HAPPY READING
______________________________________Part 29: DUA PERAN
Tujuan hidup memang berbeda-beda. kalau tujuan hidup saya adalah selalu bersama mu boleh?
______________________________________
Usai dari danau Kristan, dan Lintang sepakat untuk menuju rumah sakit. Lintang bernafas lega karena ada orang baik yang ingin menolongnya. Dan kini setelah menempuh perjalanan kurang lebih 18 menit mereka akhirnya sampai di rumah sakit.
Mereka berdua segera masuk, dan memeriksa keadaan Lintang ke dokter tulang, apakah memungkinkan untuk sembuh atau tidak.
"Bagaimana dok?" tanya Kristan usai Lintang menjalankan pemeriksaan mulai dari rontgen, dll.
"Dari pemeriksaan yang pasien Lintang jalani, pasien mempunyai kemungkinan untuk berjalan kembali," jelas sang dokter laki-laki dengan badname Askara aditya. "Namun harus menempuh waktu yang lama mengingat cedera ini sudah terjadi cukup lama."
Raut wajah Lintang nampak putus asa, dirinya takut jika pengobatan yang dilakukan berakhir sia-sia. Kristan yang mengetahui raut wajah gadis disampingnya berubah pun langsung menggenggam tangan Lintang, "Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja."
Wajah Kristan kembali menatap Dokter Adit. "Lakukan semua pengobatan untuk Lintang, dok. Yang terbaik, berapa biayanya bakal saya bayar tapi tolong berikan yang terbaik. Agar Lintang bisa kembali berjalan."
Dokter Adit tersenyum tipis akan ketulusan hati Kristan kepada Lintang. "Baik. Pengobatan bisa dilakukan mulai hari ini. Dan saya akan membuatkan jadwalnya."
Usai Dokter membuat jadwal pengobatan, Lintang pun mulai menjalankan serangkaian pengobatan untuk kesembuhannya. Tetapi sebelum Lintang menjalankan pengobatan Kristan membisikkan sesuatu ditelinga Lintang, "Jangan ragu. Yakinkan bahwa kamu bisa sembuh my girl. I'm always here."
>>><<<
Wajah Lintang tidak semangat usai pengobatan yang ia jalani tadi. Penyebabnya karena pengobatan pertama nya tidak menimbulkan reaksi apa-apa, sebenarnya dokter sudah bilang bahwa itu hal yang biasa namun, Lintang tetap mengawatirkan nya.
Kini mereka berdua tengah berada di mobil. Kristan mulai menggenggam tangan Lintang, "Udah gapapa, dokter kan udah bilang itu hal yang wajar, cantik."
Lintang menoleh menatap wajah laki-laki penolongnya. "Kalau semuanya berakhir sia-sia gimana? A-aku takut."
Kristan mengelus tangan Lintang menggunakan ibu jarinya, lalu mengecupnya pelan. "Kamu pasti bisa. Kamu harus percaya kalau kamu bisa untuk sembuh. percaya sama aku ya my girl."
KAMU SEDANG MEMBACA
LAMP OF MY LIFE
Teen FictionCerita ini mengisahkan seorang gadis yang terombang-ambing dengan masa lalu kelam nya. Kepribadian yang tak selaras melekat dalam dirinya, saat bersama keluarga gadis itu mampu bercanda tawa namun berbeda saat berada dilingkungan luar dirinya sangat...