📌 Sheremetyevo International Airport, Moscow, Russia.
Aku dan Jeff mendarat dengan selamat di bandara internasional setempat. Penerbangan yang cukup panjang dan melelahkan membuatku kehabisan energi. I'm only human, right?
Berbeda lagi dengan peri yang berjalan di sebelahku, dia tampak antusias dan memiliki tenaga yang lebih dari cukup untuk memberiku rentetan pertanyaan ini dan itu.
Seperti benda besar bersayap yang mampu menelan ratusan manusia, wanita-wanita kurus yang berpakaian ketat, orang-orang yang berisik, semua menjadi begitu menarik untuk Jeff.
"The big thing with wings on both sides is called plane, also skinny woman in tight clothes is called flight attendant. Some people prefer to talk to each other to kill time. We were on the plane for 31 hours, did you know that?" jelasku pada Jeff.
"I don't care about the time, Lil. I've been busy making observations," kilah Jeff memberi pembenaran pada dirinya sendiri.
"I'd never knew that humans and science could be an incredible combination. Like how you created such a big flying thing, without any magic trick, unbelievable," Jeff berbicara dengan semangat.
Aku tidak menghiraukan peri berisik di belakangku, tujuan utamaku adalah mencari setidaknya cafe terdekat di area bandara. Aku lapar.
**********
Berkat Dad, kami mendapat seorang tour guide lokal yang sangat bisa dipercaya. Sir Artem, begitulah sosoknya mengenalkan diri.
Sir Artem adalah teman lama Dad saat menjelajah hutan kuno tersebut. Mereka berdua masih sangat muda kala itu.
"Aku tidak pernah percaya keajaiban sebelum aku dan Ayahmu memulai petualangan gila kami di hutan Khimki."
Sir Artem berbicara dengan penuh semangat. Jeff mendengarkan dengan teliti semua yang sir Artem katakan.
"Awalnya tetua di sana tidak memperbolehkan kami memasuki kawasan hutan kuno itu anakku. Lalu ayahmu memberitahu mereka bahwa legenda bangsa Dryad juga ada di tempat tinggalnya.
Aku masih tidak percaya bahwa pria tinggi dengan bahu lebar ini adalah salah satu dari bagian legenda itu, nice to meet you Jeffrey, am I right?"
Jeff mengangguk sebelum menjabat tangan sir Artem. Perjalanan kami tempuh dengan mobil yang sudah sir Artem siapkan.
"Aku tidak bisa memandu kalian memasuki hutan itu lagi, bahkan tetua di sana juga tidak bisa memasuki hutan itu," sir Artem menjelaskan.
"Sekali untuk seumur hidup, nak. Begitulah yang seharusnya kami lalukan. Itu bukan tempat untuk manusia, dunia Dryad adalah dunia yang hijau dan damai. Jika kau masuk ke sana pilihannya hanya untuk satu kali seumur hidup."
Aku dan Jeff berpandangan, pupil abu-abunya bergetar. Jika yang dikatakan sir Artem adalah sebuah harga yang harus aku bayar untuk mengantar Jeff kembali, maka dengan kata lain itu akan menjadi kali terakhir aku melihat Jeffrey dan segala keindahannya.
"Lil, jika kembali berarti aku tidak bisa melihatmu lagi. Apa aku bisa tenang menjalani sisa hidupku?"
Aku terhenyak karena ucapan Jeff, sosok di dalam diriku yang selalu tidak rela jika Jeff kembali pada bangsanya.
"Kita sudah sejauh ini Jeff," aku berucap dengan dingin.
"Wow, what happened on earth? Apakah anak manusia dan peri pohon saling mengasihi?" Sir Artem bertanya.
Baik aku ataupun Jeff tidak membuka mulut sama sekali.
"Baiklah, itu memang urusan kalian. Tapi jika orang tua ini diperkenankan memberi nasihat. Anakku, semua hal yang tidak seharusnya adalah sebuah kesalahan. Manusia dan peri adalah dua sosok yang tidak boleh bersama. Dunia kita berbeda. Dan peri sudah seharusnya kembali pada bangsanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dryades || Jung Jaehyun [Completed]
ФэнтезиLiburan musim panasku berbeda sejak aku bertemu sosoknya. Dirinya dan segala keindahan yang tak mampu aku jabarkan justru membuatnya tak ingin menjalani sisa hidupnya dengan jalan seperti itu. "Kalau dunia bisa diubah, dan kau diberi satu permohonan...