Chapter 6

372 32 0
                                    

Segera setelah aku turun ke lantai tempat mereka menunggu, si paman soda melihatku dan berteriak.

"Astaga! Apa yang terjadi dengan wajahmu?!"

"...karena orang gila."

Si paman bergumam mencoba memahami pernyataanku, matanya membelalak.

"Orang gila? Di perusahaan? Di waktu selarut ini?"

Bahkan si pemuda melebarkan matanya seperti pria tua dan terkejut, dan berbagai pertanyaan meluncur keluar. Aku bahkan mengganti pembahasan karena tatapan mereka yang begitu membebani.

"Apa kau akan menandatangani kontrak denganku?"

"Huh? Oh, yang perlu kau lakukan denganku bukan kontrak, tapi janji untuk sekarang. Kontrak yang sebenarnya itu dengan perusahaan, dan kau harus lolos wawancara... Tidak, kalau kau benar-benar mau melakukannya, dengarkan aku dulu baru putuskan."

Lalu dia mulai menakutiku.

"Kau tidak akan pernah bertahan di bidang ini kalau kau tidak punya tekad. Supaya sukses dengan cepat seperti yang kau mau, kau harus bertekad menjalani berbagai macam hal. Bidang ini adalah pertahanan hidup total untuk yang paling cocok, jadi mereka melakukan hal-hal kotor yang bahkan tidak bisa kau bayangkan, seperti mencuri peran sekecil apapun. Bahkan kalau kau beruntung mendapat peran lewat usaha keras, sudah biasa kalau peran diganti sehari sebelum syuting. Kalau kau lemah akan kegagalan atau kemunduran, lebih baik tidak memulai sama sekali."

"Aku paham."

"Bukan cuma itu. Pengkhianatan oleh orang yang kau percaya itu sudah biasa, dan bahkan melakukan hal-hal kotor... Kalau kau mau mencari sponsor, kau harus siap mengisap kemaluan pria tua berumur 70 tahun. Apa kau benar-benar akan melakukannya?"

"Manajer-nim."

Ketika aku memanggilnya, aku melihat matanya penuh kekhawatiran.

"Aku tidak senaif itu dan aku bukan orang yang baik."

"Tapi tetap saja..."

"Aku hanya butuh kau membantuku seperti yang biasa kau lakukan. Aku akan melakukan sisa pekerjaan yang kotor dan sulit."

Menatapku lama, dia bertanya padaku lirih.

"Apa yang sebenarnya dilakukan Myeongshin?"

"..."

Aku ragu sesaat. Dia orang yang baik, aku bisa merasakan kalau dia sungguh-sungguh khawatir padaku. Aku tahu aku tidak boleh terbawa suasana balas dendamku, tapi aku mungkin tidak akan mendapat kesempatan lagi. Pemikiran itu menghilangkan beberapa rasa bersalahku, dan aku membuka mulut.

"Mirip dengan apa yang terjadi padamu, CEO-nim." Aku menambahkan seolah-olah itu bukan sesuatu yang spesial. "Hanya membayar kembali apa yang telah kulalui."

Lalu aku berdiri dari tempat duduk dan menunjuk jam di dinding.

"Aku mau kembali tidur, aku harus bekerja."

Mereka berdua juga langsung berdiri.

"Maaf membuatmu datang selarut ini. Aku biasanya tidak tinggal sampai jam segini, kalau aku tahu ini bakal terjadi, aku seharusnya memesan bossam, atau akhir-akhir ini McDonald yang terbaik."

Saat pikiran dan tubuhku menjadi terlalu lelah untuk mengikuti percakapan ini, ponsel manajer berbunyi. Dia mengambilnya dan memulai dengan permintaan maaf. Keheningan yang ramah datang dan aku segera menunggu lift tiba. Tetapi, suara manajer yang menjawab telepon terdengar aneh.

"Ketua Park, Anda menghubungi saya selarut ini! Apa yang- Ah, Anda harus bekerja lembur sampai jam segini. Anda telah bekerja keras. Ah- Apakah Anda menangis? Eh? Anda ingin berhenti kerja karena atasan Anda?... Ah, Anda hanya bercanda. Haha~ Kedengarannya seperti Anda serius... Maaf. Omong-omong, apa- Ya, itu benar. Ah! Besok? Tapi... Eh? A-Anda tidak tahu apakah Direktur Yoon akan hadirp?! Ah, saya paham."

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang