31# Setelahnya

610 101 13
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












Satu minggu setelah Junghwan pergi untuk selamanya, nuansa rumah masih berkabung. Terlebih Junkyu dan Nayun, seperti masih sulit untuk menerima kenyataan yang tersaji.

Dua orang itu jadi yang paling sulit untuk ditemui, bahkan anak-anak Junkyu yang lain jika ingin melihat Bunda nya, harus tunggu waktu tidur dulu.

Soalnya kalo belum tidur, Junkyu gak mau dilihat orang lain. Dia tuh kayak ngerasa udah gak pantes aja buat bertahan, apalagi saat anak-anak nya yang melihat.

Junkyu ngerasa udah gagal, dia sebenarnya ingin tetap menjaga semesta anak-anaknya tapi... Dia juga ingin nyerah, rasanya terlalu lelah.

Bukan hanya Junkyu, tapi Nayun pun sudah mengerahkan berbagai cara agar bisa menyusul sang papai.

Nayun ini sudah rusak, hanya dimata Junghwan dan Junkyu saja dia masih terlihat indah. Kalo Junghwan sudah tidak ada dan Junkyu serapuh ini, lantas pada siapa gadis kecil ini berlindung?

Takdir terlalu sadis untuk anak perempuan ini, saat putiknya sudah direbut paksa, kemudian cinta pertama nya juga direnggut dan semesta masih memaksa dia untuk menelan pahitnya hidup sendirian.

Saat Junkyu mengurung diri dengan berbagai penyesalan, Nayun masih mau ditemui semua pengisi rumah.

Hanya saja dia tidak akan merespon, makan masih masuk tapi sedikit.

Seperti sekarang, Nayun tengah diajak menghirup udara segar di taman belakang rumahnya. Dia tadinya ditemani Hajun dan Rowoon, tapi sekarang gantian sama Beomha.

Jujur aja, si sulung ini masih sulit membuang perasaan yang sudah bertahun-tahun dia pendam. Makanya, sekarang mereka lebih canggung, dan banyak diam tanpa interaksi apapun.

"Kak." Lirih Nayun pelan.

"Iya Nay?" Jawab Beomha cepat.

"Apa masih ada orang yang bakal sayang Nay sama kayak papai?"

Beomha diam untuk beberapa saat, diapun masih berduka jika mengingat kejadian seminggu yang lalu.

"Pasti ada kok." Jawab lelaki itu.

"Kalo kayak kakak?"

Hening.

Sumpah, Beomha gak tahu harus jawab apa. Dia tahu ini hanya cara Nayun agar hatinya tenang, tapi Beomha gak bisa buat bilang apapun, walaupun itu hanya sebuah kebohongan.

Beomha tidak rela jika Nayun mendapatkan sosok pengganti nya, karena sampai kapanpun bagi Beomha Nayun satu-satunya yang dia cintai.

Merasa sosok disampingnya terlalu hening, Nayun menatap Beomha yang tengah melamun.

"Gak ada yah kak?" Tanya Nayun dengan tatapan nanar.

Beomha menelan ludahnya, kemudian lengannya dia pakai untuk menggenggam tangan sang adik.

"Iya, gak ada yang mencintai Nay sebesar kakak." Nayun langsung luruh. "Jangan sedih, ada kakak yang bakal terus mencintai Nay."

Nayun menggeleng pelan, dia balas menggenggam tangan kakak sulungnya.

"Kakak gak boleh cinta sama Nay !!"

"Kenapa?"

"Kakak harus dapat yang lebih dari Nay."

Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang