Chapter 20💀

8.9K 874 81
                                    

Revan, Gilang dan dika kini berada di tempat tongkrongan mereka. Mereka sering kali menongkrong di caffe cempaka setelah pulang sekolah.

"Kalian berdua gak usah khawatir, kita gak akan ketauan soal jebakan di gudang itu" ucap revan seraya meminum jus pesanannya.

"Van, gue takut. Dari awal gue udah nolak ajakan lo buat celakain si reva. Dan sekarang terbukti kan? kasusnya makin melebar, bahkan pihak kepolisian sampe turun tangan" seru dika.

"Dika bener van, kalo semisal masalah ini ketemu siapa dalangnya, lo jangan bawa-bawa nama kita. Karna dari awal kita udah nolak ajakan lo ini" timpal Gilang.

"Lo berdua kenapa sih? kok mendadak jadi pengecut gini? udahlah tenang aja, gue pastiin gak akan ada yang tau kalo kita pelakunya" ucap revan.

"Gimana kalo si alex buka mulut? gimana kalo dia ngadu, kalo lo yang nyuruh si adel ke gudang dengan mengatasnamakan bu mirna?" tanya Gilang.

"Kalian tenang aja, alex udah gue beresin. Kalian jangan takut lagi, santai aja. Berlaga seolah-olah kalian gak tau apapun tentang kasus ini" jelas revan.

Gilang dan dika saling pandang, dan detik berikutnya mereka mengangguk pada revan.

Revan melihat jam di pergelangan tangannya. Kini waktu menunjukkan pukul 5 sore.

"Balik yu, udah sore juga nih" ajaknya pada Gilang dan dika.

Mereka pun berpencar, Gilang dan dika yang mengambil jalur kiri, sedangkan revan mengambil jalur kanan sendiri.

•••

Marsha menghentikan mobilnya di sebuah rumah. Rumah antik bangunan zaman dulu yang tak terlalu besar juga tak terlalu kecil.

Ia turun dari mobilnya. Ia menghembuskan nafasnya lega, saat melihat keberadaan motor kathrin disana.

Rumah ini merupakan rumah milik kathrin. Rumah pemberian papanya, hadian ulang tahun saat kathrin berumur 10 tahun. Tanpa basa-basi lagi, Marsha menghampiri rumah itu.

Tok Tok Tok

Marsha mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Namun sama sekali tak ada jawaban. Ia tak menyerah, Marsha kembali mengetuk pintu.

Tok Tok Tok

"sayang, ini aku, Marsha. Aku tau kamu di dalem, plis open the door. Buka pintunya" pinta Marsha masih terus mengetuk pintu rumah itu.

Sekitar 10 menit lamanya, akhirnya pintu terbuka, menampilkan sosok kathrin disana.

"ka Marsha, kamu ngapain kesini?" tanya kathrin.

Marsha yang tadinya membelakangi pintu pun menoleh, ia langsung mendekat dan memeluk kathrin.

"Aku yang harusnya tanya kamu, ngapain kamu ada disini?" tanya Marsha masih dalam posisi memeluk kathrin.

Kathrin sebenarnya tak mau membalas pelukan Marsha, namun ia tak bisa berkilah, bahwa ia sangat merindukan kekasihnya itu. Dengan cepat kathrin melepaskan pelukannya.

"Aku cuma lagi pengen kesini, kamu kenapa susul aku?" tanya kathrin yang kini memegang kedua pundak Marsha.

"Kamu kenapa? kamu marah sama aku?" tanya Marsha.

"Maksudnya?" bingung kathrin.

"Aku sama azizi gak ada hubungan apa-apa. Kita cuma partner kerja, gak lebih. Jangan cemburu sama dia, sampe kapanpun aku bakalan tetep cinta sama kamu. me always love you" jelas Marsha.

"Adel cerita ke kamu?" tanya kathrin.

"aku yang paksa dia buat cerita, maafin aku. Aku gak cerita soal azizi ke kamu, karna aku takut kamu marah kaya sekarang" ucapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

call me mommy [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang