Senin pagi yang cerah membuat zin merasa kesal. Ia sekarang sungguh badmood.
"Males banget deh upacara, semoga nanti tiba-tiba hujan." celetuk Zin.
"Hush! Gaboleh gitu zin, gitu-gitu juga kan pahlawan udah sangat berjasa buat kita." balas seseorang yang berada di samping zin.
Zin menarik nafas pelan.
"Iya iya Hyungseok yang manis."
Nama teman sebangkunya adalah Park Hyungseok panggil aja Hyungseok atau Seok. Orangnya sering dipanggil kembang sekolah. Karena cewe maupun cowo pada naksir sama nih orang. Hyungseok juga orangnya baik dan friendly jadi Zin ga kaget sih.
Hyungseok mengacungkan jempol ke arah zin. Merasa pundaknya di tepuk, Hyungseok pun menoleh ke sampingnya dan menemukan sesosok manusia berambut pirang yang menutupi bagian matanya.
"Kenapa Jay?" tanya Hyungseok.
"..."
"Mau ke lapangan bareng?"
"..."
"Oke, tunggu ya aku ambil topi dulu."
"..."
Hyungseok buru-buru mengambil topinya kemudian langsung ia pakai di kepalanya.
"Udah, ayo Jay!"
Hyungseok dan Jay keluar dari kelas. Menyisakan Zin yang sedang heran.
Yang berambut pirang sehingga menutupi bagian matanya itu namanya Hong Jay panggil aja Jay. Orangnya bisa dibilang sangat kaya sangking kayanya barangnya branded semua. Orangnya juga royal tapi khusus ke Hyungseok aja. Lebih tepatnya Jay itu bucin banget sama Hyungseok. Intinya Jay ini banyak kelebihan namun jarang ngomong. Udah hampir setahun nih Zin sekelas sama Jay. Zin belum pernah sama sekali denger suara Jay. Pas liat interaksi Hyungseok sama Jay tadi Zin juga heran. Gimana cara mereka berkomunikasi dah.
Daripada pusing gara-gara Jay mending Zin turu.
Bagi siswa maupun siswi yang masih ada di kelas. Harap ke lapangan sekarang juga. Karena upacara akan segera di mulai.
"Bodoamat bodoamat gue mau turu."
Bagi siswa maupun siswi yang masih ada di kelas. Harap ke lapangan sekarang juga. Karena upacara akan segera di mulai.
Zin pun terpaksa bangun dari bangkunya lalu tersenyum masam. Kemudian memakai topinya dan pergi ke lapangan.
Sekarang, upacara sedang dimulai. Zin menggerutu pelan.
"Perut gue laper banget, nyesel tadi ga sarapan dulu."
Pagi tadi Zin lagi berantem sama papanya. Soalnya tadi zin kepergok lagi latihan tinju di kamarnya sementara sang papa ingin Zin fokus ke jurusannya saja yaitu Fashion. Alhasil Zin langsung berangkat tanpa sarapan untung papanya sudah ngasih uang tadi.
Zin menyipitkan matanya karena sinar matahari yang menyilaukan matanya. Padahal Zin sudah baris di belakang, tapi cahaya matahari masih saja mengenainya.
"Biasanya kalau di drama-drama. Bentar lagi bakal pingsan, tapi kok gue ngerasa gaada tanda-tanda mau pingsan ya."
Zin menoleh ke arah kiri dan kanan lalu kembali menoleh ke depan.
"Apa gue pura-pura pingsan aja?"
Brukk
Zin pun melancarkan aksinya dengan pura-pura pingsan. Setelah itu Zin dapat mendengar suara yang heboh karena dirinya dan seseorang yang sedang menggendong tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I've got my eye on you
Teen FictionEntah kenapa Zin selalu merasa bahwa ada yang sedang memperhatikannya.