VAA Bab 16

3.6K 535 124
                                    

Double Update 😌
Gantinya bsk libur dulu whehehe...

•••

"Putus? Sejak kapan? Kenapa? Kok bisa?" 

Pertanyaan itu Mazaya lontarkan untuk laki-laki di depannya ini. Matanya membulat bak bola bekel, mendengar kabar tersebut. Bukannya mereka baru saja baikkan dan berciuman sewaktu pesta dansa. Aneh banget tiba-tiba putus. 

Raksa menghela napas pasrah. 

"Tasya selingkuh."

Wah Zay, asik nih. Lo bisa maju.

"Sama siapa?"

"Sagara."

What?! Ini kuping Mazaya tidak salah dengar? 

"Hahaha, muka lo biasa aja dong. Tau kok, lo nggak bakal menyangka. Gue pun sama," ungkap Raksa tersenyum kecut, menyeruput americano yang tinggal setengah gelas. 

Mazaya sangat amat terkejut, orang Gista baru aja meninggal, ya kali Sagara langsung pindah hati ke Tasya yang jelas-jelas sudah menyandang status sebagai pacar Raksa. 

"Tapi gue nggak marah kok sama Sagara maupun Tasya. Hubungan gue sama Tasya nggak banyak orang yang tahu, jadi mungkin ngiranya Sagara, Tasya masih jomblo. Dan gue bisa mengerti kenapa Tasya lebih memilih Sagara, gue akui gue cowok terlabil." 

Rakasa mencurahkan semua isi hatinya serta pemikirannya. Ia merasa mungkin dengan berbagi cerita, bisa meringankan sedikit beban yang ia pikul. 

Iba, itulah perasaan Mazaya kepada Raksa. 

"Gue nggak tau harus ngomong apa di saat-saat kayak gini. Gue nggak tau cara menghibur cowok. Gue cuma bisa bilang, lo harus sabar, Ka, di luar sana masih ada banyak cewek baik-baik yang pantas dapetin lo dan akan setia sama lo. Tapi bukan gue," ucap Mazaya berhati-hati, menolak Raksa. 

Bangsat! Kenapa lo tolak bego! Gue cinta sama Raksa! Lo harus narik omongan lo!

Mazaya merasa tubuhnya akan dikendalikan lagi, namun ia bertahan, mencurahkan seluruh tenaganya supaya tubuhnya ini tidak bisa dikendalikan selain dirinya. Sekarang tubuh ini miliknya, hanya Mazayalah yang boleh memutuskan kehidupannya. 

Dan mulai sekarang Mazaya tidak mau mendengarkan ucapan-ucapan yang terngiang-ngiang di kepalanya, serta ia tidak akan kecolongan lagi memperbolehkan tubuhnya ini diambil alih. 

Sekarang Mazaya tidak mau lagi memenuhi keinginan suara itu, ia tidak mau merugikan kehidupannya atau salah pilih tentang pilihan hidupnya hanya di sebabkan suara itu.

Yang mencintai Raksa bukan Mazaya, melaikan suara yang sering mengombang-ambingkan keputusannya.

•••

Sore ini Rosalinda datang berkunjung ke tempat shooting Ankara. Perempuan itu menyebarkan citra ibu terperhatian di mata orang awam. Hampir setengah hari ibunya ini menemani Ankara shooting film terbarunya. Suara bisik-bisik para kru melelahkan telinga Ankara yang terus mendengarkan. 

Tak jauh berbeda dari sebelumnya, mereka membicarakan tentang Rosalinda sang ibu terbaik yang bisa membagi waktunya untuk putranya di sela-sela padatnya jadwal perempuan itu.

"Ankara, ini mama bawain makanan kesukaan kamu, mama masak sendiri loh."

"Pak sutradara, tolong jaga anak saya ya. Dia sering kelupaan makan, sebagai seorang ibu saya khawatir kalau anak saya telat makan."

"Aduh, kalian terlalu memuji, saya bukan ibu yang baik, saya hanya menjalankan tugas seorang ibu saja. Ibu-ibu yang lain pasti juga melakukan hal sama."

Voice and ActingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang