Hari kedua porseni.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12:30. Final pertandingan bola basket putri dan pertandingan sepak bola putra masih belum dimulai.
"Yang pertama adalah pertandingan final putri, ya. Aku tidak menyangka kalau lawan kelas kita di final adalah kelasnya Yui-chan."
Kami berlima, ditambah Yui-chan, sedang bersantai setelah makan siang di kantin. Topik yang kami bicarakan adalah final bola basket putri yang akan segera dimulai, dimana yang akan bertanding adalah tim Kelas 2 kami yang dipimpin oleh Nikaido melawan tim Kelas 1 yang dipimpin oleh Yui-chan. Ini adalah final pertandingan yang tidak di sangka-sangka, membalikkan opini umum perihal tim yang tidak kompeten.
"Ehehehe, apa kau terkejut, Yoshizumi-senpai? Inilah kemampuan kami!"
Mengatakan itu, Yui-chan menampilkan wajah sombong dan membusungkan dadanya. Kali ini, aku tidak bisa untuk tidak memujinya karena telah melakukan yang terbaik dalam apa yang dia lakukan. Sebagai murid baru, dia berhasil membawa timnya memasuki final yang bahkan Nikaido dan Kaede-san tidak bisa capai tahun lalu.
"Aku memang berpikir kalau ada kemungkinan untuk itu, tapi tetap saja, aku masih tidak menyangka kalau kau akan benar-benar berhasil mencapai final. Kau sungguh luar biasa, Yui."
"Bagaimanapun juga kemampuan atletis Yui-chan itu hebat. Tapi sebaliknya, dalam hal akademik..., yah~, begitulah."
Njir, bukankah helaan napas Kaede-san yang sangat dalam sudah mengatakan semuanya? Apa ini seperti jenis serangan psikologi dalam game? Entah apapun, serang saja psikologinya! Tidak, ataukah aku salah?
"Ck, ck, ck. Kau naif, Kaede-nee. Asal kau tahu saja, aku telah berubah dalam tiga tahun terakhir aku di SMP. Kalau mau dianalogikan, aku telah tumbuh hingga ke titik dimana kalau di novel ringan aku akan disebut sebagai [Seorang atlet berbakat dengan nilai yang sangat baik]!"
Menampilkan wajah sombong, Yui-chan membuat tanda V. Tentunya, orang-orang akan berubah dalam tiga tahun. Apalagi dalam kasusnya Yui-chan yang terpaksa harus terpisah dari Kaede-san yang dia sayangi. Aku yakin itu sudah cukup menjadi titik balik baginya untuk berkembang. Yah, meskipun dia juga menjadi sedikit menyebalkan.
"Begitu ya, jika demikian itu melegakan. Tadinya aku berpikir kalau kau tidak tahu cara belajar yang baik dan ingin belajar untuk menghadapi ujian bersamaku, dan aku bermaksud untuk mengajarimu, tapi sepertinya itu tidak perlu."
Kaede-san mengatakan itu sambil tertawa, tapi suaranya terdengar menggelitik. Sepertinya dia kesal dengan serangkaian tingkah Yui-chan yang sombong.
"...Eh? Kaede-nee akan menjadi tutorku?"
"Kalau kau masih sama seperti dulu maka aku bersedia menjadi tutormu, tapi kalau kau memiliki nilai yang sangat baik, kurasa aku tidak perlu melakukan itu."
"Apa!? Aku tidak tahu apakah aku akan bisa mengikuti pelajaran di SMA, jadi kau harus menjadi tutorku, Kaede-nee! Kumohon!"
Terlihat seperti dirinya akan menangis, Yui-chan meraih lengan Kaede-san dan memohon kepadanya. Yah, UTS untuk anak kelas 1 SMA itu seperti perpanjangan dari pelajaran yang ada di SMP, jadi kurasa dia akan bisa mengatasinya. Tentunya, itu dengan asumsi kalau dia memperhatikan sesi pelajaran dengan baik.
"A..., Ahahahaha..."
"...Jangan-jangan, kau tertidur selama sesi pelajaran ya, Yui-chan?"
Mendengar Kaede-san menanyakan itu, bahu Yui-chan sontak tersentak. Hadeh, reaksinya itu sudah mengungkapkan segalanya. Dia sudah satu bulan menjadi murid SMA, tapi dia masih saja mengembara di alam mimpi selama sesi pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
RomanceSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...