'Layanan konsultasi bisa dilakukan secara daring melalui nomor yang tertera pada layar dibawah ini, atau anda bisa mengirim pesan melalui Instagram kami di Gizikitabersama. Jangan lupa saksikan tips diet sehat lainnya bersama Saya Alena Adriani di chanel Tv dan YouTube RSkitabersama, salam sehat sampai jumpa.'
Oke cut..-Alena-
-Alena Adriani.S.Gz-
'You are what you eat' adalah kalimat yang menjadi sebuah petuah yang kami gunakan sebagai Ahli gizi dalam memberikan konseling gizi. Kamu adalah yang kamu makan. Mempunyai arti bahwa setiap yang kamu makan akan menggambarkan tubuhmu. Istilah lama yang seringkali disepelekan oleh banyak orang, 'tidak masuk akal' begitulah kata mereka. Tapi coba pikirkan baik-baik, kamu yang dimaksud disini adalah makanan yang kamu makan terkadang lezat dirasakan dimulut saja, dan tanpa disadari akan berpengaruh pada keadaan tubuh anda. Contohnya ketika kamu makan makanan yang mengandung kalori dan lemak tinggi secara tak terbatas akan menimbulkan lemak dalam tubuhmu meningkat, bahkan jika dilakukan terus menerus tanpa kontrol akan meimbulkan efek samping berupa PTM atau penyakit tidak menular.
Kalimat 'praktik tidaklah semudah dari teori' kini semakin Alena yakini kebenarannya. Sadar betul apa yang Ia lakukan, bahkan disaat ia sering memberikan konsultasi pada client. Alena Adriani, bersandar di sofa cokelat yang nyaman sambil menyeruput milktea dengan toping jelly didalamnya.
Alena Adriani seorang nutritionist tahun ke dua yang bekerja di RS Kita Bersama, lagi-lagi hanya bisa menghela napas ketika teringat pesan mamanya kemarin. 'Pulang!' satu kata singkat yang ia yakini akan ada banyak rentetan kalimat tersirat di dalamnya.
Semalam, saat Mama bertukar pesan ia ingin Alena pulang untuk ikut hadir dalam acara arisan keluarga. Bukan sekedar arisan belaka, tapi akan ada berbagai macam obrolan yang mungkin akan membuat salah satu keluarga tersinggung. Sudah bukan menjadi rahasia kalau antar anak, cucu, atau bahkan menantupun akan saling menyindir. Alena yakin kali ini Mama tidak mau lagi menjadi objek sindiran dari saudaranya.
Alena memiliki alasan sendiri, kenapa ia sangat menghindari berbagai macam acara keluarga yang sudah teragenda rutin. Walaupun semua usaha menghindarnya akan selalu gagal dan berakhir ia harus memasang wajah tersenyum semanis mungkin, dan itu membuatnya muak. Bukankah ia juga memiliki saudara, bahkan ia memiliki kakak dan adik yang sama-sama perempuan. Tapi kenapa harus dia yang selalu dijadikan kucing manis yang patuh pada Mama?
"Bilangnya tadi 'pilihlah makanan dan minuman yang sehat bagi tubuh anda'. Lah ini malah minum begituan, berapa kalori mbak?" Suara itu menarik atensi Alena.
Sepertinya Aldo-si koordinator IT live streaming yang merangkap jadi kameramen rumah sakit ini sedang meledek ahli gizi itu.
Alena menegakkan tubuh, menampilkan wajah tak suka "sekali-kali lah Al, kepala gue rasanya pening, kekurangan asupan gula."Aldo yang sedang menggulung kabel terkekeh menanggapi perempuan dengan blouse biru yang menambah kesan cantik dan anggun di depannya.
"Kok udah digulung aja Al, habis ini gak ada schedule live lagi?" Heran Alena, tumben jam segini peralatan live sudah dibereskan. Biasanya hari kamis akan ada dua agenda live rutin dari Nutritionist dan dokter bedah.
"Gak ada mbak, dokter yang biasanya live resign dari acara live. Capek kebanyakan jadwal katanya."
Iya juga sih pikir Alena merasa demikian."Habis ini lo mau kemana mbak?" Jangan heran, Aldo bisa seberani itu berbicara informal dengan Alena karena dia lebih muda dari perempuan itu dan dari awal perkenalan mereka sudah biasa berbicara dengan santai.
"Gue masih ada janji buat konsul materi buat live besok lusa."
"Wahh sibuk sekali anda ini ya mbak, sudah melebihi direktur rumah sakit."ledeknya.
Alena berdiri meraih sling bag dan membawa minuman yang kini tinggal setengahnya "Gue duluan ya. Bye.."
"Oh oke mbak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital Life
General FictionKeseharian tenaga kesehatan yang selalu berkutat dengan Pasien, konsultasi, bedah, dan Kegawatdaruratan. Kegiatan yang selalu monoton mulai tergoyahkan dengan adanya bumbu-bumbu romansa yang datang tanpa aba-aba. Bagaimana kisahnya? (Cerita ini ha...