Chapter 1

173 28 1
                                    

Opening song!

*******************

Kesultanan Turkiye merupakan negeri yang cukup damai di benua Rumelia dimana negara itu disebut sebagai negara yang subur dan juga sebagai negara yang menghasilkan orang-orang cerdas. Kesultanan Turkiye berbatasan dengan beberapa negara yaitu dibarat dengan kekaisaran suci Javaria, di Utara dengan kerajaan elf Belwood di tenggara dengan kerajaan Avira dan diselatan dengan negara kepulauan Abara. Selain negara itu masih banyak juga negara-negara kecil lainnya yang berada di benua tersebut.

Sedangkan di taman istana yang berada di ibukota kesultanan terlihat seorang pemuda berusia 17 tahun sedang bersantai dengan menikmati tidur siangnya, ia adalah Mahmud Ibrahim.

Mahmud merupakan pangeran kedua di kesultanan dimana kesehariannya hanya bermalas-malasan dan menikmati kemewahan yang berada di istana.

"Angin sepoi-sepoi di siang hari emang mantep banget, emang cocok tempat ini dijadiin tempat buatku tidur siang."

Mahmud pun berusaha untuk tidur dan menikmati angin yang menerpa tubuhnya ia sengaja pergi ke taman untuk mencari kedamaian untuk dirinya sendiri.

"Pangeran jadi anda bersembunyi disini hah!"

"Khh! Ternyata kau Shara..."

Mahmud berusaha untuk kabur setelah mengetahui Shara datang akan tetapi tiba-tiba kakinya diikat oleh sesuatu yang dilempar oleh shara dan membuatnya terjatuh.

"Lepaskan aku! Beraninya kau kasar seperti ini kepada pangeran?! Aku ingin tidur siang!!"

"Pangeran bukankah ini kelas kaligrafi mu?! Kenapa kau malah membolos! Cepat kembali apa kau tidak malu kepada sultan!"

"Aku merasa bosan lagipula aku sudah menguasai seni kaligrafi jadi buat apa aku mempelajarinya?!"

Plak!

"Jangan banyak tanya pangeran! Cepat kembali!"

Shara langsung menyeret kaki Mahmud yang terikat yang dimana Mahmud berusaha untuk memberontak tapi alhasil seluruh tubuhnya malah terikat juga.

Kejadian Mahmud yang diseret itu jelas disaksikan oleh semua orang yang ada di istana, bagi mereka kelakuan Mahmud sudah biasa jadi tidak wajar bahwa Mahmud sering disebut sebagai 'pangeran tak berguna'.

Mahmud hanya pasrah ketika ia dibawa ke kelas kaligrafi yang dimana ia pun mengikuti kelas itu selama 2 jam dan ketika kelas selesai wajahnya tampak kusut tapi Shara memiliki wajah yang cerah.

"Selamat pangeran anda sudah menyelesaikan kelas kaligrafi anda."

"Shara...kau pelayan yang menjengkelkan entah kenapa aku cukup kesal denganmu."

"Terimakasih atas pujiannya kalau begitu anda bisa beristirahat sekarang."

Mahmud ingin marah tapi tenaganya sudah tidak ada akibat kelas yang harus ia hadiri, didalam benaknya ia hanya ingin makan siang karena perutnya terasa lapar.

Mahmud pergi menuju dapur karena ia berpikir keluarganya sudah makan siang lebih dulu jadi dia memilih untuk makan di dapur. Ketika sampai di dapur istana ia mengambil sisa-sisa makanan yang belum habis karena bila dibuang akan mubazir.

"P-pangeran anda tidak perlu memakan sisa makanan itu, aku akan membuatkan yang baru.."

"Tidak perlu lagipula makanan ini masih layak untuk dimakan kalau dibuang mubazir dan Allah akan marah pada kita."

The second prince of Turkiye.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang