52. Pulang

622 77 8
                                    

.◜◡◝ ^••^

Flashback ke sehari sebelum Kimi ngilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Flashback ke sehari sebelum Kimi ngilang

Hampir seminggu Kimi masuk sekolah dan memulai kembali kegiatan sehari-harinya. Sekolah, kursus, lapangan dan kolam. Kehidupan Kimi berputar disekitar itu selama seminggu ini. Entah mengapa bukannya bisa menikmati kegiatannya Kimi telihat mulai jenuh, padahal sebelumnya Kimi bisa lupa pulang jika sudah berenang.

Bahkan kini Zidan menjadi saksi pertama Kimi terlihat ogah-ogahan untuk turun dari motor bebeknya padahal zidan sudah berdiri dan memarkirkan motornya.

"Kenape, lu?" Tanya Zidan pada yang duduk dikursi penumpang yang tengah memasang wajah cemberut.

"Gue rasanya ga pengen berenang deh hari ini!" Kimi mulai menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Tumbenan biasa lu suka banget pergi berenang?" Zidan menstandar dua motor itu.

"Gue keknya udah jenuh!" lanjut Kimi masih dengan posisi duduk diatas motor.

"Instigfar, lu! Banyak-banyak syukur! Habis liburan masa jenuh!" Zidane tidak biasanya menghadapi Kimi yang moody seperti ini.

"Yeah! Emang sih gue habis liburan dan itu menyenangkan, tapi keknya gue pengen ngerjain kegiatan lain." Ungkap Kimi kini melihat Zidan yang masih bertahan pada posisi berdiri sambil berkacak pinggang.

"Apaan? Ngojek kek gue?" Nada suara Zidan terdengar tak sabar karena tugasnya hanya mengantar Kimi bukan menjaga moodnya tetap stabil.

"Nah, ide bagus tuh!" Wajah Kimi seketika cerah saat mendengarkan omongan Zidan yang sejujurnya spontan saja.

"Ahhh! Kagak! Kagak! Ini pasti alibi lu doang kan biar gue ajarin naik motor!" Yang lebih tinggi malah mengomel mendengar itu dan mulai berasumsi yang aneh-aneh.

"Ihh! Mana ada!" Bela Kimi pada diri sendiri.

"Lu itu ga dibolehin Bi Catur bawa motor, jadi jan sok ngide!" Tambah Zidan mengingatkan.

"Heh! Gini-gini gue udah 16 tahun! Bisa kali belajar motor setahunan jadi ntar pas 17 udah bisa ikut test punya SIM." Kembali Kimi berargumen untuk setidaknya meluluhkan pikiran Zidan yang tidak-tidak.

"Lu tau kan seserem apa bapak lo? Gue yang tiap pagi disapa aja masih sungkan, apalagi kalo ntar lu kenapa-kenapa!" Jujur Zidan pada Kimi memang benar adanya. Walaupun Dwi memasang wajah tersenyum, tidak dapat dipungkiri struktur wajah pria dewasa itu sangat tegas sehingga membuat siapa saja sungkan.

"Jahad!" Kimi cemberut saat mengatakan hal itu.

"Dih! Ngambek lu? Bang Saka ga suka tau cewe ambekan!"

"Terserah!" Reaksi Kimi yang nampak bodo amat membuat Zidan heran.

"Tobat lu?"

"Iya." Jawab Kimi singkat membuat Zidan kembali bertanya, "Seriusan?" Kimi hanya mengangguk menanggapi itu.

24.3 Jenselle AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang