12. 𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄:Tidak bisa dihindari

12.1K 604 70
                                    

𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄
Update
_____________

Typo tandai
.
.
Selamat membaca

______________

Playlist:Nak3d~James Arthur

"Cause here I am, I'm giving all I can, but all you ever do is mess it up"
.
.

Jika ada yang lebih bersinar dari bulan malam ini mungkin itu adalah dua pasang mata yang pemiliknya saling berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika ada yang lebih bersinar dari bulan malam ini mungkin itu adalah dua pasang mata yang pemiliknya saling berbicara. Dua jam sudah Gisel berdiri di samping Daniel, berbicara beberapa hal yang ingin mereka bicarakan, lalu sama-sama diam dengan pikiran masing-masing.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tetapi tak ada dari mereka yang ingin beranjak dari tempat nya. Mereka berada di sebuah tempat gelap yang dengan pepohonan di kira dan kanan mereka, cahaya bulan menjadi satu-satunya cahaya di tempat ini. Tak masalah, setidaknya Gisel tidak sendiri.

"Gisel, saya pikir kamu sudah cukup dewasa untuk menentukan kehidupan mu"

"Kamu cukup menjalani apa yang harus kamu jalani, meski tidak ada orang yang menemani mu. " Daniel menatap Gisel yang masih menatap langit malam itu, cahaya bulan menyinari wajah ayu Gisel membuat Daniel berat jika harus mengalihkan pandangan.

"Tenanglah, saya akan menemani mu. "

"Jika semua orang meninggalkan kamu, kamu bisa datang ke saya. " Ucap Daniel, mungkin sedikit berlebihan, tetapi ini adalah kata-kata yang ingin Gisel dengar dari orang yang berada di dekatnya.

Gisel tersenyum menatap Daniel, ia membutuhkan pria di hadapannya, tetapi mungkin saja mereka tidak bisa bersama.

"Thank you" Lirih Gisel, ia kembali mengalihkan pandangannya. Sungguh semakin menatap Daniel, semakin tersiksa batin Gisel karena tidak bisa membuat dirinya semakin dekat dengan Daniel.

"Apa yang kamu pikirkan?" Daniel bertanya, menyadari Gisel selalu mengalihkan pandangan setelah bicara dengannya.

"Bukan apa-apa" Jawab Gisel.

"Kenapa kamu tidak pernah menatap saya?" Gisel memperhatikan Daniel, rupanya Daniel cukup teliti mengawasi tatapan Gisel padanya. Memang sampai saat ini Gisel belum berani secara langsung menatap netra Daniel.

"Saya pikir di saat pertemuan pertama kita, kamu masih mau menatap saya"

"Tapi, sejak kamu melihat saja bersama seorang wanita, kamu tidak pernah menatap saya"

"Ada apa?" Daniel bertanya, suaranya lebih pelan dan lembut dari biasanya, Daniel pikir dengan suara yang lembut, Gisel mau menjawabnya dengan lembut atau lebih tepatnya tidak menjawab dengan suara yang terdengar layaknya suara orang yang sedang kesal.

𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang