Untungnya, mereka menemukan kurir baru sehingga aku hanya perlu bekerja seminggu lagi. Ketika aku menyerahkan kunci mobil untuk yang terakhir kalinya dan berjalan keluar, aku sengaja pergi dari perusahaan tanpa pamit. Mulai besok, aku harus pergi bekerja di tempat lain, bukan disini, jadi aku masih belum terbiasa. Tapi aku tahu. Aku akan mengerahkan seluruh tenagaku untuk balas dendam sama seperti bagaimana aku bekerja begitu keras selama lima tahun untuk melunasi hutang. Mungkin itu hanya perpanjangan waktu yang kuhabiskan untuk melunasi uang itu. Mungkin itulah kenapa aku begitu tenang. Bahkan kalau tiba-tiba ada masalah di hari pertama mengambil foto profil.
Di benakku, kupikir itu hanya sekedar memencet tombol potret lalu selesai. Jadi saat aku tiba di studio beratap tinggi dengan suasana seperti gudang, aku merasa canggung. Peralatan yang tak kutahu berbaris di sana-sini, dan di tengah-tengahnya, hanya ada background putih yang digantung.
Hanya ada barang yang asing tapi aku bisa melihat apa yang kurang disini. Orang-orang, tak ada satu orang pun untuk mengoperasikannya.
"Tidak, bukannya kemarin aku sudah menghubungi lebih dulu? Aku mengkonfirmasi dua kali kalau aku akan datang pukul 1, kan?"
Manajer jarang marah dan kini meninggikan suara pada satu-satunya wanita yang ada di studio. Tetapi, wanita yang merasa malu itu berulang kali bilang kalau dia tidak tahu karena dia hanya pekerja paruh waktu.
"Semua orang pergi pagi-pagi karena mereka ada syuting outdoor. Tidak tahu kapan mereka akan kembali..."
"Semua kameramen? Fotografer Park juga? Kau yakin?"
Si pekerja paruh waktu mengangguk kuat-kuat pada pertanyaan manajer.
"Ya, semuanya termasuk tim makeup. Jadi aku mendapat telepon tadi pagi yang menyampaikan kalau aku harus mengosongkan kantor selama beberapa hari, jadi aku keluar."
Pekerja paruh waktu terus mencoba menghubungi seniornya dan membuat alasan, seolah-olah mereka akan menangis. Tetapi, pihak lain tidak menjawab telepon, jadi aku hanya bisa mendengar nada dering tanpa jawaban. Di sisi lain, manajer juga mencoba menelepon, tapi tangannya terhenti pada kata-kata si pekerja paruh waktu yang mengikuti.
"Aku juga tidak tahu, kudengar Tuan Song Yoohan perlu mengambil foto outdoor yang mendesak..."
"Siapa kau bilang?"
"Huh? Tuan Song Yoohan. Ah, tunggu, teleponnya... Ah! Tuan! Seseorang datang kesini dari Dream bilang kalau mereka a kan mengambil foto profil..."
Pekerja paruh waktu yang terhubung dengan pihak lain menjelaskan situasinya dengan tergesa-gesa, tapi tak lama dia langsung mendengarkan dengan wajah kebingungan.
Lalu aku melirik dan menolehkan kepala untuk melihat manajer. Sudah jelas pihak lain tidak akan bisa datang bahkan jika manajer tidak mendengarnya. Dia mungkin akan menutup telepon dan meminta maaf. Tapi permintaan maafnya datang duluan dari orang lain.
"Aku minta maaf."
Saat aku menoleh ke arah suara lirih itu, manajer bergumam dengan kepala tertunduk.
"Mungkin Myeongshin menghalangi dengan urusanmu karena aku..."
Aku sudah mendengar Myeongshin berbicara di telepon saat di atap, jadi aku baru mau bilang aku tidak begitu kaget, tapi aku menutup mulut. Lebih tepatnya, kenapa dia begitu bersalah tentang ini? Bukannya ini cuma mengambil beberapa foto?
"Tidak bisakah kita mengambil foto di tempat lain?"
Wajah manajer langsung menampakkan tanda-tanda malu setelah mendengar pertanyaan itu.
"Ah... Ini tempat dimana perusahaan membuat kontrak. Kalau kau mau pergi ke tempat lain, aku harus melapor ke orang-orang atas dan mendapat izin secara terpisah. Atau, kita bisa saja memakai uang kita sendiri. Tapi sekarang uangnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Payback
RomanceTitle: Payback 페이백 Author: Samk English Translator: misacchi English Translation: https://chrysanthemumgarden.com/novel-tl/pb/ Sinopsis: Lee Yoohan yang menjalani kehidupan melelahkan sebagai penagih hutang, memutuskan untuk menjadi selebriti demi m...