Awal

8 1 0
                                    

"aku ingin bangun dari mimpi buruk yang menekan jiwa ragaku . Aku ingin tersenyum kembali pada sang alam. Senyumku redup."

Di keheningan malam, ditemani suara jangkrik dan suara angin. Gadis itu tersontak dari tidur lelapnya ia terbangun karena kerongkongan mulutnya sedikit berisik jadi ia memutus untuk mengambil air minum untuk membasahi kerongkongannya. setelah kerongkongannya mulai reda ia kembali ke kamar melanjuti tidur di kasur favoritnya. Namanya Naya seorang remaja yang baru ingin mengetahui dunia. Dia terjerat dari alur kisahnya. Dia sedikit terpeleset.
Naya tidur dengan sangat pulas tak terasa air surga yang dari mulutnya membasahi bantal birunya.

"kring...kring.....kringg...."suara alarm yang menunjukan pukul 06.00 itu sedari tadi berbunyi untuk membangunkan gadis itu.

"berisik banget ni jam emang jam berapa sih." dengan kesal naya menyeletuk sambil mengusap matanya dan bangun dari tidur nya lalu ada suara yang nyamber.

"udah jam 6 kak emang  lu gak sekolah untung itu jam masih mau bunyi untuk ngebangunin lu kak." celetuk syila yang sedari tadi sudah berkemas untuk bersekolah.

"Astaghfirullah kenapa lu gak dari tadi bilang udh jam 6. pr blm siap lagii." dengan panik nya langsung berambat kekamar mandi dan celingak celinguk mencari handuk.

"dek handuk mana?"

" handuk dikamar mandi kak."

"aduh.. pake kejedot lagi kepala gue." meringis kesakitan sambil sungut dengan suara pelan.

gadis itu dengan jurus jitunya selesai untuk berkemas dengan seragam yang rapi, biasanya dia paling lama untuk berkemas dengan dirinya sendiri. dia berjalan menuju kedapur untuk sarapan pagi namun adek nya berteriak dengan suara lengkingannya " kak cepetan ini om Hamdan sudah datang"  suaranya langsung sampai menyeletuk telinga Naya.

"iya ...." sahut naya sambil mengunya roti yang dia ambil dari meja makan

" ibu naya pamit ya Assalamualaikum."
pamit naya sambil menyalam tangan Rena .

"waalaikumsalam hati- hati ya." jawab Rena sambil mengelus bagian kepala Naya.

gadis itu berjalan menuju suara lengkingan dan mengambil sepatu.

"lama amat lu"

" iya iya. suara Lo dek sumpah bikin telinga gua sumpek."

" kalo gak kek gitu lu bakal lama kak, tu ha om Hamdan dari tadi dah datang . sadar diri dong  lo kan numpang.?"

"iya gue tau, lu naik apa?"

"gue jalan kaki lah."

"ya udah assalamualaikum dek." pamit naya yang langsung berlari menuju om Hamdan.

Syila menatap punggung kakaknya yang perlahan menghilang.

Alur kisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang