Tak!
Lisa yang sedang asik dengan ponsel nya perlahan mengangkat wajah. Matanya menatap penuh curiga pada susu pisang yang berdiri diam di tengah meja nya.
"Apa ini?" Tanya nya melihat penuh minat pada susu pisang.
"Susu pisang." Ucap Jisoo santai. Dia kemudian duduk di bangku nya sambil menghadap ke belakang kearah lisa.
"Aku tahu! Tapi, kenapa benda ini tiba-tiba ada di meja ku?"
Jisoo seketika memutar matanya. "Aku memberikannya pada mu. " Ucap nya sambil memasang sedotan pada susu pisang itu dan memberikan nya kepada Lisa.
Melihat susu pisang yang terulur kearahnya, Lisa menatap curiga kearah Jisoo. "Mencurigakan saat kau tiba-tiba baik padaku... Tapi, tetap ku terima." Ucap nya kemudian meminum nya dan kembali fokus ke ponsel nya.
Jisoo melihat Lisa yang asik dengan ponselnya. Dia kembali berbicara, "Ini ucapan terimakasih ku karena berkat saran mu Aku dan Jennie bergandengan tangan"
"Ugh.. Uhuk!" Lisa kembali tersedak. Dia menatap Jisoo dengan marah. "Kenapa kau selalu memberitahu hal begini ketika aku minum! Apa kau memang berniat membuatku mati tersedak, kim Jisoo?!"
Jisoo hanya mengangkat bahu acuh. "Itu salah mu karena tidak bisa mengatur pernapasan, apa hubungannya dengan ku?"
"Huft!" Lisa mendengus kasar. Dia perlahan mendekatkan diri kearah Jisoo. Mata Lisa menatap penuh curiga kepada Jisoo. "Apa maksud mu dengan bergandeng tangan?" Tanya nya.
Jisoo tidak segera membalas pertanyaan Lisa, Dia justru mendorong menjauh wajah Lisa mengunakan jari telunjuk sebelum kembali berbicara. "Gak ada maksud lain, bergandengan tangan artinya bergandengan tangan."
Mendengar penjelasan Jisoo, Lisa perlahan bersandar pada kursinya. Kedua tangan nya melipat di depan dada, Dia berbicara dengan nada mengejek. "Heh.. Aku gak mengira bakal secepat ini. Hanya satu hari dan kalian ada progress."
Lisa kemudian menatap Jisoo dengan mata meneliti. "Apa kau yakin kalo Kim Jennie membencimu, Unnie? Atau.. Kim Jennie hanya sok jual mahal dan ingin dikejar?"
Ucapan Lisa membuat Jisoo menatapnya dengan tidak suka. "Jangan berbicara seperti itu tentang Jennie ku!" Peringatan Jisoo. "Dia beneran membenciku Lisa. Dia bahkan menolak makanan pemberian ku. Tapi, akhirnya dia menerimanya dan bahkan menggandeng tangan ku."
"Masa?"
"Terserah kau mau percaya atau tidak, tapi Jennie benar-benar membenciku"
"Oke oke, aku paham" Lisa hanya mengangkat bahu acuh pada penjelasan Jisoo. "Untuk saat ini. Lakukan seperti ini dulu" Ucap Lisa sambil kembali bermain dengan ponselnya. Namun, dia tetap berbicara pada Jisoo. "Kalo bisa, ajak Jennie berbicara. Topik apapun. Jangan hanya diam mengikutinya seperti terakhir kali."
"Tapi.. Jennie selalu diam jika ku ajak bicara."
"Setidaknya dia masih punya telinga untuk mendengar kau berbicara."
Lisa masih fokus pada ponselnya mengabaikan Jisoo yang menatapnya tidak suka.
Jisoo merasa perkataan Lisa terlalu kasar. Dia kembali menghadap ke depan saat bell masuk sekolah berbunyi. Tanpa mengetahui senyum remeh yang terbentuk di bibir Sahabat nya.
'Trik tarik ulur, heh? Kita coba trik siapa yang akan menang nantinya'
___________________________________
Irene menatap kosong kedepan. Tanganya menggengam bulpen. Tapi, File kasus yang menumpuk di depanya tidak tersentuh sama sekali. Pikiranya masih berputar pada percakapan dengan Appa nya di pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy
FanfictionRATE MATURE!!! Tidak disaran kan di bawah jembatan apalagi umur ok?! crita agak aneh, tapi moga kalian suka!! SEMUA RESIKO DITANGGUNG PEMBACA, YAKALI DIBAGI SAMA AUTHOR! KALO VOTE NYA BISA LAH DI BAGI! **************** Yang Jennie ingat hanya waj...