Mata-Mata

3.8K 256 11
                                    

Dia berbaring di dekat gundukan daun pisang itu. Seperti anak gadis yang tengah menengok boneka beruang hadiah ulang tahunnya. Ia tampak menikmati aktivitas itu. Seolah bercumbu dengan mie instan itu.

Pria tua yang ada di sebelahnya juga tampak tak mau kalah. Terlihat sekali dari wajahnya seolah tengah menahan hasrat untuk menyentuh benda keramat itu.

Itu adalah hal terenak yang pernah ia rasakan. Membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama dan membayangkan senyuman dari mendiang istrinya. Begitu hebatnya mie goreng buatan Elisa itu.

"Paman! Kita harus menyimpannya di tempat yang aman" ujarnya.

Dia tampaknya sudah puas bercumbu dengan bakul itu dan kembali ke kesadarannya. Orang yang melihat mungkin menganggap Duke ini baru selesai bercinta, melihat betapa lusuhnya pakaiannya saat itu. Ya, dia bercinta tapi bukan dengan manusia. Ia mencurahkan cintanya pada bakul berisi mie kering tersebut.

"Biar aku yang lakukan, tuan" ujarnya.

Bagaimanapun juga pria tua itu adalah seorang master tingkat atas. Satu atau dua buah mantra tentu saja ia punya.

"Kunci Raja!"

Dia merapal mantra itu, tampak sekali tenaganya seperti terkuras habis. Seperti botol soda yang dihisap oleh anak kehausan setelah bermain bola.

Energinya terkuras begitu cepat membentuk lingkaran sihir berwarna hitam itu. Ini adalah sihir tingkat tinggi yang ia tahu. Sihir yang biasanya dipakai untuk menyegel informasi. Sebuah sihir para pembunuh bayaran.

"Kraakkk"

Kakinya hampir terperosok dalam beton ruangan itu. Begitu kuat tekanan yang dihadapi tubuhnya saat merapal mantra itu.

"Maaf tuan, aku bukanlah penyihir murni. Ini mantra tertinggi yang ku ketahui" ujarnya.

Bakul itu tampak diselimuti rantai berbentuk kabut hitam. Itu mengelilinginya seperti orbit planet yang mengelilingi matahari. Orang ini seakan menciptakan sebuah hukum kecil di sekeliling bakul berisi mie instan tersebut.

"Baik, biar kucoba"

Hailam tak langsung percaya. Ia sangat berhati-hati, apalagi jika itu menyangkut benda pusaka itu. Benda yang membuatnya menembus ke ranah selanjutnya.

"Tsrrrr"

Tampak kilatan petir hitam seperti beriak air saat tangan Hailam mencoba menyentuh benda itu.

Tangannya langsung terasa ngilu, padahal ia adalah kesatria tingkat atas. Sungguh perlindungan luar biasa dari rantai kabut hitam itu.

Dia menoleh ke arah pelayan tua, seolah memberi kode kalau itu saja tidak cukup. Buktinya Hailam masih selamat dan tak merasakan bahaya lebih saat mencoba menyentuh itu.

"Tuan bisa coba menyentuh bakul itu" Si Walet selatan itu memberi saran. Tampaknya sihir yang ia rapal tak hanya sebatas itu.

Ini terlihat jelas dari senyum bangga dari wajahnya seolah baru saja membuat mahakarya. Ini mungkin adalah hasil sihir terbaiknya semenjak muda.

"Ehhhh?"

Hailam hampir terjatuh menghantam tembok. Beruntung ia langsung mengentakkan tangan kirinya ke atas kasur itu dan beratraksi seperti seorang pemain sirkus. Ia melompat ke belakang dan mengembalikan keseimbangannya.

Matanya terbelalak, seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ini adalah pengalaman uniknya terkait mantra itu.

"Ini luar biasa" ujarnya.

Ia yakin tangannya itu mencoba menyentuh bakul tersebut. Namun apa yang ia pegang hanyalah udara kosong. Itu seolah bakul yang tak bisa disentuh dengan tangan. Seakan menyatu dengan udara. Tak ada hal apa pun yang bisa dilakukan Hailam terkaitnya.

Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang