CAKRABUANA 01

444 49 1
                                    

Terdapat seorang anak yang sedang duduk disamping jendela kamarnya sambil menatap langit-langit malam yang sedang turunnya hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdapat seorang anak yang sedang duduk disamping jendela kamarnya sambil menatap langit-langit malam yang sedang turunnya hujan. Ia sangat menyukai hujan, apalagi senja sore.

Anak ini mempunyai keluarga yang dibilang kurang kasih sayang kepada dirinya, bahkan ia tidak peduli akan dirinya yang suatu saat nanti akan meninggalkan mereka terlebih dahulu.

Ia mempunyai 2 orang kakak dan 1 adik kecilnya yang masih berumur 13 tahun. Ibunya dan satu kakak perempuannya sangat membenci Nakala.

Ya benar, namanya Nakala, Nakala abimanyu. Ia sangat ingin disayang oleh kedua orang tuanya seperti kakak-kakaknya dan juga adiknya. Tetapi dengan semua siksaan yang ada dirumah ia tidak bisa benci kepada mereka semua, ia sangat menyayangi mereka bahkan mereka tidak tau apa yang dialami Nakala saat ini.

Hujan semakin lebat, Nakala menatap hujan dengan meminum secangkir kopi hangat kesukaannya. Terlihat tenang ketika hujan itu terus meneteskan air ke permukaan.

"abi"

seseorang memanggil namanya, suara itu terlihat sangat lembut ketika memanggil namanya tidak seperti yang ia dengarkan setiap hari. Ia menoleh dan terdapat kakak perempuannya yamg sedang berdiri didepan pintu kamarnya dan menatap dirinya.

"ka kina?" ucapnya sambil berlari kearah kakak perempuannya dan mulai memeluknya.

"kamu gapapa? maafin ka kina udah jarang dirumah ya untuk selalu ngejaga abi" ucapnya sambil memeluk kembali badan Nakala yang sedang memeluknya juga.

"Abi gapapa ka, ka kina tidak perlu khawatirin abi. kakak kan udah ada keluarga jadi engga usah terlalu mikirin abi"

Dia kinala, ia menyukai sifat kak kina karena dia yang tau perasaan Nakala dari sejak lahir bahkan sampai sekarang. Kak Kina selalu menjaga Nakala dari kecil sampai sebesar ini, Nakala banyak-banyak berterima kasih kepada kakaknya yang satu ini.

Kinala menatap mata Nakala dengan dalam, karena Kinala tau Nakala adalah orang yang suka memendam kesedihannya bahkan sakit yang ia rasakan.

Kinala mulai mengecek kaki dan tangan Nakala siapa tau ada sesuatu yang ia tutupi karena tumben sekali Nakala memakai pakaian panjang disaat malam hari.

Setelah Kinala melakukan pengecekan terdapat lebam yang sangat besar dibagian punggungnya, Kinala mulai menatap Nakala kembali dengan tatapan hampir menangis.

"bang brian memukulmu lagi?" ucap kak Kina sambil mencengkram tangan Nakala supaya ia tidak bisa menutupi punggungnya tersebut.

Nakala terdiam menatap Kakaknya yang sekarang sudah hampir menangis karena mengetahui lebam itu.

"kakak jawab itu iya." setelah kak Kina mengucapkan kalimat itu, kak Kina tiba-tiba yang tadi mencengkram tangannya ingin menariknya untuk membawanya ke kamar bang brian.

CAKRABUANA, 00L.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang