BAB 32

1.2K 28 0
                                    

Segala sesuatu yang akan terjadi tidak ada seorang pun yang akan mengetahui. Kadang sekarang senang, besok menangis...

(Sayap Surga Nya)

*

*

Syahla pov

Mataku terbelalak, tetes demi tetes air mata perlahan jatuh membasahi pipi. Dadaku rasanya sesak sekali ketika mendengar berita yang begitu mengejutkan. Bagaimana bisa semuanya terjadi secepat ini? Pandangan ku mengabur dan kepalaku terasa sangat pusing. Allah, mengapa Engkau renggut seseorang yang sangat aku sayangi?

Aku berjalan gontai ke arah kamar, lalu aku duduk di pinggiran ranjang sambil kembali membuka chat yang baru saja aku terima. Air mataku terus mengalir, tubuhku mulai bergetar. Aku lemas sekali, hingga rasanya tak mampu untuk sekedar duduk. Ku tundukkan kepalaku dan ku tatap perut ku yang masih rata. Seiringan aku mengelus lembut perutku, aku menangis sejadi-jadinya.

Setelah tangisku agak mereda, aku memijakan kaki di atas lantai. Namun, ketika aku mencoba untuk berjalan, aku terjatuh karena tubuhku yang sangat lemah akhir-akhir ini.

"Ya Allah, berikanlah kekuatan kepada hamba...hiks." Di saat aku hendak berdiri, pintu kamarku terbuka dan menampakkan sosok penenang jiwa, ku.

"Ya Allah, sayang, kamu kenapa?"

Aku menatap nanar wajah suamiku yang terlihat sangat khawatir. Waktu sepagi ini biasanya aku masih terbaring di ranjang lantaran tubuhku yang terlalu lemah dan aku selalu muntah, tapi entah mengapa pagi ini aku ingin sekali menikmati udara selepas sholat subuh. Arsyad yang baru saja pulang dari masjid itu pun langsung menghampiriku.

"Ada apa, hmm?" tanya Arsyad setelah ia mendudukkanku kembali di atas ranjang.

"Abi..."

Mata Arsyad terbelalak. "Abi kenapa?"

Entah mengapa lidahku begitu kelu untuk berbicara. Aku masih terlalu syok dengan berita dari Ummi. "Ab--Abi di bunuh orang, hiks."

Tangan Arsyad yang semula menggenggam tangan ku itu mengendur hingga melepaskan genggamannya. Mulutnya menganga tanda ia juga begitu kaget dengan berita ini.

"Bagaimana bisa? Abi kan orang baik, Syahla. Siapa yang sampai hati membunuh beliau?"

"Aku ngga tau, mas." Air mataku terus mengalir.

Arsyad menghela napas untuk membuat dirinya tenang kembali, kemudian ia membawaku ke dalam pelukannya. "Kita ke rumah orang tua kamu sekarang, ya?" ucap Arsyad yang aku balas dengan anggukan lemah.

***

Syahla pov end

Rumah orang tua Syahla kini telah ramai di kunjungi orang. Suasana berkabung sangat terasa saat ini membuat hati Syahla semakin sakit membayangkan Abinya yang sudah terbaring lemah dan tidak bernyawa. Dalam hati, Syahla bersumpah tidak akan mengampuni siapapun yang telah membunuh Abi kesayangannya itu.

Ketika Syahla dan Arsyad telah tiba di dalam rumah, Syahla mendapati jenazah Abinya yang telah di tutup oleh kain di tengah ruang tamu. Di sekeliling Abinya terdapat banyak orang yang sedang duduk sambil berbincang. Syahla melepaskan gandengannya pada lengan Arsyad, lalu ia melangkah ke tengah-tengah kerumunan orang untuk mendekat ke jenazah Abinya.

Sambil terus mengusap air mata, Syahla melangkah sedikit demi sedikit hingga sampailah ia di hadapan jenazah Abinya. Tangannya bergetar hebat tatkala ia hendak membuka kain penutup itu. Dengan kuat Syahla menggigit bibirnya untuk menahan tangis hingga terasa amis pertanda darah dari bibirnya keluar.

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang