02.

848 126 3
                                    

Dengan tangan melipat di dada, Bright berdiri sembari bersandar di tembok ruangan UKS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tangan melipat di dada, Bright berdiri sembari bersandar di tembok ruangan UKS. Matanya tertuju pada sang ketua kelas yang tengah meringis kesakitan, masih memasangkan obat di siku dan lututnya.

"Argh, sakittt..." Rintih Metawin, masih berusaha mengobati lukanya dengan sebuah kapas.

Bright menghela napas pasrah. Barusan ia sudah menawarkan diri untuk membantu, tapi ketua kelasnya itu bersikeras ingin mengobati lukanya sendiri. Alhasil, Bright hanya bisa menonton sambil menunggu Metawin selesai dengan urusannya. 

"Makanya kalau lari tuh liat-liat," tutur Bright. "Orang macem apa lari di lantai yang bahkan gak licin, terus bisa kepeleset sampai nungging kayak gitu?"

Metawin menyipitkan mata ke arah sang pembuat onar. Ingin rasanya ia membalas dengan makian, membela diri lewat menjelaskan bahwa kecelakaan yang baru saja terjadi bukanlah salahnya. Pasalnya, ada salah satu anak yang memang mengerjainya dengan menjulurkan kaki ketika ia sedang berlari, membuatnya tersandung dan jatuh ke lantai dengan begitu mengenaskan.

Akan tetapi, untuk apa Metawin menjelaskan diri? Toh, urusannya yang memang sering dikerjai anak-anak sekolah karena merupakan murid beasiswa tidak ada hubungannya dengan Bright. Biarlah pria itu salah paham dan mengira semuanya adalah kecerobohan Metawin, daripada Metawin harus menerima ejekan lebih lanjut tentang statusnya yang begitu rendah di sekolah.

Walaupun ini bukan salahnya, tapi Metawin tahu jelas siapa dalang yang menjadi alasan semua ini terjadi. "Lagian kalo kamu gak berusaha untuk kabur dari kelas, aku gak mungkin lari-larian sampe jatuh terluka kayak begini!"

Ya... Tidak salah terkait argumen Metawin itu. Tidak bisa menjawab, Bright hanya mengedikkan bahu yang membuat Metawin semakin geram.

"Lagian kenapa sih, kalau mau bolos tuh selalu di tengah pergantian pelajaran?" Gerutu Metawin. "Kalo kamu emang mau bolos, ya udah bolos satu harian aja! Kalo kayak gini kan absensi kamu udah kecatet, aku yang kena dan harus dipanggil ke ruang guru tau!"

Bahkan jika absensi Bright banyak yang tidak tercatat, Metawin yakin sekolah tidak akan mempermasalahkannya. Toh, orang tua Bright kan pihak berpengaruh di sekolah. Boro-boro sekolah, mana mungkin ada yang berani membuat masalah dengan keluarga Chivaree di negara ini?

Keluarga Chivaree terkenal sebagai keluarga konglomerat yang sangat berpengaruh bagi negara. Kekayaannya mampu membantu krisis ekonomi negara dua puluh tahun yang lalu. Berkat bantuan Mario Maurer Chivaree yang membagi penghasilan dari PT Astro Corp ke negara, banyak masyarakat yang mampu mendapat bantuan sosial di tengah kemiskinan yang terjadi pada masa itu.

Istri dari Mario, Baifern Pimchanok Chivaree juga terkenal dengan hatinya yang mulia. Ketika persebaran virus flu sempat menyerang negara dan menyebabkan banyak kematian, Baifern yang notabenenya seorang dokter berani maju ke front line dan memberi pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkan, tanpa dipungut biaya apapun. Padahal, bisa saja dirinya berlindung di balik nama keluarganya yang kaya raya dan tidak melakukan apa-apa karena takut virus tersebut akan menyerang imun tubuhnya.

Orang tuanya terkenal sebagai pahlawan negara, kok anaknya bisa terlahir dengan sikap kayak iblis begini, sih?

Tatapan Metawin yang terlihat begitu kesal, dengan pertanyaan pria itu yang dipenuhi nada frustasi membuat Bright pun menjawab, "Gue ke sekolah niatnya mau ketemu temen, tapi di pertengahan bosen. Ya udah deh, gue milih buat bolos."

Wajah Metawin tertekuk tidak setuju, "Ke sekolah itu buat belajar, bukan buat main!"

"Ya itu kan buat lo, buat gue sekolah mah cuma main."

Metawin menganga tidak percaya. Bagaimana bisa seseorang begitu menyepelekan tanggung jawabnya sendiri?

"Lagian, pelajaran di sekolah juga gak gitu penting," kata Bright enteng. "Liat, gue gak belajar aja bisa tetep dapet sepuluh besar. Gue dengerin kelas juga buat apa? Materinya udah pernah gue dapet semua di les private gue pas SMP."

Metawin hanya bisa menggelengkan kepala tak habis pikir. Terkadang ia masih lupa fakta bahwa dirinya masuk ke SMA elit, membuat mayoritas siswa yang ada di sekolah itu tentu saja sudah mendapat pendidikan yang jauh lebih unggul darinya sejak dini.

"Pantes aja kamu males sekolah tapi nilainya masih bagus," cibir Metawin dengan nada sengit.

Bohong jika dirinya tidak merasa iri. Berbeda dengan Bright, Metawin harus membagi waktu dan belajar setiap harinya demi mempertahankan nilai dan peringkat tertinggi. Tingkat akademis sekolah unggul seperti SMA Raikan membuatnya harus berjuang agar beasiswanya tidak dicabut.

Bright terkekeh, "Yoi lah. Makanya buat gue, sekolah tuh cuma buat ketemu temen..." Matanya melirik ke arah pria bergigi kelinci yang tengah memandangnya penuh atensi,

"... Sama lo."

Metawin mengerjap, melihat ke arah Bright yang kini menatapnya dengan senyuman miring.

Belum sempat Metawin menanyakan maksud lebih lanjut dari perkataan Bright, pria itu mengganti topik pembicaraan, "Luka lo uda diobatin semua kan? Lo balik kelas Pak Off duluan aja gimana? Gue mau ke kantin beli minum dulu bentar, sekalian buat lo deh."

Tatapan usil yang tersinar di pupil mata Bright yang gelap, serta seringai miring yang menjadi khas pria tersebut setiap hendak melaksanakan rencana tak terpuji. Metawin mendengus, seketika ia sadar Bright lagi-lagi tengah mengerjainya, hampir membuatnya terbawa suasana.

Lupakan saja. Apa yang ia harapkan dari bertanya ke pembuat onar tersebut?

Metawin mengernyitkan dahi tidak setuju sebelum menjawab, "Enak aja! Aku tau kamu mau bolos ya, pokoknya kamu gak boleh kemana-mana sendiri!"

"Ah elah."

---

Gimana chapter ini? Jangan lupa vote dan comment sebelum lanjut untuk mendukung author yaa :)

Gimana chapter ini? Jangan lupa vote dan comment sebelum lanjut untuk mendukung author yaa :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GUARDIAN DEVIL - BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang