Tak terasa pernikahan Shafa dan gus Ridwan sudah memasuki bulan ke enam. Semuanya terasa menyenangkan karena di jalani bersama sama, bahkan sekarang Shafa dan gus Ridwan lebih dekat dari sebelumnya dan tidak malu lagi untuk memperlihatkan sikap manja pada pasangannya
"Mas kata umi dek Rafif mau nikah ya?" Tanya Shafa sembari memainkan rambut gus Ridwan yang sedang tertidur di pangkuannya
Saat ini mereka sedang bersantai di kamar sembari menunggu adzan ashar berkumandang, hari ini gus Ridwan sedang libur jadi Shafa bisa berduaan dengannya sepuasnya
"Iya, besok niatnya kita mau pergi ke rumah calonnya dek Rafif" jawab gus Ridwan tanpa membuka matanya
"Calonnya yang waktu itu kesini pas acara akhirusanah bukan?" Gus Ridwan berdehem
"Cantik ya"
"Tapi lebih cantik istri mas sih" ujar gus Ridwan lalu mencuri ciuman di bibir Shafa
"Mas ih nyebelin" Shafa yang gemas langsung mencubit tangan gus Ridwan, bukanya kesakitan gus Ridwan malah tertawa
"Namanya siapa sih mas?"
"Namanya Asyla cahyani adik sepupunya dek husein suaminya dek Nadi"
"Pasti mba Nadi deh yang kenalin"
"Iya, itu anak emang hobi banget jodoh jodohin orang, sampai adek saja pernah mau di jodohin kan sama dia?"
"Eh iya, waktu balik dari pernikahannya mba Alya mba Nadi sempet mau ngenalin tapi nggak jadi soalnya keburu jadi istri"
"Untung mas gercep langsung minta sama bapak, kalau nggak pasti dek Nadi udah gencar tuh jodohin adek sama laki laki itu"
Shafa tertawa mendengar perkataan suaminya, kenapa terdengar seperti orang cemburu ya "tapi Shafa juga nggak mau sih soalnya masih pengin ngabdi disini tapi bingung mau nolaknya"
"Kenapa bingung? Tinggal bilang aja nggak mau soalnya ada seseorang yang lagi ditunggu kehadirannya"
"Lah siapa?"
"Aku"
"Yeeeeee" gus Ridwan tertawa bahagia setelah berhasil membuat shafa kesal, sudah menjadi hobinya sekarang, membuat Shafa kesal
Suara adzan ashar berkumandang dari speaker masjid pesantren, gus Ridwan langsung menghentikan tawanya dan bersiap siap menuju masjid sedangkan Shafa buru buru menyiapkan pakaian untuk gus Ridwan untuk sholat
🌻🌻🌻
"Mas mending yang ini apa ini?" Tanya Shafa memperlihatkan dua mukena yang berbeda pada gus Ridwan
"Nggak tahu dek, kalau bingung beli dua duanya aja"
"Mas, kita kan butuhnya cuma satu"
"Yaudah satunya buat adek" Shafa menghela nafas mendengar jawaban gus Ridwan, akhirnya Shafa mengambil salah satu mukena yang tadi di bawanya menuju kasir
Saat ini mereka sedang berada di pusat perbelanjaan, tadi bu Nyai Halimah meminta shafa untuk mencarikan mukenah dan beberapa barang untuk di berikan pada calon gus Rafif saat lamaran besok, jadi Shafa mengajak gus Ridwan untuk menemaninya, tapi rasanya Shafa menyesal karena mengajak suami nya karena tidak bisa di ajak diskusi, harusnya tadi Shafa mengajak mba ndalem atau Shafiya untuk menemaninya
Setelah membayar mukena, Shafa kembali mengitari pusat perbelanjaan untuk mencari barang lainnya. Hampir satu jam Shafa dan gus Ridwan berkeliling akhirnya semua barang yang di butuhkan sudah terbeli tinggal pulang
Sebelum pulang mereka mampir ke stand makanan untuk mengisi perut, disaat sedang menunggu makanan datang gus Ridwan tiba tiba ijin ke kamar mandi, tapi sudah hampir 15 menit belum juga kembali padahal makanan mereka juga sudah datang
"Mas Ridwan ke mana ya? Jangan jangan udah pulang duluan" gumam Shafa mengitarkan pandangan untuk mencari sosok suaminya tapi tetap tidak menemukan
"Masa sih mas Ridwan tega ninggalin aku sendiri disini" omel Shafa
Setelah menunggu hampir 30 menit akhirnya gus Ridwan kembali, tapi Shafa sudah keburu kesal jadi memilih diam dan melanjutkan makannya tanpa mempedulikan gus Ridwan yang kini menatapnya
"Sayang marah ya sama mas?" Tanya gus Ridwan tapi tidak mendapat balasan apapun dari Shafa
"Maaf ya udah buat adek marah" tambahnya lalu berjalan kebelakang Shafa dan mengalungkan sesuatu ke leher Shafa yang masih terbalut jilbab
Shafa menganga melihat kalung yang baru saja gus Ridwan pasang di lehernya, kalung yang terlihat sederhana tapi cantik menurut Shafa. kalung siapa ini? Ucap Shafa dalam hati
"Adek suka kalungnya?" Tanya gus Ridwan yang kini kembali duduk di kursinya
"Ini kalung siapa mas?"
"Kalung adek, suka nggak? Kalau nggak suka nanti kita tuker"
"Kapan mas belinya?"
"Barusan"
"Jadi mas pergi lama banget buat beli Shafa kalung?" Gus Ridwan mengangguk sembari memakan makanannya
"Ma-makasih mas" cicit Shafa dengan suara bergetar
"Hey kok malah nangis? Nggak suka ya modelnya? Mau dituker sekarang?" Shafa menggeleng lalu menyeka air mata yang jatuh di pipinya
"Shafa suka kalungnya, maaf ya mas tadi Shafa udah cuekin mas"
Gus Ridwan tersenyum lalu meraih tangan Shafa "alhamdulillah kalau adek suka, adek nggak perlu minta maaf disini mas juga salah karena membuat adek menunggu lama" setelah mengucapkan itu gus Ridwan mencium tangan Shafa yang sedang di genggamnya
"Mas sayang banget sama adek"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hebbaytek
General FictionShafa merupakan salah satu santri di pesantren Nurul Anwar dan juga abdi ndalem. Dua minggu setelah menghadiri pernikahan sahabat sekaligus kakak tingkatnya di pesantren, tiba tiba dia mendapat kabar dari orang tuanya bahwa ada seorang laki laki yan...