Happy reading gaes✨
***
Gavin mengerjap bingung saat menatap Ghea yang masih memeluknya. Bocah itu sebenarnya tak terlalu paham maksud omongan Ghea, mengapa orang asing ini tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai Mama?
Saat Gavin mendongak dan menatap ke tempat Luna sebelumnya berada, ia tak mendapati Luna di sana. Sontak, bocah itu dibuat panik.
"Mommy Luna!" panggil Gavin. "M-mommy Luna di mana?"
Cakra yang mendengar ucapan Gavin langsung menjauh dari Ghea. Ia baru menyadari Luna sudah tak ada di tempat, kini ia panik seperti Gavin.
"Mau sama Mommy Luna!" rengek Gavin sambil memberontak dari pelukan Ghea.
"Gavin, tenang. Di sini aja sama Mama," kata Ghea yang enggan melepaskan Gavin.
"Nggak mau! Apin mau sama Mommy Luna!" seru Gavin, bocah itu terus memberontak. "Lepas! Huaaa!"
Tiba-tiba Gavin menangis, ia tak mau Luna pergi meninggalkannya, dan wanita yang baru saja mengaku sebagai Mamanya malah tak mau melepaskannya.
Ghea tampak kaget melihat Gavin menangis, akhirnya ia langsung melepaskan Gavin dari pelukannya.
Gavin berlari menjauh untuk mencari Luna, Cakra yang melihat itu pun langsung menyusul Gavin tanpa berpamitan pada Ghea.
Ghea mematung di tempat. Apakah Gavin sedekat itu dengan Luna? Bahkan langsung panik dan menangis saat tahu Luna pergi.
"Apin! Jangan lari-lari!" teriak Cakra.
Gavin tak menggubris. Bocah itu masih tetap berlari mencari Luna sambil menangis, panik karena Luna tiba-tiba menghilang, ia tak mau ditinggal.
Gavin sangat senang ketika tahu punya Mama seperti Luna. Ia suka bersama Luna yang lucu, baik, dan mau bermain dengannya. Ia tak mau Luna pergi, nantinya tak punya Mama lagi. Ia hanya mau Mama yang seperti Luna, bukan Mama yang lain.
Saat melihat Luna naik ke atas motor ojek online, tangis Gavin semakin deras.
"M-mommy! J-jangan tinggalin Apin!" teriak Gavin.
Luna menoleh dengan tampang kaget saat melihat Gavin. Ia bergegas turun dari atas motor.
"M-mommy! Huaaa!"
Gavin berlari mendekat ke arah Luna. Tidak memperhatikan sekitar, bocah itu tersandung batu hingga jatuh ke arah depan.
Bruk!
"Apin!" pekik Luna.
Dengan tampang panik, Luna menghampiri Gavin lalu membantu bocah itu berdiri. Terlihat lutut Gavin berdarah, begitu juga telapak tangannya yang digunakan untuk menahan tubuh.
"S-sakit, Mommy ..." rengek Gavin.
"Duh, makanya jangan lari-lari. Cup cup ... sini gendong," kata Luna, kemudian meraih tubuh Gavin dan menggendongnya.
Luna menepuk pantat Gavin untuk menenangkan bocah itu yang masih menangis. Gavin memeluk erat leher Luna, seolah tak mau melepaskannya.
Luna mendekati driver ojek online lalu mengeluarkan uang sebanyak harga yang harus dibayar untuk perjalanan ke rumahnya.
"Maaf, Pak. Saya nggak jadi naik, ini bayarnya," kata Luna sambil menyodorkan uang itu.
Untungnya driver itu tak protes dan menerima uang pemberian Luna sambil berterima kasih, kemudian pergi dari sana. Ia sempat menatap heran ke arah Luna, terlihat masih muda tetapi anaknya sudah sebesar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)
Romance"I want you," bisik Cakra di telinga Luna dengan suara seksinya. Akibat sakit hati diputuskan oleh pacar tersayang, Luna (19 tahun) berakhir menghabiskan malam di sebuah club malam milik teman kuliahnya. Pertama kalinya mabuk-mabukan, Luna sampai me...