Cp.1

1.2K 72 19
                                    

Di pagi hari pemuda itu bergegas untuk pergi kesekolah sebelum keluar dari kamar ia memakai sepatunya terlebih dahulu.

Dengan tergesa gesa, ia sampai memakai kaus kaki dengan motif yang berbeda. Satunya polos berwarna putih dan yang satunya bergambar beruang.

Ia segerah menuruni anak tangga dan menuju meja makan yang sudah ada kedua orang tuanya.

“Leo sarapan dulu” ucap ibunya menyuruh makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolahnya.

Jechan Lionel Ezequiel pemuda yang memiliki kepribadian ganda tetapi ntah itu seperti apa tidak ada yang mengetahuinya. Jechan adalah anak yang terpintar di kelasnya tidak ada yang bisa menandingi kepintaranya tersebut. Jechan bukanlah anak yang menyukai kata bolos hanya saja saat jam pelajaran ia suka ketiduran, tetapi semua materi yang di pelajari oleh guru di papan, anehnya bisa tercatat semua di otaknya.

Ibunya memanggil dengan sebutan Leo karena saat kecil ia tak suka memanggil nama Jechan ataupun Lio, Dan sampai sekarang ia tidak menyukai dengan sebutan Lio, tetapi dengan sebutan Jechan ia sudah abai. Sekarang nama Lio lah yang ia masih tidak suka, menurutnya terlalu kekanak-kanakan.

Jechan duduk di meja makan dan sarapan terlebih dahulu. Sedikit, hanya sedikit ia menyedok nasi untuk sarapannya. Ia tidak menyukai memakan nasi terlalu banyak.

“Mah, Leo berangkat dulu” pamit Jechan setelah habis dengan sarapannya dan langsung menyalimi tangan ibunya.

“Hati hati” ujar ibunya ketika Jechan berjalan keluar rumah.

Jechan sedari tadi melihat papanya begitu aneh. Dari ia menuruni anak tangga dan makan bersama, ia tidak melihat papanya berbicara, hanya makan. Itupun tanpa melihat kearahnya dan kearah mamanya.

Tak perlu dipikirkan olehnya, ia hanya berfokus untuk menuju kesekolah saja, mungkin papanya sedang tidak enak badan jadi bersikap aneh seperti tadi.

Jam 6.55 Jechan sudah memarkirkan motornya ketempat parkir sekolahan, ia segerah memasuki kelasnya sendiri dan menaruh tasnya di meja yang berada di barisan kedua.

Untungnya ia sampai sebelum bell upacara berbunyi. Kalau telat ia bisa di hukum dan di ceramahi oleh gurunya.

“Lio” panggil siswa yang duduk bersama Jechan, ia mendapati tatapan tajam dari Jechan, karena Jechan tidak menyukai nama panggilan itu.

“Eh maksud gue Leo” ralat ucapan temennya saat menyadari tatapan dari Jechan yang menandakan ia seperti musuh kalau memanggil dengan nama itu lagi.

“Sekali lagi lo manggil sebutan itu, gue penggal pala lo Fi” ucap Jechan, tetapi ia hanya menganggap ucapannya hanya bercanda, temannya hanya cengengesan didapati ucapan dari Jechan itu.

Alfian Zakyandra teman Jechan yang menurutnya paling bodoh, dan membuat orang semakin kesal. Tetapi walaupun seperti itu Jechan tetap menganggapnya temen bukan musuh.

“Bawa topi ga? nanti kalo ga bawa bisa bisa anak OSIS hukum lo” tanya Alfian, karena saat ini upacara akan segera di mulai dan sebelum ke lapangan mengingatkan Jechan membawa topi atau tidak.

“Lah iya bentar” histerisnya lalu ia mengambil tasnya yang sudah diletakkan di kursinya dengan cepat ia mencari keberadaan atribut topinya.

Sudah dicari cari tetapi tidak ada juga, raut wajah Jechan yang sedari tenang kini berubah menjadi cemas, ia kelupaan membawa topinya, karena tadi ia terburu buru.

“Topi gue ketinggalan Fi, gimana anjr” cemas Jechan karena ia fikir sudah lengkap yang berada di dalam tasnya.

“Lah terus gimana? gue juga cuman bawa 1” ucap Alfian, ia sebenarnya kasian liat raut wajah Jechan yang sudah dilanda kecemasan.

Little bear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang