Dinasti-Dinasti Tiongkok
Dinasti Yuan (1279 - 1368,)
Dinasti Yuan merupakan dinasti asing di Tiongkok, karena didirikan oleh Bangsa Mongol. Pendirinya adalah Kubilai Khan yang bergelar Shizu (1279 - 1294). Peristiwa terpenting pada jamannya adalah kedatangan Marcopolo, seorang pedagang dari Venezia. Hal ini menandai persinggungan penting antara Dunia Timur dan Barat, yang kemudian sempat terhenti selama kurang lebih 600 tahun. Karya besar yang dibangun pada masa ini adalah perpanjangan terusan yang telah dibangun oleh Kaisar Sui Yangdi, untuk memudahkan pengiriman gandum dari selatan ke ibu kota mereka. Satu hal luar biasa yang dapat kita pelajari dari Kubilai Khan adalah toleransinya pada semua agama.
Pada masa kekuasaannya, Agama Buddha, Islam, Kristen, dan lain sebagainya dapat hidup berdampingan dengan damai. Sikap toleransi pada semua agama ini jelas-jelas telah mendahului Bangsa Barat, dimana pada saat yang sama di Eropa, orang-orang yang tidak menganut agama tertentu akan mengalami siksaan yang berat dan bahkan kematian. Hal selanjutnya yang patut dicatat pada masa pemerintahan Kubilai Khan adalah serangannya ke Jawa dan Jepang. Kekalahan armada Kubilai Khan waktu menyerang Jepang dikarenakan tidak mengenal medan lautan, seluruh armadanya tenggelam di laut Jepang karena dihantam badai taifun, yang memang setiap tahun menerpa Jepang pada bulan Juli.
Kubilai Khan digantikan oleh cucunya Temur Oljeitu (1294 - 1307), dimana pada masa pemerintahannya ditandatangani perjanjian perdamaian dengan Jepang. Setelah kematiannya pada tahun 1307, kekuatan Mongol melemah secara drastis.
Pada masa pemerintahan kaisar Dinasti Yuan terakhir, Toghon Temur (1333 - 1368,) terjadi banyak bencana alam seperti banjir dan wabah penyakit, yang diduga merupakan penyakit sampar. Pemberontakan terjadi di mana-mana dan yang terkuat adalah yang di bawah pimpinan Zhu Yuanzhang. Mereka berhasil merebut ibu kota Dinasti Yuan yang bernama Dadu pada tahun 1368. Kaisar Toghon Temur melarikan diri ke utara, sehingga dengan demikian berakhirlah kekuasaan rezim Mongol di Tiongkok.
Dinasti Ming (1368 - 1644)
Setelah berhasil mengusir Bangsa Mongol, Zhu Yuanzhang menobatkan dirinya sebagai kaisar dengan gelar Ming Daizhu (1368 - 1398). Tahun pemerintahannya disebut dengan Hongwu, sehingga Beliau juga dikenal dengan sebutan Kaisar Hongwu. Dinasti barunya tersebut diberi nama Ming.
Pelayaran samudera merupakan salah satu hal yang patut dibanggakan pada masa Dinasti Ming. Kaisar Yongle (1403 - 1424) telah memerintahkan Admiral Zheng He untuk mengadakan pelayaran ke selatan menuju negeri-negeri yang jauh. Ia berhasil berlayar sejauh Afrika (Mogadishu dan Malindi), jauh sebelum Bangsa Barat berhasil mencapai tempat tersebut serta mencapai Kalkuta dan Kolombo beberapa ratus tahun sebelum Vasco Da Gama. Zheng He berangkat pada tahun 1405, membawa 63 kapal yang memuat 27.870 orang (jauh lebih banyak dibandingkan dengan pelayaran Kolombus). Hal terpuji yang patut kita teladani di sini adalah: meskipun membawa kekuatan besar tetapi Zheng He tidaklah berusaha menaklukkan atau menjajah negeri-negeri yang dikunjunginya. Hal ini beda dengan bangsa Barat, dimana
penjelajahan selalu diakhiri dengan penjajahan. Pelayaran samudera ini beberapa ratus tahun lebih tua dibandingkan dengan Kolombus, sehingga dapat dikatakan bahwa pelopor penjelajahan samudera yang sebenarnya adalah Zheng He.
Yongle digantikan oleh putera tertuanya Hongxi (1425), yang hanya memerintah setahun, namun ia memiliki rasa ketertarikan pada astronomi. Ia telah berhasil mengenali bintik matahari, jauh sebelum bangsa Barat mengenalnya. Kaisar Dinasti Ming yang terkenal berikutnya adalah Wanli (1573 - 1620). Pada masa kekuasaannya transformasi Tiongkok menuju negara modernpun diawali. Hasil pertanian dari Amerika, seperti misalnya jagung, kentang manis, dan kacang meningkatkan produksi pangan dan jumlah penduduk meningkat hingga menjadi lebih dari 100 juta jiwa atau bertambah dua kali lipat dibandingkan awal Dinasti Ming. Dinasti Ming terkenal pula dengan keramiknya yang diekspor ke seantero penjuru dunia. Pada beberapa bagian belahan bumi ini, kita dapat menjumpai sisa-sisa keramik dari jaman dinasti ini. Sementara itu menjelang akhir Dinasti Ming, Bangsa Manchu di utara menjadi bertambah kuat. Pemimpin mereka Nurhachi beserta puteranya Aberhai pada awal abad ketujuh belas berhasil merebut Liaoning dari tangan Dinasti Ming. Setelah merasa kuat mereka mendirikan dinasti sendiri yang diberi nama Qing (1626).