K A I - 2 Perangko

11 4 0
                                    

MHIBH♡

Votenya jangn lupa!!

☆☆☆

Beberapa hari belakangan ini pemuda blasteran Korea-Amerika itu selalu menempel pada Kanaya. Dimana ada Kanaya di situ ada Kai. Entah di kampus, maupun di tempat kerjanya. Walaupun tidak lama Kanaya sedikit risih terhadapnya.

Saat ini, Kanaya sedang menikmati makan siang disalah satu gerai pemuda itu datang dan duduk tanpa izin dan bertumpu dagu. "Hai,"

Balas Kanaya mengangguk. Kai tidak puas dengan jawabannya. "Sapa balik dong."

"Hai, Kai Kamal Huening."

"Nah, gitu dong 'kan enak."

"Kesini mau makan?" tanya Kanaya sambil minum.

"Iya,"

Pemuda bersetelan Jas itu mengangguk. Ya, setiap jam istirahat makan siang Kai selalu menyempatkan dirinya datang ke Caffe untuk menemani Kanaya. Biar tidak kesepian, katanya.

Lucu sekali, tentunya Kanaya juga tidak merasa risih.

Setelah Kai memesan makanan dan minuman. Kanaya bertanya.  "Kak Diana gimana kabarnya?" karena sedikit penasaran kenapa perempuan itu sudah jarang sekali bersama Kai.

"Ngilang, ditelen paus."

Tawa gadis itu terhenti setelah mendengar suara pesan masuk diponselnya.

Ting!

Ting!

Kanaya membuka sebuah pesan melalui aplikasi chat. Asik ber chattingan dengan seseorang sampai ia lupa akan makanannya yang belum habis. Kai merebut ponsel Kanaya.

"Abisin dulu makanan nya, bisa?"

Perlahan Kanaya menghabisi makanannya, lalu merebut ponselnya dari Kai. Namun gagal. Layarnya pun masih menyala dan menampilkan sebuah room chat tidak sengaja Kai membacanya sambil mendecih.

"Apa sih, alay, pake emot love segala." gerutu Kai yang dapat di dengar Kanaya.

"Kenapa, nggak suka?"

Kai tertawa renyah lalu merubah mimik wajahnya menjadi sedatar mungkin. "Iya, kenapa? Aku cemburu."

Seperdetik itu Kanaya berhenti mengunyah, lalu menatap Kai dengan lekat mencari binar-binar candaan yang setiap kali dia lakukan.

Suasana mendadak jadi canggung, Kai berdeham dan kasih gawai itu dengan perasaan campur aduk.

'Pake kelepasan segala' batin Kai.

"Mau pergi duluan, gapapa 'kan?" Kanaya mencoba cairkan suasana, dirinya sudah tidak bisa berdamai lagi dengan jantungnya lebih baik ia pergi dari hadapan Kai untuk sejenak.

"Tunggu!" Kai menghabiskan makanannya dengan buru-buru.

"Pelan-pelan, nanti kese—lek," belum selesai Kanaya bicara sudah terlebih dahulu Kai tersedak.

Makanan Kai sudah habis, akhirnya dia pun membayarnya.

Mbak Meta menghampiri Kanaya yang masih diluar. "Nay. Vernon tuh didalem,"

Mbak Meta yang ingat betul dengan wajah pria disamping Kanaya karena sengaja dia menyenggol tubuh Kanaya yang pada saat itu memegang kuenya. Mengernyit, ingin marah pun sudah lalu.

"Ooh iya Mbak,"

"Gue duluan masuk, ya."

"Iya, makasih Mbak."

"Sip, jangan lama-lama nanti orangnya keburu bosen."

"Wokee!" ucap Kanaya mengacungkan satu jempol.

"Ngapain dia kesini?" sinis Kai yang ditertawakan Kanaya.

"Mau main sama Vernon doong, wle!" lontar Kanaya dengan menjulurkan lidah meremehkan Kai yang kini tengah berusaha menahan kekesalannya pada Vernon.

Kanaya masuk kedalam spontan atensi Vernon tertuju padanya, tapi setelah melihat Kai berada dibelakang Kanaya membuat senyumnya menipis. Dikala Kanaya menghampirinya senyum itu kembali mengembang.

"Sok manis." cibir Kai menatap sinis Vernon dari beberapa meja.

Kanaya menoleh ke arah sumber suara lalu mengisyaratkan untuk diam.

"Gimana, jadi?" ujar Vernon ramah dengan menampilan deretan gigi rapih nan putihnya.

"Jadi dong! Sebentar, mau ambil barang-barang dulu di dalem." balas Kanaya dengan antusias.

Vernon mengangguk. Setelah Kanaya masuk pemuda itu lebih memilih duduk sambil memainkan gawai nya.

Kai mendekat dan berdiri dihadapan Vernon sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana. "Mau pergi kemana sama Kanaya?" ketus Kai bernada tak suka.

Kini atensi Vernon beralih pada laki-laki jangkung itu. "Perlu banget buat tau?"

Kai hanya mendecih sebagai jawaban untuk Vernon. Pemuda itu pun merasa bodoamat dengan sahutan dari Kai.

"Perlu," ucap Kai.

Kanaya keluar dari ruangannya setelah berganti pakaian dan touch up.

Vernon pun mengabaikan ucapan Kai. Ia tersenyum saat Kanaya keluar dan mendekat.

"Ikut,"

Refleks gadis berkerudung itu menoleh pada Kai lalu menatap Vernon.

"Kenapa?" tanya Kai.

"Sebelumnya maaf—"

"Gak bisa." telak Vernon sudah terlalu kesal karena pemuda itu selalu mengikuti setiap mereka akan jalan berdua.

"Maaf. Kai,"

Kai mengangguk lalu menepuk puncak kepala Kanaya yang ditepis juga oleh Vernon.

"Gak perlu ditepuk-tepuk." sindir Vernon.

"Terserah saya dong," Kai menatap Kanaya. "Okay, aku tunggu kamu dirumah om Hardi." ucapnya lalu pergi dari Cafe.

Seketika Kanaya mematung. Vernon berusaha menyadarkan Kanaya. "Nay, ayo berangkat."

Akhirnya Kanaya tersadar. Ia mengangguk lalu mengikuti Vernon.

☆☆☆

Saya adalah org yg lgi mls ngerevisi, BUT GUYS!!! CONGRATULATIONS BUAT 5 TITANNYA MOA, 1st win inkigayo setelah debut.. Terharu banget Yeonjun nangis waktu terima trophynya😭

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang