Tetesan demi tetesan hujan berjatuhan membasahi wajahnya. Matanya terpejam menikmati rasa dingin basah yang dihasilkan dari derasnya guyuran hujan pada tubuhnya. Udara dingin malam bertambah angin kencang tak menggoyahkan dirinya untuk berdiri tegak menikmati pelapisan pada kesakitan jiwa dan hatinya.
Kilas kelam masa lampau yang menyakitkan dan memalukan teringat kembali. Tangan kecilnya yang bergetar kedinginan meraba lengan hingga ke pundak nya menelusuri sisa rasa pukulan yang berbekas nyerinya. Telinganya yang memerah kembali mendengar kata-kata hinaan yg terlontar untuk nya. Sungguh sebuah kata yang tidak pernah ingin ia dengar kembali.
Trauma masa lalu dan luka tak sengaja di hati nya menimbulkan banyak rasa takut yang menutupi dirinya hingga menciptakan sisi lain dengan topeng kuat tebal yang tidak bisa dipatahkan bahkan oleh dirinya sendiri. Ia baik-baik saja nampaknya, tetapi hujan tau segalanya. Hujan tau kenapa dia dan bagaimana dia. Bahkan hujan juga yang menjadi tangan untuk menghapus air mata nya.
Lama berdiam dalam guyuran hujan, ia mulai merasa sedikit kedinginan. Menepilah ia ke sisi jalan tepatnya di halte kosong yang sudah jarang digunakan. Ia duduk termenung berusaha menahan tubuhnya untuk tidak menggigil. Ia sudah terbiasa dengan dingin. Apakah besok ia akan sakit? Tidak. Saking kebalnya bahkan ia belum pernah demam lagi di tahun ini dan tahun lalu. Entah tubuhnya yang mati rasa atau dia yg tidak perduli tetapi ia sehat.
Tak lama kemudian suara deru sepeda motor memasuki telinganya. Ia melihat dari sebelah kiri ada motor yang perlahan menepi mendekati halte bis yang diduduki nya. Louis mengamati pemuda tinggi dengan motor besar berwarna hitam dengan helm fullface dengan warna yang sama berbalut jaket kulit yang terlihat mahal yang basah karena tersiram hujan.
Tampan.
Satu kata yang terlintas di benak Louis ketika pemuda tinggi ini membuka helmnya. Rambut hitam legam agak panjang disisir dengan tangan kebelakang yang nampak lembut sedikit basah yang membuat Louis penasaran seperti apa rambut itu. Belum lagi wajah dengan rahang tercetak jelas berhiaskan hidung mancung yang membuat Louis lagi-lagi mengucapkan kata tampan di benaknya. Ohh jangan lupakan tonjolan urat urat pada punggung tangan besarnya.
Benar-benar deskripsi yang teliti untuk orang tampan yang tidak boleh dilewatkan satu bagian pun.
Laki-laki itu melihat kearah Louis lalu melemparkan sebuah senyuman untuk menyapa. Louis membalas senyuman itu. Laki-laki itu kemudian duduk di samping Louis. Sedikit terkejut namun tidak papa, hanya sedikit. Mata besar Louis kembali melihat kearah laki-laki itu. Ia seperti pernah melihat laki-laki ini. Sebentar Louis ingat-ingat lagi.
" Khun! " Panggil Louis pada si tampan.
" Khap? " Sahut laki-laki itu menanggapi panggilan Louis. Laki-laki itu pun menoleh melihat kearah Louis. Mereka saling melihat untuk beberapa saat sebelum Louis kembali angkat bicara.
" Khun orang yang pernah ku tabrak di Fakultas kan? " Tanya Louis memastikan benar tidak nya ingatan yang ia punya.
Sedangkan si laki-laki nampak berfikir sebentar sebelum tersenyum dan mengangguk. " Benar. Aku baru mengingat nya. Kau tidak papa? " Tanyanya.
" Tidak papa. Maaf untuk waktu itu. Aku terburu-buru jadi menabrak mu. " Jelas Louis.
" Tidak masalah. Itu wajar karena aku pun pernah begitu. " Kata laki-laki itu.
Louis tersenyum. Astaga ia masih ingin berbicara dengan laki-laki ini. Tapi apa yang ingin ia katakan.
════ ⋆ ★ ⋆ ════ ✴ ════ ⋆ ★ ⋆ ════
Kembali dari tempat kerja nya dengan tubuh kelelahan tak membuatnya menyerah untuk kembali ke jalan yang membuat nya penasaran dengan seorang laki-laki asing disana. Ia melajukan motor besarnya keluar dari area parkir perusahaan dan menerobos derasnya hujan di jalan kota. Sedikit berhati-hati agar tidak tergelincir saat di perjalanan dan menimbulkan kerugian pada tubuh menawan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Citylight memory [ Neolouis ]
Novela Juvenil" kita memiliki kenangan indah yang sederhana yang berawal dari pertemuan dibawah lampu jalan kota. kenangan awal cinta kita " " aku pikir hubungan kita hanya sebuah drama romansa saja " " memangnya ada drama yang seindah kisah kita? " Neo yang d...