2. {Hari Pertama Dengan Vian}

8 1 0
                                    

CHAPTER INI FULL NO KASUS

"Pagi, detektif...." Sapa Vian pagi itu. Ya, hari pertama Vian tinggal bersama Roy dkk selama penyelidikan kasus itu.

"Pagi juga, Vian" Balas Ayu yang sedang mengaduk kopi untuk teman sarapan mereka.

Tiba - tiba, Aini datang sambil mendobrak pintu dengan tydack elitnya:v
Mamien bilek : mbak Aini, kasian pintunya(⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ
#poorlawangomahroy

Back to the story

"GES, HARI INI PENYELIDIKAN LIBUR DULU YAAAA" Teriak Aini. Sekali lagi, dengan tydack elitnya. Kali ini ditambah dengan logatnya yang sungguh sangat 'medhok':)

"Kak, bisa gak sih pagi - pagi jangan teriak - teriak? Ga liat kah masih ada cowo cakep yang lagi ngumpulin nyawa?" Protes Vian.

"Hah? Perasaan bawahan gue yang cakep satu doang, deh, si Fajar tuh" balas Aini yang seketika membuat Vian merengek.

"Vian ternyata aslinya cowo manja, ya? Kirain cowo cool" Komentar Ayu yang sedari tadi diam menyimak. Yah, hanya untuk membuat mereka diam.

Aini yang berhasil membuat Vian menunjukkan sifat aslinya yang manja padanya seketika tertawa.

"Mbak Aini, wes lah, ora bosen ta nggodai Vian terus? (Kak Aini, udah lah, ga bosen kah menggoda Vian terus?)" Tiba - tiba terdengar suara seorang pria berlogat Jawa Timur dari belakang Aini yang menginterupsi.

Yah, panjang umur buat Fajar Banyu Manik, bawahan Aini yang dimaksudnya. Fajar memang tinggal dan bekerja di Ambarawa, Jawa Tengah. Tapi dari logatnya, sudah jelas bahwa pria itu bukan kelahiran Jawa Tengah yang terkenal berbahasa Jawa halus itu. Bahasanya sungguh sangat mencerminkan 'Wong Suroboyo'.

"Ohh, Fajar, tadi bilang ada rencana buat hari ini:D" Kata Aini mengingatkan Fajar.

"Nah, iya baru inget, kita diberi libur penyelidikan hari ini sampai lusa. Jadi, kita bakal main ke Lawang Sewu:D" Fajar yang tadinya tampak bosan seketika menjadi riang.

"Gue gak ikut,"  kata Roy dan Rey berbarengan.

"Bilang aja takut sama hantunya, tenang, noni Belanda nya cantik cantik kok, gak serem, nongolnya aja yang serem" kali ini Fajar dan Vian yang bicara berbarengan.

"Kene mung bakal dolan tok, ora bakal uji nyali, awak dewe wedi ki opo'o? (Kita cuma bakal main doang, gak bakal uji nyali, kaliannya takut karena apa?)" Ujar Fajar.

Siang harinya, mereka pun berangkat ke Semarang. Hari itu mereka bersenang - senang. Kecuali Ayu dan Rey. Sungguh pasangan satu ini:) Bukan apa - apa, hanya saja mereka masih terpikir akan firasat mereka. Akan ada korban yang jatuh lagi jika mereka pergi meninggalkan pelaku yang masih berkeliaran ke Semarang. Itu kata firasat mereka. Namun mereka tetap berusaha untuk, yah, just enjoy it.

Malam harinya, tiba - tiba handphone Aini bergetar tanda notifikasi masuk. Aini pun membuka notifikasi itu yang rupanya adalah pesan dari atasannya di kasus ini,

Atasan_Pak Rizki

Atasan_Pak Rizki
Aini
Tim 2 untuk kasus ini yang dikepalai oleh Ren berhasil menemukan saksi pembunuhan Aizawa.

Anda
Saksi atas nama?

Atasan_Pak Rizki
Saksi atas nama Archika Diandra, 22 tahun.
Diketahui memiliki hubungan keluarga dengan Archika Diana, salah satu detektif swasta yang membantu kita.

Anda

Baik, dimengerti, pak
Kami akan segera pulang ke Ambarawa dan memeriksa kesaksian dari Diandra.
Terima kasih untuk info perkembangannya, pak

Atasan_Pak Rizki
Pulang sesegera mungkin, Aini,
Bawa Diana dengan selamat.

Anda
Siap, dimengerti, pak

To Be Continued.....

Total kata : 516

Dibalik Es Itu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang