Happy Reading
•••
Pembagian rapor semester sudah tiba, orang tua atau wali murid datang untuk mengambil rapor anak mereka dan untuk mengetahui bagaimana perkembangan mereka selama di sekolah.
Para wali murid sedang duduk di auditorium bagian depan dan mendengarkan pengumuman sedangkan para siswa duduk di auditorium bagian belakang dan ada yang menunggu diluar.
Jungkook diluar menatap ponselnya, ayahnya sudah tidak pulang selama dua hari ini dan tidak bisa dihubungi seperti biasanya. Padahal Jungkook sudah mengatakan dari minggu lalu untuk datang ke sekolah. Sedangkan ibunya sudah tidak pernah berkomunikasi dengannya lagi, seperti menghilang dan Jungkook menyesal tidak tau dimana ibunya tinggal.
Jungkook memandangi ponselnya murung, tidak ada harapan baginya, akhirnya memilih masuk dan duduk namun tetap saja masih berharap setidaknya ayahnya akan datang.
Pengumuman sudah dilakukan, pemberian penghargaan bagi murid berprestasi baru disampaikan. Saat namanya dipanggil sebagai siswa berprestasi kedua, dia hanya maju sendiri sedang murid berprestasi lainnya didampingi oleh orang tua mereka.
Jungkook dipanggung memandangi tribun auditorium dengan buram, dirinya merasa sesak. Dia mendapat prestasi yang membanggakan namun tidak ada siapapun disisinya, yang mungkin akan bangga pada apa yang diraihnya.
"Ini adalah 15 siswa dan siswi berprestasi di sekolah kita" Yang mana setiap angkatan diambil 5 murid. "Selamat kepada kalian semua" Ucap moderator diujung sana sembari bertepuk tangan. Lalu kepala sekolah mendekat untuk memberikan piagam.
"Kau sendirian Jungkook haksaeng?" Ucapnya menyerahkan bingkai piagam sembari menghadap depan untuk dokumentasi.
"Ahh ne" Jungkook mengangguk dan menerima penghargaan tersebut.
•••
Sebagian siswa sudah pulang dengan orang tua mereka. Keadaan sekolah juga hampir sepi, tinggal beberapa yang berjalan pulang di pekarangan sekolah.
"Kau tidak masuk sebagai 5 siswa berprestasi?" Jungkook mendengar keributan diseberang, dekat dengan parkiran mobil.
"Siapa Jeon Jungkook angkatanmu itu? Aku baru mendengar namanya" Jungkook menoleh saat namanya disebut, disana dia melihat Jennie dan wanita paruh baya, mungkin ibunya, sedang berjalan menuju mobil mereka.
"Dia anak beasiswa"
Jungkook menghentikan langkahnya, dia berniat mendengarkan pembicaraan yang melibatkan dirinya itu. Pekarangan sekolah juga sudah sepi, tidak ada yang akan mempedulikan Jungkook jika dia menguping pembicaraan disana.
"Apa katamu?" Ibunya langsung berbalik menghadap Jennie. "Anak beasiswa? Kau kalah dari anak beasiswa"
"Dia hanya kebetulan bisa mendapat posisi itu" Jennie menyilangkan tangannya didepan dada, menjawab ibunya dengan tidak sopan.
"Kebetulan dari mana, Eomma lihat rekap asesmen dia di layar. Selama satu semester ini, dia dua kali mendapat nilai tertinggi. Sedangkan kau, apa? Sekali saja tidak pernah mendapat nilai tertinggi"
"Eomma!" Bentaknya tidak terima, "Tapi aku selalu berada di sepuluh besar"
"Apa artinya itu jika kau tidak mendapat gelar siswa berprestasi" Bentak ibunya kesal, "Pasti ayahmu akan marah besar, kau tidak lihat dia selalu marah dan kasar pada Eomma setiap hasil asesmenmu keluar! Kali ini pasti kita berdua yang akan menerima amarahnya" Kesal ibunya menatap Jennie dan berjalan menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness ~ Not [kth•jjk•cew]
Teen FictionBukankah hidup ini begitu sulit untuk orang biasa sepertiku? • 06 By Jeontara01 Start : 12 Mei 2022 Finish : -