terbuka lebar menatapnya.
Ia bertanya dalam benak, kapan pula si anak ini menyelinap masuk ke dalam kabinnya. Namun, tak disangkal perasaan yang melimpah ruah bahagia seperti ia berhasil mencapai warna baru. Padahal jelas betul bahwa hutan ini tak dapat dijamah manusia. Lagi pula, isinya hanya berupa gundukan salju yang kian hari, kian menumpuk. Sejak salju pertama turun, sejak itu pulalah hutan pinus tertutup dari dunia luar.
Siapa sangka pula, anak ini ternyata tersesat. Terpisah ketika diam-diam mengikuti kelompok petani yang mencoba mencari peruntungan di hutan pinus. Namun, yang didapat malah terjangan badai salju tanpa ampun. Ia mengira, sepertinya si manik karamel itu menyelinap lewat jendela untuk menghindari badai salju.
Suara derit kayu yang menjadi pelapis kabin itu menjadi pertanda, si manik karamel berusaha keluar dari kolong meja. Ia tak menyangka, anak itu sangat pendek dibanding manusia tanpa jiwa di pojok sana. Tubuh anak itu tak lagi gemetar, pipinya semakin memerah karena dingin menusuk-nusuk kulitnya. Manik itu kian membesar tatkala dia berusaha menyentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi KEB 2022
Fanfiction[Update chapter terakhir!] Seseorang terlupa pada pertemuan di kala hujan. Maaf terucap, pada lingkar labirin di akhir tahun. [Antologi, no pairings.] [Cover by Nyankuro, DC, and DK_]