WARNING!!
BLOOD AND ABUSE CONTENT!!
Mohon maaf sebelumnya
Untuk yang tidak menyukai bagian kekerasan, dan darah, silahkan skip saja yaa
Terima kasihooo
Ruangan tersebut begitu gelap, dengan bau amis yang menusuk indera penciuman begitu tajam. Membuat keempat orang yang berdiri dengan kedua tangan terikat keatas di tengah ruangan bergetar ketakutan. Dua diantara mereka bahkan sudah menangis terisak. Sementara dua lainnya berusaha untuk menenangkan diri, walau tak bisa memungkiri jika di dalam otak mereka sudah terpikirkan kejadian serta hal mengerikan.
Atau mungkin memang itu bukanlah hal yang hanya sebatas dalam pikiran mereka. Karena sejatinya, seseorang yang kini berjalan memasukki ruangan pengap dengan bau tak sedap itu sungguhlah mengerikan.
Satu kursi yang sejak tadi kosong kini ditempati oleh orang itu. Keempatnya tak dapat melihat sosok tersebut lantaran jarak mereka berkisar 8 langkah. Hingga cahaya lampu yang berada tepat di atas mereka tidak mampu menerangi hingga ke tempat orang tersebut.
"S-siapa kau?! Kenapa menculik kami?!"
Salah satu diantara 4 gadis itu menjawab begitu lantang. Namun lebih tepatnya berusaha untuk mengeluarkan suara seperti itu, karena sejujurnya ia pun tidak memilikki keberanian begiti besar.
Bisa dibilang, ketika seseorang itu masuk ke sana suasana menjadi semakin mengerikan. Auranya begitu kuat menekan dan, meski tidak melihat bagaimana orang tersebut menatap, tapi mereka merasakan intimidasi yang sangat tajam.
"Kau ingin uang?! Jika kau ingin uang, cukup beritahu kami nominalnya!"
Tidak ada sahutan apapun. Meski para gadis itu menyalak dengan berani, tapi tidak ada jawaban. Hingga akhirnya pemuda tersebut terkekeh pelan. Ia merasa lucu saat mendengar keempat gadis itu berkata angkuh di tengah rasa ketakutan, berbicara jika kedua orang tua mereka bisa memberikan apa saja yang menjadi permintaannya.
Apakah gadis itu sedang berbicara dengan tembok saat ini? Bahkan jika bisa dibilang, orang tua mereka yang tidak akan mampu berkutik kala mungkin berhadapan dengannya.
"Kau tertawa?! Jika orang tua kami tahu hal ini, kau pasti tidak akan lepas begitu saja! Sekarang sebutkan apa yang kau minta dan cepat lepaskan kami!"
"Well, kalian berisik sekali nona-nona."
Suara yang terdengar tidak asing itu menyapa indera pendengaran mereka. Ketika seseorang tersebut berdiri dan mulai beranjak dari tempatnya, mereka menahan nafas. Tiap ketukkan dari langkah sepatu yang menggema bagaikan seperti menghitung waktu. Dan ketika sosok tersebut berhenti tepat beberapa centi di hadapan mereka, barulah keempat gadis itu membelalak terkejut.
Pemuda rupawan itu tersenyum manis, namun dibaliknya terdapat suatu hal. Dan pasti hal tersebut tidaklah menyenangkan.
"T-Taeyong.."
"Yes, i am. Kenapa? Terkejut? Oh! Lihat wajahmu itu nona, lucu sekali hingga membuatku ingin mencongkel kedua matamu detik ini juga," katanya dengan begitu santai disertai ekspresi wajah yang dibuat seolah gemas.
Keempat gadis itu menelan saliva susah payah. Jika biasanya mereka melihat Taeyong dengan senyuman ramah, tapi kali ini yang terlihat justru sebaliknya. Pemuda rupawan yang mereka sukai itu mengeluarkan seringai kejam.
Onix tajamnya memindai mereka satu per satu. Sebelum memutuskan untuk mendekati salah satu dari keempatnya yang berada di posisi pojok kanan. Berdiri di hadapannya dengan wajah datar, menatap dari ujung kepala hingga kaki gadis itu. Menatap remeh dan hina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster 🔞
Fanfiction_ 4th TaeYu Fanfiction _ Yuta menyerah dengan hatinya bermaksud untuk membuat orang yang ia cintai selain keluarganya, merasa bebas dan bahagia. Tapi, justru keputusan itu menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Yuta tidak mengerti. --- * WARNING...