Bag. 9 tpc : kakelzone

226 25 3
                                    

Bokuto sedang menggerutu kesal sambil meminum kopinya. Bokuto habis terkena musibah ghostingan sang dosen, tadinya Bokuto akan bimbingan skripsi dengan dosennya. Tapi tiba tiba saja dosennya menghilang tanpa kabar.

"GUE PENGEN CEPET CEPET LULUS ANJIRRR AAAA!!!" Teriak Bokuto dalam hati nya.

Bokuto saat ini sedang dalam mode emo nya. Rambutnya yang biasanya berdiri melawan gravitasi kini turun saking buruknya suasana hati Bokuto.

Bokuto menyenderkan kepalanya di meja sambil melihat lihat kendaraan yang berlalu lalang dari jendela cafe tersebut. Ketika Bokuto sedang hanyut dalam lamunan nya. Tiba tiba saja ada suara yang memanggil namanya.

"Bang bok?"

Bokuto mengangkat kepala nya dari meja, menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya.

"Iya... Kaashi...?" Saut Bokuto dengan wajah nya yang lesu dan hampir menangis.

"Bang Bok kenapa?" Tanya Akaashi dengan nada lembut, selembut lembutnya agar tidak menyakiti perasaan si jelmaan Burhan ini.

"HUEEE KAASHI!!!" Bokuto berteriak sambil terisak, membuat semua orang yang ada di cafe menoleh kearah mereka berdua.

Akaashi yang juga menjadi pusat perhatian orang orang langsung panik. Tanpa berpikir panjang, Akaashi mengambil posisi duduk disebelah Bokuto sambil berusaha menenangkan nya. "Ehh... abang kenapa? ada masalah? udah bang cup cup cup"

"Huee kaashi!, Hikss... Hiks..." Bokuto menarik lengan Akaashi lalu memeluk tubuhnya dengan erat. Wajahnya yang meneteskan air mata ia sembunyikan di bahu Akaashi.

Akaashi terkejut dengan perlakuan Bokuto yang tiba tiba memeluk dirinya, jantung nya tiba tiba berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Akaashi menahan nafasnya saking tak percayanya bahwa kini ia tengah memeluk kakak tingkatnya yang dari SMA sudah ia kagumi.

"Ini gue ga lagi mimpi kan ya...? Kalaupun ini mimpi, please jangan ada yang bangunin gue..." Gumam Akaashi dalam hatinya.

Tangan kiri Akaashi naik, mengusap surai abu abu Bokuto. Dapat ia rasakan halusnya rambut Bokuto di telapak tangannya. Membuatnya sadar bahwa ini semua bukan mimpi.

"Hikss... Kaashi..."

"I-iya bang?"

Bokuto melepaskan pelukannya pada Akaashi, dan terlihatlah Bokuto dengan mata sembab nya dan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Abang kenapa? Ada masalah? Mau cerita ke aku ga?" Tanya Akaashi dengan senyuman nya yang tak luput dari wajah nya.

"Hikss... abis kena ghosting pak sasuke... padahal pengen bimbingan skripsi tapi pak sasuke nya malah tiba tiba hilang tanpa kabar... hiks... kaashi..." Keluh Bokuto sambil mengusap sisa air mata di kelopak mata nya dengan tangan nya.

"Udah bang... nanti pak sasuke nya coba di hubungin lagi aja, jangan nangis lagi ya?" Ucap Akaashi sambil mengelus punggung Bokuto berusaha menenangkannya.

Ketika si burhan sudah merasa tenang, baru lah ia mengajak Akaashi untuk mengobrol. "Terimakasih ya Kaashi. Ohiya ngomong ngomong Kaashi kok bisa disini?"

"Tadinya mau me time aja sih bang, trs ga sengaja ngeliat abang ada disini jadi Kaashi samperin deh" Jawab Akaashi.

"Maafin bang bok ya udah ngeganggu me time nya kaashi :("

"Ehh..., Gapapa kok bang"

"Beneran?"

"Iya, beneran gapapa"

Terjadi keheningan beberapa saat diantara mereka, membuat Bokuto berusaha mencari cari topik untuk dibahas. "Hmm... ehiya Kaashi kalau bang bok panggil kaashi eji aja gimana?"

Akaashi tersentak dengan penuturan Bokuto, Akaashi mengulang kembali perkataan Bokuto"E-eji?"

"Iya!, Dari keiji jadinya eji" jelas Bokuto.

Dengan wajah sedikit memerah, Akaashi mengangguk sambil berkata "Boleh kok bang" dan dalam hati mungiel nya Akaashi bergumam. "Manggil sayang juga boleh bang"

"HEHEHE OKEE EJI!!!"

Setelah berbincang cukup lama bersama, tak terasa hari pun semakin larut. Matahari sudah mulai tenggelam membiarkan sang rembulan menggantikan posisi nya. Keduanya pun memutuskan untuk pulang ke kosan mereka masing masing.


























































love in the silent

Sebenernya hari ini gua mau me time, ya hitung-hitung self award lah buat diri gue sendiri. Me time biasa aja kaya orang-orang, gue mengawali me time gue dengan pergi ke cafe.

Pas gue sampe ke cafe, gue liat bang Bokuto sendirian sambil nyenderin kepala nya di meja. Dan akhirnya gue samperin deh, pas gue sapa orang nya keliatan lagi sedih banget.

Gue mutusin buat nanya dengan lembut biar ga nyakitin perasaan bang bok, tapi siapa sangka bang bok justru malah makin kejer?!. Hah.... Jujur gue disitu udah bingung banget harus gimana.

Gue duduk disamping bang bok sambil berusaha tenangin dia, tapi tiba tiba aja dia meluk gue. IYA WOY BANG BOK MELUK GUE!!!. Gue juga ngira nya ini mimpi, tapi ternyata ini nyata. Akkk! Seneng banget woy rasanya.

Setelah bang bok udah ga nangis, kita mulai ngobrol ngobrol biasa, TAPI ADA YANG GAK BIKIN BIASA!!! Bang Bok ngasih nama panggilan ke gue cuyy!!!.

HAHAHA, pernah ga lo di kasih nama panggilan sama crush lo sendiri??? 😎

Gak kerasa kita ngobrol, tiba tiba udah mau malem. Gue sama Bang Bok mutusin buat pulang ke kosan kita masing masing. Disepanjang jalan gue ke kosan, gue senyum senyum sendiri sambil nginget moment moment sama Bang Bok.

Sampe di kosan gue masih senyum senyum karena keinget moment bareng Bang Bok, sampe sampe Kenma ngatain gue odgj. Padahal gue lagi salting sebenarnya.

Sampai di kamar, gue langsung buka buku diary gue. Dan nulis semua ini, HAHAHA pokoknya gue seneng banget hari ini!!. Rate 10000/10!.

Akaashi tersenyum sambil menatap dua lembar kertas yang terisi penuh dengan tulisannya. Tangannya menutup buku tersebut, lalu Akaashi lanjut mengerjakan tugas kuliah nya.

TBC

Jangan lupa vote dan comment yaaa!!


Trio pencari cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang