PHO II
"DEMI ALLAH GUE KESAL BANGET SAMA TUH ANAK!" seru Adelea nyaring sampai-sampai suara cewek itu terdengar ke luar kelas.
Raline yang baru sampai pun menatap Fany, meminta penjelasan kenapa teman sekelas mereka itu bisa sebegitu marahnya padahal ini masih pagi.
"itu loh, si Stella berulah lagi," ujar Fany.
Mendengar itu Raline lantas tak bertanya lagi, ia tau ulah seperti apa yang dibuat oleh adik kelasnya tersebut. memang akhir-akhir ini nama Stella sering menjadi buah bibir karena dianggap suka menjadi perusak hubungan orang. Beberapa hubungan sudah pernah dirusak oleh cewek tersebut.
"ish! Gatel tuh anak, bisa-bisanya dia goda Tirtan!" ucap Ratna yang duduk di belakang bangku Fany dan Raline.
"Tirtan juga salah sih, punya pacar tapi masih gubris cewek lain," komentar Delmora.
Mata Ratna lalu tertuju pada punggung Raline dan menepuk pundak sahabatnya itu, "Lin! aduin aja ke kita kalau sampai dia godain Geva! Biar kita jambak rame-rame!"
"mana mungkin Geva kayak gitu! Kalaupun sampe berani kek gitu gue yakin tuh anak bakal di strap sama abangnya Raline!" bela Fany.
Ratna mengibaskan tangannya, "gak ada yang gak mungkin, Fan! Tuh buktinya!" cewek itu menunjuk ke arah Adelea yang masih ditenangkan oleh teman-teman sekelas lainnya.
"pacaran dari SMP tapi putus gara-gara satu cewek aja."
Raline lalu menatap Adelea yang kini masih menangis, sejak kejadian di lapangan waktu itu Stella memang sudah tak dekat-dekat lagi dengan Geva, setiap mereka berpapasan pun adik kelasnya itu pasti tak meliriknya sama sekali jadi bagi Raline, cewek itu bukanlah masalahnya.
***
"lo yakin mau dekatin Kak Geva?"
"saran gue sih jangan, Stell. Lo tau, 'kan, backing-an nya Kak Raline siapa aja?"
Stella tertawa kecil, "ya elah, lo kira mental gue secupu apa sampe takut sama temen-temannya Kak Raline?" tanya cewek itu remeh sambil memperbaiki rambutnya.
"lagian Kak Raline itu lemah kali! Lo gak liat pas kejadian di kantin waktu itu?" Stella menatap kedua temannya.
"'iya gak papa', 'gak masalah', 'gak perlu, Stella', ppftt—"
Cewek itu menahan tawanya sendiri setelah meniru suara kakak kelasnya, "sok baik banget! Pick me gak sih menurut lo tuh kakel?"
Baik Liza maupun Prita hanya bisa diam mendengarkan Stella menjelek-jelekkan kakak kelas mereka tersebut, mereka pikir hanya ada mereka di dalam toilet sampai akhirnya salah satu pintu paling ujung terbuka, Liza dan Prita sudah berdiri tegak bagaikan patung begitu melihat orang yang keluar dari balik pintu tersebut. Beda hal dengan Stella, cewek itu hanya terkejut sesaat sebelum senyuman tipisnya mengambang.
Orang yang berhasil mengejutkan mereka adalah Raline, kakak kelas yang sedari tadi dijelek-jelekkan oleh Stella. Liza segera menyingkir ke samping begitu Raline mendekat ke arahnya, cewek itu mencuci tangannya dalam keadaan hening sampai akhirnya keran dimatikan.
Raline memercikkan beberapa kali tangannya yang masih basah di wastafel dan mengambil tisu di sampingnya, setelah selesai dengan kegiatannya, kini Raline menatap ke arah Stella, cewek itu berdiri tepat di sampingnya. Ia menatap adik kelasnya itu dari bawah sampai atas, memindai penampilan Stella.
"Stella, lo itu..." Raline menjeda kalimatnya sesaat, ia kemudian melipat kedua tangannya, "lo gak ada apa-apanya," sambungnya merendahkan harga diri adik kelasnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
أدب المراهقين"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...