"Menolong seseorang itu tak perlu memperhatikan dengan siapa orang yang akan kita tolong, karena sesungguhnya kebaikan yang kita lakukan akan di balas oleh Allah bukan dengan seseorang yang melihat kita saat menolongnya"
Asyafany Al-GhifariKejadian tadi membuat Asya menjadi khawatir mengenai kondisi mamah yang tiba-tiba teringat ayah akibat bercerita tentang mimpinya tadi. Di satu sisi Asya masih bingung dengan maksud dari mimpinya itu yang selalu datang setiap waktu tidur yang seolah-olah mengingatkannya, namun di sisi lain juga dia khawatir ketika mamah selalu teringat dengan ayahnya yang sudah tiada selama 4 tahun ini.
Asya kembali melanjutkan perjalanan ke kampus sambil melamun memikirkan kejadian tadi pagi. Namun, suara bariton mobil mengejutkan lamunan dirinya serta langsung menghentikan laju kendaraannya yang hampir saja menabrak trotoar jalan.
"Astaghfirullah" batin Asya
Asya berusaha menenangkan diri dan menahan emosinya agar tidak memarahi pengendara tersebut. Saat menoleh ke belakang mobil yang hampir menabraknya tadi sudah pergi tanpa mengucapkan maaf. Asya yang benar-benar kesal masih bergumam sendiri hingga akhirnya mendengar ada orang sedang berkelahi. Asya penasaran dengan asal suara tersebut segera mencari letak asal suara.
##
Ditempat yang sama Mobil sedan putih diikuti sosok berbaju hitam yang bermotor mengejar mobil tersebut. Adu kecepatan terjadi diantara keduanya, namun dari arah berlawanan motor lain berusaha untuk menghentikan mobil sedan tersebut dan akhirnya mobil sedan terkepung oleh sekelompok berbaju hitam.
"Turun lho!!!" seru salah satu berbaju hitam dan seorang laki-laki muda yang didalam mobil itu keluar dengan santai.
"Siapa kalian?" Tanya pemuda
"Nggak perlu tau lho siapa kita!" Jawab salah satu berbaju hitam yang menghadang dari samping.
"Okeee,,, kalau gitu tapi bilang sama bos lho gue nggak takut!!" ujar pemuda dengan tatapan sinis.
Bruuuukkk
Satu pukulan mengenai salah satu preman tersebut, tak berselang satu detik pun baku hantam pun terjadi antara pemuda dengan segerombolan berbaju hitam. Pertarungan keduanya berlaju dengan sengit bagaimana tidak pemuda itu di kepung oleh enam berbaju hitam dari sisi yang berbeda dan bertubuh besar.
Brukkk
Dua pukulan itu mengenai tubuh pemuda itu di bagian perut dan pelipisnya.
"Siaallaan" Batin pemuda kesal
"Pengecutttt lho semua" Bentak pemuda itu pada preman.
"Habisii dia" Ujar preman itu pada kawannya yang sembunyi di pohon sambil menodongkan pistol kearah pemuda itu.
Dooooorrrrrr
Suara tembakan itu sangat keras membuat orang sekeliling menjadi terkejut. Karena mereka mengira peluru itu tepat terkena sasaran namun nyatanya tidak, sosok wanita berhijab datang dan segera menyelamatkan pemuda itu yang tak lain adalah Asyafany. Akibat suara tembakan tersebut membuat para warga sekitar langsung menuju tempat asal suara itu hingga membuat para preman itu pergi meninggalkan tempat kejadian.
"Lho.. nggak ppa" Tanya Asya panik menghampiri pemuda itu.
"Sini gue bantu" Sambil mengulurkan tangannya.
"Nggak usah" Balas pemuda dengan dingin.
"Tapi lho terluka" Sahut Asya.
"Nggak usah, mending lho jauh-jauh dari gue!" Bentak pemuda.
Mendengar perkataan pemuda yang didepannya Asya segera menjauh dari pemuda tersebut meski hatinya ingin sekali menolong pemuda tersebut. Melihat kondisinya yang sudah terluka akibat beberapa pukulan segerombolan berbaju hitam tadi. Tapi aksi Asya justru tidak membuat pemuda itu simpati atau berterima kasih karena sudah menyelamatkan nyawanya melainkan membuat dirinya semakin kesal karena sekilas melihat sosok yang dia benci itu ada pada wanita yang sudah menolongnya.
Pemuda itu berdiri dan menghampiri Asya. Kini jarak antara Asya dan pemuda itu sangat dekat hanya tersisa jarak kurang lebih dua langkah.
"Lho nggak usah bantuin gue, aksi lho tadi tidak membuat gue kesan sama lho karena gue tau wanita kaya lho itu cuman cari perhatian" Ujar pemuda sinis dan dingin.
"Heh ... asal lho tau apa yang gue lakuin tadi itu bukan cari perhatian, tapi kewajiban gue sesama muslim untuk saling tolong menolong dan kalau nggak gue tolong juga mungkin lho sekarang udah ada dirumah sakit ngerti lhoo!" Jawab Asya kesal
"Terserah lho ngomong apa, gue nggak terima alasan lho" Sahut pemuda itu sambil pergi meninggalkan Asya yang masih terdiam.
"Dasar...nyebelinnnn. udah ditolong bukannya terima kasih malah bikin kesel" batin Asya.
##
Dua puluh menit Asya sampai dikampus Cahaya Bangsa. Perasaan kesal masih menyelimuti Asya sambil melirik jam tangan dan betapa terkejutnya saat pembelajaran kuliah akan dimulai sepuluh menit lagi. Asya berlari menuju kelas dengan tergesa-gesa karena takut telat.
"Alhamdulillah" batin Asya lega
"Ha...ha.haa...akhirnya sampe" gumam Asya seraya meneguk salvinanya.Asya langsung duduk di bangku dengan kondisi kaki yang sedikit terasa lemas karena berlari dari parkiran menuju kelas yang jarak nya lumayan jauh.
"Ya Allah ... Asya loh kok baru dateng?" Tanya Raya Ghina Monica yang merupakan sahabat terbaik Asya semenjak SMP dan mereka selalu bersama-sama bagaikan saudara kandung.
"I-iya, tadi sedikit terkendala di jalan" balas Asya terengah-engah.
"Kenapa??" Sahut Raya cepat dan terkejut"Nanti gue ceritain" jawab Asya singkat karena ibu guru datang ke kelas dan pelajaran dimulai dari dua jam ke depan.
Yeayyy ... Akhirnya chapter lanjutan sudah di up yah wkwkwk, menurut kalian gimana? Seru nggak? Atau kurang ngfeel?Mohon maaf yah kalau ada typo dalam penulisan hehehe...
Semoga suka dan jangan lupa voment yah, biar aku semangat update 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanah Cinta (END)
Spiritual(Spiritual - Romance) Follow yuk sebelum baca :) Yuk jangan lupa di feed juga komentar.... !!!! 🌻Berkisah tentang seorang gadis yang bernama Asyafany Al-Ghifari. Suatu hari Asya mendapatkan sebuah amanah terakhir dari sang ayah, namun ditengah perj...