Pemandangan yang tersaji dari luar jendela mobil, membuat hyungseok menganga. Pepohonan yang mulai berubah warna kuning ke kemerahan, serta perbukitan kecil dan udara yang begitu sejuk. Ini adalah surga dunia, pikirnya.
"......"
Hyungseok menoleh pada jay kala laki laki itu bertanya. Kepalanya mengangguk antusias "sangat! Aku tidak tahu kalau ada tempat seindah ini, terima kasih jay!"
Jay yang sedang menyetir, tersenyum tipis. Ikut senang mendengar jika hyungseok menyukai destinasi wisata yang ia pilih. Meski hanya pinggiran kota, tidak kalah dengan luar negeri.
Dari jalan besar, jay berbelok dan membawa mobilnya menuju ke suatu tempat melewati hutan yang dedaunannya mulai gugur. Mengendari mobil selama 45 menit, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Sebuah danau tersembunyi diantara pepohonan yang lebat. Tenang dan asri, khas tempat yang belum dijamah banyak orang.
Keluar dari mobil, hyungseok disambut udara dingin yang menyegarkan. Menghirupnya, hyungseok tersenyum. Tidak ada bau bau an khas kota seperti yang biasa diciumnya.
Mendongak ke arah langit, melihat kawanan burung yang bermigrasi melewati tempat mereka. Berjalan ke pinggir danau, hyungseok mencelupkan tangannya lalu bergidik saat kulitnya merasakan dinginnya air danau.
"Jay, ayo nanti memancing" ajak hyungseok sambil menghampiri jay yang tengah mengeluarkan barang dari bagasi
Melihat jay mengangguk, hyungseok bersorak senang. Keduanya lalu bahu membahu membangun tenda yang nantinya akan mereka tempati selama semalam.
Saat membuat tenda, jay melirik lirik hyungseok yang tengah sibuk di sisi lain tenda. Bibirnya tersenyum tipis. Akhirnya, impiannya mengajak hyungseok berkemah berdua berhasil. Jantungnya berdebar memikirkan bahwa nanti ia akan tidur berdua dengan hyungseok.
"Jay?"
Yang dipanggil tersentak kecil lalu mendongak pada hyungseok
"Kau demam?" tanya hyungseok karena melihat pipi jay merah, takutnya jay terserang demam karena cuaca dingin sekarang
Menggeleng ribut yang menyatakan bahwa dirinya tidak demam, jay memberikan tanda bahwa ia baik baik saja pada hyungseok.
"Benar? Kalau kau sakit, kita pulang saja"
Lagi jay menggeleng ribut, menolak usulan hyungseok. Mana mungkin ia pulang padahal sudah susah susah mencari hari yang tepat untuk mengajak hyungseok berkemah tanpa gangguan. Ini adalah hari yang dinantikannya. Tidak ada yang bisa mengacaukannya.
"Baiklah, tapi kalau ada apa apa beritahu aku. Oke?"
Memberi tanda ok dengan tangannya, jay dan hyungseok kembali sibuk dengan urusan masing masing. Setelahnya, mereka memancing di pinggir danau tanpa terasa bahwa hari semakin sore.
"Sudah dapat banyak, ayo jay kita masak" ucap hyungseok dengan riang
Hanya menurut, jay mengikuti hyungseok ke tenda. Membuat api unggun dan mulai membakar ikan hasil tangkapan mereka. Sederhana memang, tapi keduanya menikmatinya. Sambil mengobrol, jay dan hyungseok menghangatkan diri di depan api unggun.