02

9 2 0
                                    

Zea berjalan sendirian menuju kantin, Ajun sedang berlatih pramuka untuk lomba yang akan di lakukan besok di sekolah tetangga dan membutuh kan waktu 3 hari 2 malam, dan sudah jelas Zea akan merasa benar-benar kesepian.

"Ze, kok sendirian?! " tanya Justin, Justin itu adalah Sahabat Ajun, namun ia tak mengikuti pramuka hanya ikut Padus.

Zea juga heran anak semageran Ajun mau ikut Pramuka yang sudah pasti isinya latihan fisik semua, jika di tanya alasan nya ia pasti menjawab

"Pramuka itu berteman dengan alam, dan gue suka alam"

Masuk akal, tapi aneh menurut Zea jika itu Ajun.

"Ajun kan pramuka" jawab Zea.

"Biasanya juga lo sama Paji" orang di depan nya ini tidak tau jika Paji adalah Kakak nya.

"Males ah, dia lagi sama Jia" jawab nya dengan nada sedikit kesal.

"Hubungan lo itu apa sih sama Paji, gue liat liat lo deket juga sama dia, bahkan sering gandengan tangan. Dan gue juga liat lo kadang kesel liat Jia, padahal Jia adek nya, gue pikir lo suka sama Ajun" Justin menumpu dagu nya menggunakan tangan nya

"HEH MANA ADA!!! Gue sama Paji itu cuma pure sahabat, kayak gue sama Ajun" jawab Zea sambil memutar bola matanya malas.

Zea melanjut kan makan nya yang sempat terhenti karena sibuk mendengarkan ucapan Justin.

"Lo gak jajan? " tanya Zea, ia hanya melihat Justin yang sibuk dengan minuman yogurt di tangan nya

"Gue mau diet Ze, males gue di bully mulu"

Errr... Zea juga sebenarnya sedikit kasihan melihat Justin, Justin itu memiliki kulit coklat, kusam dan badan berisi sedikit lagi ke gendut.

"Apaan, gosah diet! Itu mah lo nyiksa diri lo sendiri bego" nyinyirnya

"Lah, elo sih gak gendud gak kucel makanya gak tau rasanya di bully" Zea mendengus.

Ia cukup takjub Justin itu tidak pernah dendam dengan seseorang, tapi mungkin ia merasa jengah dengan bully-an teman-temannya. Justin juga bukan tipe orang yang memasukan perkataan seseorang ke dalam hati.

Tapi langsung jantung.

"Ya udah deh, semangat buat lo, semoga pas acara perpisahan sekolah nanti lo udah glow up jadi banyak cewek yang naksir sama lo" ucap Zea menyemangati

"Kalo lo nanti naksir gue gak? " Zea tampak berfikir, ia tau Justin bercanda, karena jujur saja Zea sudah memiliki seseorang di hati nya.

"Kalo lo glow up bisa aja sih, tapi gue gak janji" Justin terkikik lalu menoyor kepala Zea kesal.

"Heh lo! Gue tau ya lo suka sama siapa, jan ngadi ngadi deh"

"Sok tau bet lo anjir, sahabat gue lo atau Ajun sih, kok lo kek banyak tau" cerca Zea

"Justin gitu lhooo"

"Terserah, semoga lo senang"

Justin menatap Zea cengo yang meninggalkan nya sendiri di kantin, ternyata sambil berbicara anak itu juga menghabiskan makanan nya.

"Zea bangst! "

...

Hari kedua Ajun lomba pramuka, sekarang ia sedang uring uringan di kamar karena hari libur yang sangat mencekam ini. Tolong beri Zea kegiatan yang berfaedah unfaedah juga tidak apa apa asalkan itu bisa menghilangkan rasa bosan nya.

"Pengen ketemu Kak ji, tapi pasti Bunda sinis lagi" ia merenggut kesal.

Paji memang menyanyangi Zea, adik kandung nya, namun ia lebih memperhatikan Jia yang Notabene nya hanya adik tiri nya.

Contoh nya jika di sekolah, maka Paji akan memprioritaskan Jia daripada Zea, itulah mengapa ia berakhir ke kantin sendiri, dan berujung adu bacot bersama Justin.

Justin itu teman yang lucu, dan mood booster tapi ngeselin, anggap saja Zea sudah dekat dengan Justin namun tidak sedekat ia dengan Ajun ataupun Paji.

Tin' tin'

Zea merenggut kesal, siapa sih! Mengganggu hari libur nya seperti ini. Ia membuka pintu rumah lebar lebar dan melihat mobil seseorang di depan gerbang berwarna putih.

"Mobil siapa? " batin nya

Tak lama keluarlah sosok perempuan yang membuat Zea membulatkan mata nya lebar, oh iya bodoh sekali Zea, itu kan mobil ibunya. Kenapa ia bisa lupa, dan lihat di belakang ada Jia dan Paji.

Tak lama, ayahnya turun dari ruang kerja nya, menoleh ke arah Zea yang berdiri termenung di ambamg pintu.

"Kenapa gak di samperin? Samperin dong bunda nya, biasanya juga kangen" suruh sang ayah sambil tersenyum manis, Zea menggeleng lalu menatap ibu dan kedua saudara nya yang memasuki rumah nya.

"Ini Jia, anak ku" ucap  Fira — ibunya langsung.

"Hai Jia, bisa di bilang om juga ayah mu, jadi kamu bisa manggil om ayah juga" ucap Candra - ayah Zea dengan nada lembut.

Ayah nya memang lembut dan penyayang, ia hanya tak memiliki waktu dan terkadang marah ketika stress karena urusan kantor, Zea juga mewajarkan nya.

"Hai om, eh ayah" ucap Jia ramah.

"Jadi bunda ngajakin aku sama Jia kesini mau ngapain? " tanya Paji heran.

"Bunda ada urusan di luar negri, ini lebih lama dari kemarin dan Bunda gak tega liat kamu sama Jia sama pembantu terus jadi kalian akan menginap di sini selama 3 bulan, dan agar kamu bisa lebih lama bersama ayah mu juga Paji" Paji mengangguk.

"Ya sudah kalau begitu, aku pergi"

setelah nya hari libur Zea di gantikan dengan beberes kamar untung saja ada Paji, jadi ia sedikit tidak canggung dengan keberadaan Jia.

...

jangan lupa tandai typo!

Have fun semua!

Weird by. kim junkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang