Penyamaran

3 1 0
                                    

Megan baru saja keluar dari Galley (dapur dipesawat), dengan membawa sebuah nampan di tangannya yang berisi segelas minuman mahal yang akan ia berikan kepada Pria yang tengah duduk menyender di atas kasur di kabin pesawat itu.


Setiap ia melangkah, ia merasakan sakit pada kakinya yang di sebabkan oleh sepatu bertumit yang baru pertama kalinya ia gunakan.

Sungguh ia terlihat lebih elegant saat mengenakan sepatu itu, sepatu simple berwarna hitam polos dengan hak setinggi 12 sentimeter.

Tubuhnya yang tinggi, kaki jenjangnya yang mulus dan putih sangat cocok di padankan dengan sepatu ber hak tinggi seperti sekarang. Karena biasanya ia hanya mengenakan sepatu boot yang memang di buat khusus untuknya menjalan kan misi. 

Tapi gadis ini sungguh tidak senang di dalam hati, jika tidak karena terpaksa, ia juga tidak akan pernah mengenakan sepatu tersebut, dengan terpaksa, untuk saat ini ia hanya harus menahan  tersiksa karena mengenakan sepatu tinggi seperti ini.


Demi penyamarannya agar tidak terbongkar, rasa sakit itu ia tahan, dan tetap berjalan anggun layaknya seorang pramugari pada umumnya.Yang ia pelajari hanya dalam semalam.***Saat ia memasuki kabin, dari kejauhan ia melihat seorang pria yang tampak memaksakan diri untuk terus menutup matanya.


Wajahnya pucat, dengan keringat dingin yang mengucur di dahinya, padahal ruangan dingin ber-ace.


Ternyata benar, Pria itu memang takut menaiki pesawat.


'Ternyata ada juga hal yang pria ini Takuti?' ucapnya dalam hati.


"Apa yang kau lihat disini, cukup sampai disini! Jika sampai keluar, kau akan tau akibatnya" Ucap seseorang yang tiba-tiba datang dari arah belakang dirinya.


Megan pun hendak menoleh ke asal suara, tapi belum sempat melihat siapa, kakinya malah tersangkut oleh kaki sendiri, dan dia pun akan segera jatuh dengan posisi terlentang di lantai.Dirinya yang telah terlatih, tentu saja merespon Cepat apapun benda yang mampu meminimalisir hentakan.


Dan sayangnya, ia malah menarik kerah baju si pria dingin nan kejam itu hingga buah bajunya terlepas.


Tidak di duga, si pria yang ia tarik malah menaruh tangannya di belakang kepala Megan, untuk menghindarinya dari benturan.


'Dia tidak sekejam yang dibicarakan orang-orang?' Gumamnya dalam hati.


"Apa yang kau lihat? Jadi begini caramu menggoda pria?" Ucap pria itu bagai Petir menyambar telinga si gadis.


"What? Bukankah kau yang tidak mau beranjak dari atas tubuhku tuan? Apakah begitu nyaman? Apakah begitu empuk?" Balas Megan yang seketika membuat Wajah Darion bersemu merah.


Ia terbelalak, memang ukuran gadis ini lebih besar dari ukuran wanita normal pada umumnya. Hingga saat wajahnya membentur bagian dadanya ia sama sekali tidak merasakan sakit.


"Hilangkan pikiran kotormu tuan, itu asli tanpa operasi" tambahnya lagi, hingga membuat orang-orang yang berada di kabin itu pun nyaris tertawa karenanya.Begitu pula dengan Mwrichio, asisten tuanya itu bahkan telah memegangi perutnya.Dengan tergopoh gopoh ia berjalan keluar dari cabin, dan tertawa sekencang dan sepuas yang ia bisa.Hingga tawaan itu tetap terdengar hingga ke telinga Darion.

Hatiku menginginkanmu, tapi Hidupku untuk Membunuhmu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang