11

2.6K 146 25
                                    

" indah kan , anata " dua pasangan berbeda surai berpelukan dibawa pohon sakura menonjolkan kesan Romantis dalam hubungan suami isteri

"Hm mm , seperti mu " ujar pria tersebut dan diakhiri dengan kekehan geli . " Mo , kau membuatku malu saja " wajah pasangannya memerah malu .

"Hmmm" wanita itu mengeratkan pelukannya pada si suami membuatkan si suami hanya tersenyum tulus melihat perlakuan istri nya .  " Hiks jangan pergi ... " si wanita mengencangkan pelukannya pada si suami .

" Berjanjilah pada ku , untuk tetap hidup bahagia dan sempurna meskipun tanpa ku di sisimu .. , Naruto "

" Tidak ! Tidak ! Kau tidak akan pergi meninggalkan ku lagi ! Maafkan aku yang egois , Sasuke ! Hiks " wanita itu aka Naruto mencoba menggapai tubuh si suami yang menjadi abu keemasan berterbangan kemana mana .

"Aku mencintaimu ..."

"HKKH ! " Mata Naruto melebar , dadanya naik turun karena nafasnya yang tersengal . Tanpa sadar air mata mengalir di pipinya menggambarkan perasaan si empunya pada saat itu .

" Apa maksud semua ini ? Kenapa mimpi itu terus menghantui ku " tanya Naruto dengan suara yang bergetar . Tangannya meremas selimut yang menyelimuti sebagian tubuhnya .

"Kaasan menangis lagi ?" Tanya anak bersurai raven dengan mimik wajah yang sedih

"Ah menma ! Huu anak Kaasan pintar ya bangun duluan dari kaasan hum "  Naruto langsung menghambur memeluk dan mencium setiap inci wajah anaknya . "Kaasan cuman mimpi dikejar monster besarr , kaasan kan jadi takut , karena itu kaasan menangis " alasan Naruto yang dibuat buat .

"Tidak apa ! Ketika Menma besar nanti , Menma akan senantiasa melindungi Kaasan hum !" Ucap Menma semangat .

"Nah makanya , belajar yang rajin rajin ya !! Berlatih dengan giat agar Menma bisa sekuat Tousan !" Ah Naruto kelepasan.. tetapi ia tetap mempertahankan senyumannya .

" Um ! Menma ingin seperti Tousan ! Daa Menma ingin bermain besama Inojin ya Kaasan !" Menma turun dari kasur lalu berlari keluar dari kamar Kaasannya .

"Hati hati !"

"Haaa'iiii" terdengar suara Menma yang semakin jauh . Naruto melumturkan senyumannya , suasana hatinya menjadi sedih kembali . Dimana Sasuke ? Apa Sasuke benar benar meninggalkannya ? Apakah ia tidak layak mendapatkan kesempatan yang kedua untuk menemui suaminya kembali ?? Ah Naruto lupa , dirinya sendiri lah yang menghancurkan kesempatan kedua tersebut . Dengan langkah yang linglung Naruto turun dari kasur dan menuju ke kamar mandi .

.
.
.
.
.

"Tidak ! , Kau baru saja melahirkan Menma lalu sekarang kau ingin keluar desa untuk mencari suami mu ? Bagaimana dengan Menma nantinya ?!" Marah Tsunade . Emosinya benar benar diuji oleh cucu kesayangan nya ini . Gila ! Baru beberapa bulan melahirkan , kini cucunya bersimpuh agar membiarkannya untuk mencari Sasuke dan membawa Sasuke kembali ke desa . Padahal Sasuke pergi ke tempat yang sangat berbahaya , dengan kondisi Naruto yang begini , sanagt mustahil wanita ini akan kembali dengan selamat .

" Kumohon baasan ... Aku ingin meminta maaf kepada Sasuke hiks , Sai sudah menjelaskan semua niat jahat Sakura hiks aku ingin meminta maaf kepada suamiku baasan hiks . Menma , akan ku minta Ino yang jagakan baasan .."mohon Naruto dengan terisak isak .

"Keputusan ku sudah mutlak , tidak ada Uzumaki atau Uchiha Naruto yang akan keluar dari desa ini ! " Bentak Tsunade , lalu ia meninggalkan Naruto begitu saja di dalam ruangan hokagenya .

Dan benar saja , Pintu Konoha dijaga ketat agar dirinya tidak bisa keluar dari desa ini .

Dengan ini , ia akan fokus membesarkan anaknya dan Sasuke agar menjadi anak yang hebat , bukan itu saja , Naruto bahkan menceritakan tentang ayahnya yang menjaga dirinya ketika dimasa hamil dahulunya , dikarenakan tidak mau anaknya tahu tentang alasan kenapa ayahnya pergi , Naruto mereka alasan yang Sasuke itu sangat kuat dan harus melindungi desa dari luar  dikarenakan itulah Sasuke menjadi sulit untuk pulang ke desa . " Kalau Menma sangat ingin bertemu tousan , Menma harus kuat ! Agar dapat bertemu Tousan" ucap Naruto kepada anaknya .

Setelah sekian lama , mungkin ini adalah saat yang tepat untuk ia bertemu dengan Kakashi .

.
.
.
.
.

Tok tok

"Masuk"

"Kakashi sensei .."

"Ah Naruto ? Ada apa ?" Tanya Kakashi

"Izinkan aku keluar desa .... - untuk mencari Sasuke "

"Ap- Ha ? Apa maksudmu Naru ? Mencari Sasuke ? Menma bagaimana ? " Tanya Kakashi beruntun

"Akan ku titipkan kepada Ino "

Brak

"Berhentilah berfikir untuk keluar dari desa gaki . Itu kesalahan mu juga ! Sudah baasan ingatkan mu berkali kali untuk tidak berfikir keluar dari desa ini " marah Tsunade yang tiba tiba masuk ke dalam ruangan tersebut .

"Aku-"

"Tidak ada alasan lagi" potong Tsunade

"-Aku merindukan nya baasan.."

Hening , ruangan itu mendadak hening . "Gaki , pulanglah . Tunggulah kepulangan anakmu seperti biasa . Lupakan Sasuke , Naruto . Lupakan . Kakashi , ikut aku " Tsunade melangkah keluar dari ruangan yang diikuti Kakashi .

Dada Naruto naik turun dengan cepat , nafasnya seakan akan tercekat . Tangannya meremas baju dibagian dada melepaskan rasa sakit melalui remasan tersebut tapi nihil .

Kakashi yang sadar dengan kondisi anak muridnya langsung menangkap tubuh Naruto yang hampir ambruk .

"Naruto ! Tsunade sama !  " Panggil Kakashi

Tsunade terkejut melihat apa yang sebenarnya terjadi . "Cepat bawa dia ke ruangan ku !"
"Ha'i"

Sebelum semuanya menjadi gelap , samar samar Naruto mendengar suara panik dua orang dewasa tersebut .
.
.
.
.
.
.
.
.

" Naruto terserang panic attack , mungkin karena ucapanku yang berlebihan " desah Tsunade kecewa.

"Bagaimana dengan Sasuke ? Sampai kapan kita akan sembunyi kan ini dari Naruto ? Naruto berhak tahu Tsunade sama" ucap Kakashi . Ia lelah sembunyikan semua ini .

Apakah ia saja yang harus memberitahu Naruto agar rasa bersalahnya bisa hilang ? Tapi tetap saja , reaksi muridnya itu pasti akan diluar jangkauannya .

Tbc ...

You're My Wife ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang