2

398 46 10
                                    

"Michi bangun dong, kau janji akan membelikan aku taiyaki kemarin"

"Mmn... 5 menit lagi"

"MICHI BANGUN"

Seorang lelaki berambut putih dengan tatto khas di tengkuk lehernya terlihat sedang mengguncang guncang badan Takemichi. Diberinya tepukan tepukan kecil agar sang empu bangun dari bunga tidurnya, dan menghadap sang mentari yang sudah kian naik di angkasa.

Takemichi mulai membuka matanya dengan berat. Rasa nyaman di kasurnya membuat sepasang matanya bagai di lem dan enggan terbuka.

"Iya, tapi kan bisa siang. Ini masih pagi sayang." Ucap Takemichi setelah membangunkan diri.

Dilihatnya Mikey yang sedang merajuk, lalu dikecup keningnya sebagai salam pagi.

"Gak mau, aku ingin sekarang. Kau sudah berjanji kemarin, kau bilang kalau aku bersikap baik saat rapat kau akan membelikan ku taiyaki sambil keliling kota."

Takemichi hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. Mau dilihat darimana pun kekasihnya ini menggemaskan kalau sudah merajuk.

Ia pun turun dari ranjang dan segera menuju ke kamar mandi.

"Ayo mandi bersama?" Ajak Takemichi pada Mikey yang masih berada di atas kasur.

"Sudah mandi, aku sudah wangi seperti ini masa kau ga sadar." Ucap Mikey sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Kau mandi atau mandi sama sama cantik" Takemichi melengos ke dalam kamar mandi, meninggal Mikey dengan semburat merah di pipinya.

Selesai membersihkan diri Takemichi keluar dari ruang ganti dengan memakai kemeja hitam. Kancing atasnya sedikit dibuka, menampilkan tatto khas bonten. Ia keluar kamar bersama Mikey menuju ruang tamu.


Kosong.

Belum ada satupun insan yang kemari. Semua orang pasti sedang berada di ruang makan, menanti Takemichi dan Mikey.

"Sarapan dulu ya sebelum kita berangkat." Ucap Takemichi sambil menggandeng Mikey.

Sang surai putih mengangguk.

Di ruang makan tampak para eksekutif Bonten telah siap di meja makan, menunggu sang boss dan kekasihnya.

Tak ada yang berani menyentuh makanan mereka sebelum diberi izin.

Orang orang dari masa lalu mungkin hanya tau Takemichi si pahlawan cengeng, tapi Takemichi yang mereka tau bukan lah Takemichi yang seperti itu. Hilang sudah diri anak berambut kuning itu, kini tergantikan dengan pria berambut hitam pemegang kekuasaan tertinggi di Bonten.

Takemichi yang kejam, yang rela melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Hilang sudah air mata cengeng yang biasanya keluar dari sepasang mata biru itu. Yang ada hanya tawa setan yang selalu keluar dari mulutnya tiap kali berhasil melakukan melakukan hal hal keji demi kepentingannya.

Takemichi berubah. Mungkin orang di masa lalu tidak akan mengenalinya lagi. Ia mengubur jiwa lamanya dalam dalam, menguncinya agar tak keluar. Segala moralitas perlahan lahan mulai terkikis, yang kini berubah menjadi kebiasaan.

Awalnya hatinya masih bergetar tiap kali melakukan hal hal yang menyimpang dari akal sehatnya. Tapi rasa sayang dan cintanya pada Mikey lebih besar dari segala galanya. Membuat getaran di hatinya semakin lama kian meredup. Bagai sebuah kebiasaan, otak Takemichi pun manangkap perbuatan yang selama ini ia lakukan demi mencapai titik ini adalah hal yang biasa. Hal yang normal mereka lakukan.

Mikey masih sama.

Sama kuatnya dengan dulu. Ia dapat menundukkan siapa saja, kecuali satu orang. Kekasihnya Takemichi.

"Pagi bos."  semua orang memberi salam saat keduanya datang dan acara sarapan pagi ini pun dimulai.


Continue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black HoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang