FredVier_ Tilang

430 28 6
                                    




"Sial!!! Saya telatt!!!!!"


Ujaran itu keluar dari mulut pria yang kini tengah panik dan terburu-buru menyiapkan hal-hal untuk hari ini.

Xavier--namanya, pria yang terbiasa tepat waktu pada segala hal dan hari ini sialnya ia akan terlambat mengajar, mandinya saja sekarang hanya selewat, maksudnya tidak mandi secara teratur yang penting tubuhnya basah dan harum.

Setelah mandi juga Xavier yang biasanya melicin baju agar terlihat lebih rapih kini masa bodo dan langsung memakainya, menyemprotkan parfum dan langsung menyambar tas kerjanya.


Kakinya berkali-kali hampir tersandung akibat dia yang terburu-buru. Pikirannya hanya 'tidak boleh terlambat', jika terlambat reputasinya sebagai guru teladan malah di injak oleh siswa-siswi nya .


Karena Xavier selalu mewanti-wanti agar para siswa tidak terlambat, itulah mengapa Xavier tidak ingin terlambat , Ia takut termakan oleh omongan sendiri.


Pagi ini selain Xavier merutuki dirinya yang telat bangun, ia juga merutuki kebodohan dan keteledorannya. Pasalnya, jika ia terburu-buru mengapa ia menggunakan mobil?? Bukankah ini malah semakin menghambatnya untuk tepat waktu ke sekolah, dan lebih parahnya ia lupa membawa bahan mengajar untuk kelasnya hari ini , ia lupa membawa itu dan tertinggal di meja kerjanya.


Mungkin ini memang hari sial Xavier karena jalan yang ia lewati juga sedang padat alias macet, jari-jarinya terus mengetuk stir tak nyaman. Matanya juga terus melirik arloji, jantungnya bertedak saat jarum panjang dari arloji berjalan, tangannya mengusak rambut secara brutal .

"Sial.. sial..sial!!" Rutuknya lagi

Kini jam menunjukkan pukul 6.49, dan absen guru akan di tutup jam 6.50. Pasrah, Xavier sudah tak memiliki kesempatan untuk tak terlambat.

Hingga saat jalanan lancar kembali, walaupun Xavier tau ia terlambat. Bukannya pelan menjalankan mobil, Xavier mengendarai mobilnya semakin kencang

Kata lainnya dia ugal-ugalan, oh ayolah Xavier? Mempertaruhkan nyawa demi datang ke sekolah? Yang benar saja .

Sepertinya dunia ini sangat membutuhkan guru modelan Xavier .

Di perjalanan, Xavier beberapa kali di klakson oleh pengendara lain tak jarang juga ia di maki, dia juga terus melanggar rambu-rambu lalulintas. Hingga akhirnya saat pertigaan jalan menuju sekolah, Xavier tertilang oleh polisi. Terpaksa dirinya berhenti.

"Hei tuan!.. tidak kah kau tau hal yang tadi itu berbahaya??"

Pria tegap yang mendatanginya kini tengah menunjuk-nunjuk tempat dimana Xavier belok dengan mobilnya bak seorang pembalap di tambah ia meninggalkan jejak ban mobil di aspal.

"Kau tidak liat hah?! Disini kawasan pejalan kaki, bagaimana kalau kau menabrak seseorang?!!"

Bukannya takut atau apapun, Xavier malah terpaku pada sosok polisi yang tegap ini . Matanya tertuju pada otot otot tubuhnya, pandangan intens itu terus menelisik tanpa sadar terkagum-kagum.

Pikiran yang tadinya tidak mau terlambat sekarang malah berfikir jorok tentang bisakah dia memegang otot perut yang menggemaskan dimatanya itu.

Oh sial!! Xavier tidak sadar sekarang, pikirannya melayang .

Polisi yang memiliki nametag Fredrin itu mengernyit bingung karena pria jangkung di depannya ini malah bengong.

Tangan besarnyapun segera di lambaikan di dekat mata Xavier untuk menyadarkannya .

"Tuan??"

MLBB [BL| one-shot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang