Dancing with Our Hands Tied | Chapter 8

2.1K 181 23
                                    

Sudah terhitung tiga jam lamanya Abby berada di dalam ruangan ini, dan selama itu juga dirinya hanya ditemani oleh suara Murphy apabila anjing itu sedang tidak tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah terhitung tiga jam lamanya Abby berada di dalam ruangan ini, dan selama itu juga dirinya hanya ditemani oleh suara Murphy apabila anjing itu sedang tidak tidur. Tetapi bila Murphy sudah terlelap di sofa yang berada di sisinya, maka keheningan kembali menyertai Abby.

    Hal yang dilakukan Abby hanyalah menonton televisi yang hanya bisa menyiarkan tayangan lokal Venezuela, atau bermain dengan Murphy. Karena Murphy kembali tidur, maka yang bisa Abby lakukan saat ini hanyalah menonton televisi. Abby tidak berani keluar dari ruangan itu, tetapi Abby juga tidak ingin kembali menyaksikan tayangan televisi untuk yang kesekian kalinya.

    Baik Theodore atau pun Gabriel tidak ada yang kembali ke ruangan ini, dan Abby tidak tahu apa yang sedang keduanya lakukan. Karena sudah malas dengan rasa kebosanan yang dari tadi ia rasakan, Abby mencoba untuk berjalan ke arah pintu ruangan.

    Dengan rasa penuh takut dan khawatir, Abby membuka kenop pintu dengan perlahan. Abby menatap keselilingnya dengan bingung, kantor itu terlihat sangat sepi dan seperti tidak ada kehidupan. Karena sudah terlalu bosan dengan kesepian ini, Abby pun memberanikan diri untuk berjalan menyelusuri area kantor lebih dalam.

    Ketika Abby sedang berjalan, gadis itu dikejutkan dengan sebuah pintu yang tiba-tiba terbuka dari dalam salah satu ruangan, dan menampilkan tubuh tinggi Gabriel dengan pakaian yang berbeda saat terakhir kali mereka bertemu.

    "Ah finally!" teriak Abby, "Ini kantormu?"

    "Aku sangat bosan! Dan kenapa di sini sangat sepi?"

    Abby melirik ke arah ruangan di belakang tubuh Gabriel, "Apa Theodore di dalam?"

    "Aku bosan!" Abby mengerucutkan bibir, "Murphy tertidur, dan aku tidak melakukan apa pun selain duduk dan diam."

    Tidak ada balasan dari Gabriel, pria itu justru menutup dan mengunci pintu di belakangnya, dan bersiap untuk pergi. Abby dengan cepat melingkarkan kedua tangannya pada tubuh pria itu yang membuat si empunya tubuh terkejut.

    "Pleaseee... aku ingin ikut bersamamu." Abby menatap Gabriel memohon, "Aku janji, aku tidak akan merepotkanmu! Aku hanya tidak ingin sendiri."

    "Stra—"

    "Aku berjanji akan jadi gadis baik!"

    "You—"

    Abby mengeratkan pelukannya, "Please, please, please."

    Masih belum ada jawaban yang keluar dari bibir Gabriel, hingga helaan napas pria itu pun terdengar. "Go change."

    Abby mendongak mendengar jawaban Gabriel. "Ganti apa?"

    "Pakaianmu. Gunakan pakaian yang sesuai dengan standar perusahaan."

    "Di mana?" Abby lalu melepaskan pelukannya untuk membuka ruangan Gabriel yang dengan cepat pria itu tahan. "Di tempatmu tadi."

    "Oh alright!" Abby yang sudah berjalan meninggalkan Gabriel seketika berhenti dan berlari ke arah pria itu. "Don't you dare to leave me behind!"

Dancing with Our Hands TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang