Chapter 5

459 40 5
                                    

Setelah si paman keluar, berkata dia akan memikirkannya, ada keheningan di dalam ruangan. Tidak begitu tidak nyaman. Aku menunduk pada polaroid di meja untuk waktu yang lama. Wajah tanpa ekspresi yang menatap kamera hanya terlihat canggung bagiku, yang bahkan tidak menatap cermin dengan benar selama lima tahun. Foto itu mungkin menjadi awal karirku di depan kamera mulai sekarang, tapi rasanya tidak nyata bagiku.

"Kau kenal Yoohan hyung sebelumnya?"

Perlahan mengangkat kepala, aku membuat kontak mata dengan pemuda yang punya ekspresi serius. Dia mungkin berumur 21 atau 22? Wajah itu lebih terlihat lucu daripada maskulin. Segera setelah aku menatapnya tanpa menjawab, dia menjadi agak malu.

"Ah, apakah seharusnya aku tidak menanyakan itu?"

"Tidak. Kau bisa menanyakan apa pun yang kau mau. Tapi apakah aku akan menjawabnya adalah hal lain. Karena aku belum mempercayaimu."

"Kau bisa percaya padaku." Dia menambahkan dan berjanji. "Yoohan hyung juga tidak menyukaiku. CEO Choi memperlakukanku dengan sangat baik..."

Dia mengerutkan dahi dan menurunkan pandangan seolah-olah sedang mengingat masa lalu.

"Yoohan hyung adalah salah satu aktor yang terkenal di perusahaan kami. Bahkan ketika kami ada di perusahaan yang sama, dia punya sifat yang egois jadi kami tidak dekat, tapi aku tidak mengira dia akan mengkhianati kami seperti itu saat kontraknya berakhir. Meskipun perusahaannya tidak besar, jarang ada orang baik seperti CEO Choi di industri ini. Dia menghargai keinginan aktor, mendukung apa yang ingin mereka lakukan, dan bertahan sampai mereka sukses. Tapi saat Yoohan hyung baru saja naik daun karena direktur..."

Bergumam seolah-olah sedang depresi, dia mengangkat pandangan lagi.

"Saat sudah waktunya untuk memperpanjang kontrak, dia meminta uang muka sebelumnya, jadi CEO-nim bekerja sangat keras untuk mengumpulkan beberapa ratus juta won. Tapi ternyata dia sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan lain. Sungguh... saat aku memikirkan apa yang terjadi dulu."

"Lalu kenapa kau tidak mengambilnya kembali?"

Saat aku bertanya, dia menghela napas keras-keras.

"Tentu saja kami ingin mengambilnya kembali. Jadi CEO mengajukan gugatan, tapi pihak Yoohan hyung merespons kalau itu adalah alimoni karena dia tidak menerima uang yang dia peroleh saat bekerja di agensi kami, jadi percobaannya memakan waktu yang lama. Tapi itu tidak masuk akal. Dia selalu mengambil uang dari CEO terlebih dahulu, bilang kalau dia membutuhkannya. Hanya CEO-nim kami yang dibuat menjadi pemilik bisnis yang jahat. Butuh sekitar setahun untuk mendapat keputusan percobaan pertama. Pengacaranya sangat gigih... pada akhirnya, diputuskan bahwa kami hanya akan mendapat 1/5 jumlah asli yang diambil. Tch, bahkan kalau kami menerimanya, itu tidak cukup untuk membayar pengacara saat itu. Masalahnya adalah kami bahkan tidak bisa mendapatkan uangnya karena kami meminta dari pihak lain."

Melankoli kembali tersebar di matanya meskipun dia mencoba menceritakannya dengan suara ceria.

"Insiden itu sangat melukai perusahaan. Setelah kehilangan banyak uang sekaligus, kami masih harus membayar pengacara, dan para investor memcoba mengambil kembali uang mereka karena artis populer pergi... Pada akhirnya, kami harus membatalkan gugatan karena tidak punya uang. Karena keadaan perusahaan memburuk, anggota lainnya pergi. Butuh waktu yang sangat lama agar perusahaan bisa berkembang, tapi langsung runtuh dalam sekejap..."

"Kau tidak pergi."

Saat aku mengatakannya, dia menggaruk kepalanya malu-malu, berkata, "Ah, itu..."

"Aku berutang banyak pada bos. Supaya bisa akting, aku harus datang dan pergi dari tempat ke tempat sejak SMA, dan tempat lainnya tidak menerimaku. Yah... aku punya fobia kamera. Haha~ Lucu, kan?"

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang