Musik: Goodbye.
By 'Air Supplay'(Harap putar lagunya 😌)
🍁🍁
Sejuk menusuk hingga mampu menembus coat tebal berbulu milik pria manis yang kini di depannya berdiri pula seorang pria lain bertubuh tinggi.
Pria yang menatapnya dengan lekat, sangat lekat dan sarat akan damba. Namun itu semua, tak bisa membuat kurva terbentuk di bibir si manis yang kini memeluk tubuhnya sendiri. Sebab, pembicaraan mereka sejak beberapa saat yang lalu tak mendapat titik temu sama sekali sebagai sebuah solusi.
"Jika tau begini, aku tidak akan pernah membuka hatiku untuk kamu, Chris." Air mata perlahan mulai menganak sungai. Kata-kata yang sama-sama menyakiti hati keduanya terucap dari bilah bergetar milik si manis.
"Maaf, ini keinginan orang tuaku. Kamu jangan pernah berpikir jika aku hanya mempermainkan dirimu dan menjadikan perjodohan ini sebagai alibi untuk ku meninggalkanmu. Tidak sama sekali," pria tinggi itu balas berucap pada sosok terkasihnya yang kini bahkan enggan menatap ke arah matanya.
Si manis menutup matanya menahan segala gejolak menyakitkan yang kini mulai merambat menutupi seluruh tubuhnya. Ia rasakan angin sejuk malam itu berhembus seolah mengelus dirinya yang kini hampir menangis.
Tanpa sadar, tangan kecil itu mengepal. Meremat sesuatu yang sedari awal ia pegang untuk memberikan kejutan pada sang tambatan hati. Namun niat itu harus urung begitu ia mendapati ajakan berpisah yang diucapkan sang kekasih sesaat setelah mereka baru saja bertemu setelah sekian lama.
Seharusnya ia memang tidak pernah mencoba sesuatu seperti ini. Dia tidak tau diri.
"Tidak bisakah kamu menolak perintah kedua orang tuamu? Bagaimana d-denganku?" Nada bicaranya melirih dan bergetar samar begitu menyadari apa yang ia suarakan. Lelaki manis itu bahkan sampai mengemis seperti ini.
Ada jeda sesaat begitu tak ada jawaban yang keluar dari mulut sang kekasih.
Dan di detik berikutnya, air mata yang berusaha mati-matian ia tahan akhirnya jatuh begitu gelengan pelan ia dapatkan. Sesak yang tak sanggup ia sembunyikan akhirnya meluap melalui sebuah isakan yang terdengar sungguh menyakitkan.
Melihat cintanya menangis sampai tersengkuk, lelaki tinggi itu mendekat hendak mendekap manisnya. Namun kemudian, ia dibuat tertegun begitu sang kekasih mundur dan tak ingin menerima dekapannya. Sadar pada keadaan yang paling menyedihkan dalam hidupnya, air mata pria itu ikut meluruh. Mulai saat ini ia tak lagi bisa merengkuh tubuh itu, tak bisa menghirup aromanya, tak bisa mendengar tawa dan omelan kesalnya, dan tak mungkin lagi bisa menghabiskan malam bersama-sama. Ia telah putuskan benang pengikat di antara mereka, yang artinya kini dan nanti; Langkah kaki tak akan beriringan lagi. Tautan tangan tak akan bersatu lagi. Dan arah tujuan, tak akan sama lagi.
Maka ditengah bulir-bulir salju suci yang berjatuhan, hanya maaf yang bisa ia ucapkan. Perpisahan harus terjadi sekalipun mereka saling mencintai. Namun kenapa? Kenapa perpisahan ini terasa sangat menyakitkan? Sehingga tak akan ada lagi derita yang mungkin akan menyakiti mereka seperti ini.
"Ayo bertemu lagi dikehidupan selanjutnya, Kim Seungmin... Ayo saling memiliki kembali."
Kekehan sarkas terdengar. Ia melihat luka menyala di mata lelaki manisnya. "Aku harap, itu tidak akan terjadi. Selamat tinggal, Chris." Terasa retak. Hatinya terasa retak. Jatuh berhamburan di tepian jalan dan tak akan bisa diperbaiki kembali.
Segera pria manis itu putar tubuhnya. Melangkah pergi dengan perasaan hancur yang memberatkan langkahnya. Air matanya jatuh semakin banyak seiring dengan semakin jauh pula ia melangkah. Bahkan padangannya mengabur terhalang kristal bening yang sialnya tak mau berhenti.
Sedangkan pria yang kini masih dibelakangnya, menatap punggung kecil si manis yang terus menjauh dari pandangannya. Ia tak lagi bisa mengejar, sedekat apapun si manis pergi. Ia tak lagi memiliki hak atas itu.
"Maaf, maafkan aku..."
Lampu jalan bercahaya kuning jingga, jalanan aspal yang terlapisi salju, dan hawa dingin di malam natal. Semua itu tak akan pernah mereka lupa, namun juga tak akan pernah mereka kenang masanya. Masa dimana pisah ini akhirnya terjadi setelah menjalani hubungan sulit selama dua tahun lamannya.
Semua usaha sia-sia. Sungguh sia-sia. Tinggalah ia, bersisa dengan langit gelap yang menaungi kesedihan mereka.
.
Brak!
"Arghh! Hikss.... Aku benci kamu Chris. Aku membencimu!"
Sudah habis semua barang yang semula tertata rapi ia lempar hanya untuk melampiaskan marah dan kekecewaannya.
Kim Seungmin - nama pria yang tengah kita saksikan kisahnya - terus mengutuk takdir buruknya sendiri. Ia hanya mencoba mencintai dan ingin dicintai, lantas kenapa perpisahan ini terjadi?
Ia menyesal sudah berani jatuh hati tanpa bercermin seperti apa kepantasannya. Keluarga mana yang mau anaknya menikahi jalang murahan seperti ini? Tentu tak ada. Namun dengan bodohnya ia malah tidak tau diri dengan berharap pada cinta dan perkataan Chris.
Sejak dua tahun menjalin kasih, kenapa baru sekarang Chris menceritakan soal perjodohannya dengan wanita pilihan kedua orang tuanya? Kenapa Chris begitu tega membuatnya habis dalam cinta, kemudian meninggalkan dia begitu saja?
Dan yang paling menyakitkan adalah fakta bahwa Chris telah menghamili tunangannya tersebut. Dianggap apa ia yang selama ini rela mengangkang untuk pria itu hanya karena rasa cinta dan percaya?
"Hiks... Aku benci hidupku."
Seungmin terduduk lemas dan bersandar di kaki ranjangnya. Ia menatap kertas hasil test kehamilan yang telah tercabik di depannya. Tangis pria manis itu kembali membesar.
"Apa yang harus ku lakukan dengan bayi ini?" dia bertanya lirih pada kosong di kamarnya, "aku tidak bisa..."
Tangisan yang masih berlanjut, tangannya terangkat menjambak surainya berkali-kali. Sungguh, Seungmin merasa begitu frustasi.
Dengan harapan hidup yang sudah menguap bak air yang ditanak di atas api menyala, Seungmin berjalan menuju nakas kecil di samping kasurnya. Tangan pria itu bergetar meraih sebuah botol obat dari dalam laci.
"Kamu tidak akan hidup dengan baik jika terlahir sebagai anak jalang miskin ini. Hiks hiks... Maaf, maaf."
Seungmin sesegukan semakin keras, ia menutup wajah dengan tangannya.
"Maaf..." lirihnya lagi. Sebelum akhirnya pria manis itu menelan semua kapsul obat dari botol di tangannya. Yang menyebabkan tubuh itu jatuh beberapa saat setelah tindakan nekat yang ia lakukan.
.
Pernikahan.
Chris berdiri di altar, menggenggam tangan wanita cantik yang sebentar lagi akan berstatus sebagai istrinya.
Pilar-pilar indah gedung ini, bunga-bunga yang tersusun rapi, tenda berwarna putih suci, dan sanak saudara yang hadir di sini. Tak ada satupun yang membuat perasaan Chris menjadi lebih baik.
Hanya Seungmin, hanya nama Seungmin yang terus bergaung dalam hatinya.
Sudah benarkah keputusan yang ia pilih saat ini?
Hatinya bertanya ragu. Namun keraguan itu seketika sirna saat melihat senyum sumringah sang ibu di depan sana.
"Keputusan ini, sudah benar."
Tbc.
Hehe....
Jangan marah yaaaaaa karna aku up book baru sedangkan yang lain masih mangkrak😢😢
Tapi serius deh, ini tuh salah satu healing aku dari stress karena tekanan kerja.
Btw, buat sampulnya. Aku nggak ada waktu buat ngedit. Jadi seadannya aja, hehe.
Dan terakhir, makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWANTED (Bang Fam)
Fanfiction"Maaf, maaf karena Jisung terlahir sebagai anak yang tidak diinginkan." . "Kalau dulu aku tidak mencoba mengugurkannya, mungkin saat ini, aku telah menjadi orang tua yang paling bahagia di dunia." . "Maafkan aku, sekarang tolong pertemukan aku denga...