“Kadal.”
Chandra berdiri tepat di depan pintu kamar Eliza, di tangannya ada sebuah Aquarium kecil dengan seekor ikan menari di dalamnya. Eliza membuka pintu kamarnya dan menemukan seorang Chandra disana, matanya tertuju pada apa yang dibawa oleh Chandra.
Chandra menyodorkan aquarium tersebut kepada Eliza.
“Ini serius?” tanya Eliza. Chandra mengangguk sembari mengembangkan senyumnya.
“Aku udah kasih dia nama, mau tau ga namanya?”
Eliza mengangguk, tangannya mengangkat aquarium tersebut sejajar dengan kepalanya agar dia dapat melihat corak ikan tersebut lebih jelas.
Ikan tersebut adalah ikan cupang, ikan tersebut didominasi oleh biru langit dengan pola sisik yang sangat indah, ekornya sangat panjang sehingga saat meliuk - liuk, ikan tersebut terlihat sangat menakjubkan.
“Namanya Aziza.”
Eliza menurunkan aquarium tersebut dan menyatukan kedua alisnya menuntut penjelasan kepada Chandra kenapa memilih nama tersebut.
“karena sama cantiknya sama Aziza yang ku kenal.”
Tawa terdengar dari Eliza, dari beribu banyak nama yang indah di dunia ini, mengapa Chandra memilih namanya.
“Aku punya kembaran dong berarti?” tanya Eliza, ungkapan tersebut membuat Eliza mengakui dirinya sendiri adalah Aziza.
“Iya dong, tapi cantikkan kamu.”
Eiza ingin sekali menyenggol remaja tersebut, namun tongkat yang diapitnya di kedua tangannya menahan dirinya.
"Jangan sekolah dulu ya hari ini?” pinta Chandra halus." Katanya lemes kan?"
Eliza spontan menggelengkan kepalanya dengan kuat. “Kita perginya bareng, tunggu aku! Kalau ga Azizanya aku goreng atau tumpahin.” Gadis itu membanting pintu kamarnya.
Dasar keras kepala, Chandra hanya bisa menggelengkan kepalanya.
-
Eliza terus berjalan tanpa rasa ragu, meski dibantu oleh tongkat jalan. Awalnya Eliza merasa begitu percaya diri, dia tidak memperdulikan pandangan orang padanya namun di saat ia nyaris tiba ke kelasnya. Kepercayaan dirinya lenyap, ia menjadi ragu dengan orang orang baru di dalam hidupnya.
Apakah dia akan bernasib sama seperti dulu? Tapi dia kan sudah berjanji untuk tidak terinjak oleh siapapun lagi.
Eliza memelankan langkahnya saat tiba di kelasnya, seisi kelas tersebut menatapnya dengan aneh. Eliza merasa ia masih canggung kepada mereka. Tanpa berfikir panjang, Eliza menyapa seisi kelas dengan ramah.
Semua menembakkan senyum mereka untuk Eliza. Gadis itu merasa lega sekarang, ia masih diterima baik disini.
Kelas pun berangsung tidak lama setelah itu. Hati Eliza benar-benar riang, setelah dia menyapa seisi kelas, sebagian orang mendekatinya dan meminta Eliza untuk menjadi teman mereka.
Berbanding terbalik dengan dirinya yang dulu yang sama sekali tak mau berinteraksi dengan siapapun hingga berakhir ke hubungan pertemanan yang sangat buruk.
Benar, sekarang dia menyadari kesalahannya. Ini saatnya membenarkan segala kesalahan yang dia lakukan dulu.
-
Eliza menarik nafasnya pasrah, ia tidak berani untuk melakukan ini. Menurutnya ini tindakan bodoh sekaligus mempermalukan dirinya sendiri.
Dibelakangnya ada seorang Chandra, Chandra awalnya ragu untuk memperbolehkan tindakan Eliza namun ia pun tahu Eliza sangat pantang untuk dilarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAST AND YOU (End)
Teen FictionTak ada hal yang sempurna di dunia ini, termaksud dia dan rahasia besarnya. "Cintai dirimu apa adanya." Begitulah kata mereka yang nyaris sempurna dan tak pernah merasakan perihnya hidup dihantui oleh kehancuran. Gadis tersebut memeluk tubuhnya ya...