44. Jaket Yang Terlipat Rapi

328 33 0
                                    

SUDAH dua puluh menit Denis diam membisu seraya menatap sebuah totebag yang berada di kolong meja kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUDAH dua puluh menit Denis diam membisu seraya menatap sebuah totebag yang berada di kolong meja kerjanya. Jam makan siang sudah lewat, perutnya pun telah terisi. Tapi Denis tak bisa berhenti menggigit-gigit ujung pulpen sebagai caranya mencari jawaban. Jawaban dari sederet tanya yang berada di kepalanya saat ini.

Dua minggu berlalu semenjak Ivan sudah menduduki jabatan tertinggi di Ryder Group. Selama itu pula Denis bersikeras untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Jika dibilang memaksa, gadis itu mungkin tak bisa mengelak. Sebab, awal bulan yang akan datang dirinya sudah harus running di tempat kerja baru.

Jabatan sebagai training consultant akhirnya Denis berhasil dapatkan, ia tahu persis jika pekerjaannya itu akan lebih melelahkan karena harus berhadapan dengan banyak orang di tempat yang berbeda-beda. Namun, Denis tidak mau menyia-nyiakannya. Sebelum Ivan berubah pikiran dan kembali menahannya untuk pergi mencoba hal baru, Denis pun bergerak cepat tanpa rasa ragu.

Jaket itu terlipat rapi. Dibungkus dengan plastik transparan dan diberikan label berwarna merah muda di atasnya. Masih jelas tercium wangi khas laundry begitu Denis kembali mengeceknya. Denis merengut, aroma yang ditinggalkan si pemilik jaket ternyata benar-benar sudah hilang. Tetapi faktanya, aroma itu telah melekat di kepalanya, yang jika ia ingat-ingat, seolah semua inderanya kembali membawanya pada malam itu.

Suara, senyum, kelakar yang ada pada Nathan, ibarat terbawa lagi ketika Denis menatap jaket yang sedang ia pandangi. Sudah terlalu lama rasanya pria itu tak muncul tiba-tiba seperti biasa. Mendadak hari Denis menjadi hambar, sepi dan kelabu. Jangankan menagih jaketnya, setelah Denis mengecek ponselnya, pesan terakhir darinya empat hari yang lalu pun belum Nathan baca sama sekali.

Me

Nat, jaket lo udah kelar nih.

Lo di kantor nggak?

Sibuk bener Pak?

Gue kirim kurir aja ya? Boleh nggak?

OIIII NATTTT... BALES DULU NGAPA???!!!

Tanpa pikir panjang, Denis menggulirkan jemarinya di layar ponsel. Ia hendak menelepon Nathan untuk berjanji temu, atau jika pria itu tak bisa, niat Denis akan mengirimkan jaket itu dengan bantuan kurir kantornya. Kebetulan waktunya tepat, tumpukan laporan sudah ia selesaikan, situasi pun semakin mendukung karena sudah tiga hari ini Ivan dan Adam berada di Singapura untuk meresmikan pembukaan kompleks apartement mewah yang mengenakan jasa Ryder Group.

Beberapa kali ketika Denis menelpon Nathan, nada sambung itu terdengar tanpa jawaban. Namun Denis tak menyerah. Hingga ke empat kalinya, ada suara wanita muda yang menyahut di seberang sana yang berhasil membuat Denis ternganga.

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang