Setahun yang lalu,
"Mending lo pada mundur daripada gue pukul rata di jalan ini!"
"Berani banget datang ke kawasan Lenoux, nyari mati apa?"
"Udahlah abisin aja, lumayan buat latihan otot yang udah mulai kendor."
Suara-suara bariton tersebut terdengar dari salah satu baris depan dari sebuah kelompok geng remaja bernamakan Lenoux, tengah menghadang beberapa anggota Alcatraz yang tak sengaja melewati jalanan yang memang dekat dengan markas Lenoux.
Langit yang menjadi salah satu di antara anggota Alcatraz langsung turun dari motornya dan melepaskan helm yang ia kenakan. Meski dirinya hanya bersama dengan lima anggota lainnya tanpa anggota inti yang lain, Langit tak sekalipun merasa takut.
"Lo kira ini jalanan punya lo pada?" Langit melangkah maju dan meletakan helmnya di atas jok motor.
"Sejak kapan lo semua ngasih dana buat negara? Lo semua kan hanya beban!"
Langit mengatakannya dengan sarkas serta tatapan matanya berubah tajam dan sinis. Ia benci Lenoux yang sok berkuasa.
"Enggak usah sok lo Lang! Jangan sok berani! Lo tuh cuma sendirian. Bisa habis lo sama kita-kita," ucap salah satu anggota Lenoux.
"Ck, gue enggak takut sama sekali sama tikus kayak lo pada beraninya main di kandang," decih Langit. "Jadi daripada lo jadi hama di jalanan ini, mending pergi!"
Langit melangkah berbalik menuju motornya. Kemudian ketika hendak menaiki motornya, seorang lelaki dari arah kanan berjalan ke gerombolan anak Lenoux. Rambutnya yang disemir pirang bercampur warna hitam, dan memakai jaket dengan lambang Lenoux berdiri tepat di depan gerombolan itu menatap ke arah Langit dengan senyuman tipis.
"Lama enggak berjumpa ya Lang," ucap cowok itu tersenyum ke arah Langit.
Langit yang melihatnya seperti terkejut dan sampai tak mengedipkan mata. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Cowok yang tadi sukses membuat Langit terpaku dengan batin yang mengatakan ia masih tidak percaya dengan kejadian hari ini.
"Lo semua kasih jalan mereka, hari ini biarin anak Alcatraz lewat," ucap cowok itu kepada anggota-anggotanya. Dengan serentak mereka berjalan minggir membuat anggota Alcatraz sendiri terheran-heran.
"Lo mau lewat kan Lang?" tanya cowok tadi. "Silakan lewat, dan hari ini gue anggap kita damai sesaat."
Dengan rahang yang mengeras, Langit sungguh menatap marah ke arah cowok tadi.
Cowok itu adalah Samudra, dan Langit mengenalnya. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa bisa Samudra bersama anak-anak Lenoux?
***
Hiruk pikuk udara rumah sakit menyambut kedatangan seorang lelaki yang memakai jaket hoodie hitam yang tengah berjalan ke arah ruangan Hemodialisa. Ruangan yang dipergunakan untuk pasien yang akan menjalani cuci darah. Proses prosedurnya sendiri nanti akan memakan waktu kurang lebih empat jam per sesi.
Disaat langkah kakinya terhenti menatap pintu yang ada di hadapannya, cowok itu langsung menghela napas panjang dan tersenyum sumbang.
"Dengan cara ini gue bisa bertahan, jadi gue harus siap ngelakuin rutinan ini."
Usai mengatakan itu, lalu Ia masuk ke dalam dan disambut oleh seorang dokter lelaki berkacamata tersenyum hangat kepadanya.
"Selamat siang, Alga. Gimana kabar kamu hari ini?" sapa dokter berkacamata itu yang tak lain adalah dokter Fajar.
"Ya seperti yang dokter lihat? Rutinan harus dilakuin biar tubuh ini kuat," balas Alga.
![](https://img.wattpad.com/cover/320971657-288-k445994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARIMA ✔️
Teen Fiction❝ Tentang luka, yang harus diakhiri.❞ Sejak awal Narima sudah memberikan rasa benci pada hal-hal yang berbau sekumpulan anak geng. Namun ternyata rasa bencinya membuat Narima harus terjebak dengan Algamara, ketua geng Alcatraz.