Kini mereka telah sampai di tempat yang ingin mereka kunjungin, namun bukan pantai melainkan ke sebuah cagar alam yang terbilang unik di Bali, kini mereka sedang berada di Monkey Forest Ubud. Terdapat banyak sekali monyet yang dapat mereka liat dengan bebas.
Mereka memilih pergi ke tempat ini atas permintaan Raga, yang sebelumnya telah mencari tempat yang wisata yang bagus untuk mereka kunjungin selain pantai. Bukan karena tidak menyukai pantai, namun Raga ingin menjelajahi tempat yang unik dan belum pernah mereka kunjungi sehingga akan menjadikan sebuah pengalaman yang menyenangkan.
"Harusnya kita jangan ke sini." Semua mata menatap pada Arla dengan bingung.
"Soalnya, kita jadi ga bisa bedain yang mana monyet sama Frans, mirip banget," lanjut Arla yang mengundang gelak tawa.
Sementara Frans sudah menatap Arla dengan kesal, sejak di mobil hanya dirinya yang selalu menjadi korban mereka. "Lu ada masalah apa si sama gua? Gua mulu yang kena."
"Bukannya yang diomongin Arla bener ya? Gua aja sekarang bingung, lu monyet atau Frans." Aqilla berhasil membuat mereka kembali tertawa.
Frans mengelus dadanya bersabar, dia harus terbiasa dengan ledekan mereka karena mereka akan menghabiskan waktu bersama selama seminggu. Dia bukan marah namun merasa malas karena ada saja perdebatan yang terjadi.
"Gua udah capek di jalan, mending kita mulai keliling biar seger dikit mata ngeliat bule," ucap Frans membuat mereka menatapnya dengan malas.
"Bule aja ga ada yang mau sama lu, udah deh ga usah debat lagi, ayo jalan." Naura memimpin jalan seakan menjadi pemandu mereka.
Begitu banyak ribuan Kera, dan itu menjadi hal yang unik karena mereka belum pernah mengunjungi tempat yang hanya berisikan Kera. Jika pun pernah, mereka hanya melihat di Safari bersama dengan hewan yang lainnya.
Tidak heran jika banyak pengunjung yang datang, suasanya juga begitu menyenangkan karena terdapat banyak pepohonan sehingga menjadi sangat teduh. Bahkan Queen dkk sejak tadi asik mengabadikan moment dengan mengambil gambar atau pun berfoto.
"Fotoin gua dong," ucap Arla, dia ingin memasukkan fotonya ke twitter atau pun ke instagram.
"Sini gua fotoin." Verrel yang sejak tadi memegang kamera, bersiap untuk mengambil foto Arla. Untung saja mereka membawa kamera sendiri sehingga bisa mendapatkan hasil foto yang bagus.
"Mau foto berdua ga?" Tanya Rangga pada Queen, gadis itu melirik Rangga sekilas lalu berlalu menjauhi Rangga.
Mereka berdua belum berdamai, bahkan sepertinya tidak akan berdamai terlihat dari sikap Queen yang sejak di mobil selalu menjauhi Rangga. Namun hal itu tidak akan membuat Rangga menyerah untuk meminta maaf karena semuanya atas kesalahan dirinya sendiri.
"Queen, lu ga mau foto sama gua?" Rangga mengikuti Queen yang kini menggengam tangan Raga dengan erat.
Gadis itu masih saja diam seakan tidak mendengar ucapan Rangga, mengabaikan abang ketiganya yang sejak tadi berusaha untuk mengajaknya berbicara.
"Ditanya sama Rangga tuh, di ajak foto bareng," ucap Raga membuat gadis itu menengadah menatap Raga.
"Males foto bang, tapi kalau bang Raga mau foto sama gua sih ayok aja." Queen tersenyum kecil.
Jujur saja, dia ingin menangis sekarang juga karena sudah berusaha menjauhi Rangga. Dia tidak bisa mendiamkan abangnya itu lebih lama, namun perkataan Rangga tadi masih tersimpan dengan jelas di ingatannya, bukan marah namun lebih ke kecewa karena dia akan mendengar ucapannya yang menurutnya kasar.
"Kalau mau foto sama gua, lu harus foto sama Rangga dulu. Dia duluan yang ngajak lu foto." Raga harus menghargai usaha Rangga, bagaimana pun mereka saudara kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Brothers [ON GOING]
Novela Juvenil[Follow sebelum baca] Jika orang bilang mempunyai kakak laki-laki itu enak maka bagaimana jika kalian mempunyai kakak laki-lakiyang sifatnya dingin semua bukan hanya 1 namun ada 3, namun sifat dingin hanya menjadi topeng bagi orang lain. Ini kisah t...