19. Janji

155 16 3
                                    

☘️☘️☘️

Happy Reading

~>•<~

Ling Shanshan dan Qiu Han menjadi senyap selama beberapa saat. Suasana dalam kamar bernuansa klasik itu mendadak terasa canggung.

Pikiran Ling Shanshan berkelana jauh memikirkan seorang pemuda. Feng Yizhu, entah mengapa sosok itu sangat mengganggu pikirannya.

Pangeran keempat begitu ramah dan perhatian terhadapnya, tapi saat penyerangan di rumah tua waktu itu, Feng Yizhu bukan seperti yang dia lihat. Dia dingin dan penuh tekat. Tatapannya tidak memiliki kelembutan sedikitpun.

Hal itu membuat kening Ling Shanshan mengerut saat memikirkannya, orang seperti apa sebenarnya pangeran keempat itu?

"Kak,"

"Hm?" Qiu Han menoleh pada adiknya.

"Berapa banyak musuh yang dimiliki pangeran keempat?" tanya Ling Shanshan.

Qiu Han mengedipkan mata pelan, ada riak keterkejutan yang melintas di matanya saat adik perempuannya bertanya mengenai pemuda tersebut.

Sebelum menjawab, Qiu Han menghela napas pelan. "Pangeran keempat banyak berjasa pada negara Lang. Tentu banyak juga yang ingin menjatuhkannya, terutama urusan kekuasaan."

Ling Shanshan mengangguk saat memahami perkataan saudaranya. Saat ini dia berada dalam wilayah kekaisaran Lang dengan nama kerajaan mereka adalah Linjiang.

"Kerajaan Linjiang memiliki empat pangeran," sambung Qiu Han, mulai menjelaskan lebih rinci. "Pangeran pertama adalah Putra Makhota Feng Haoran. Status itu dia dapatkan karena ibundanya adalah permaisuri Wei Yihua. Pangeran Kedua bernama Feng Rongyan, sejak kecil selalu ikut andil dalam perang. Sedangkan, pangeran ketiga adalah Feng Guyao yang hanya peduli dengan seni sastra dan musik. Aku tidak pernah melihatnya mengurus negara. Kaisar juga tidak menekan apa pun padanya karena dia anak dari selir kesayangan."

"Bagaimana dengan pangeran keempat?" desak Ling Shanshan tidak sabaran.

Tidak peduli Qiu Han berkata apa tentang yang lain, Ling Shanshan lebih tertarik tentang pangeran keempat.

"Pangeran keempat... Dia ambisius dan pekerja keras. Status pangeran keempat terbilang istimewa. Ibunya adalah putri dari Raja Wu kerajaan Wuyun. Demi aliansi dua kerajaan, putri Wu Jiachi dijadikan selir di Linjiang. Tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi sekarang Selir Chi telah di asingkan ke istana dingin."

"Istana dingin...?" Mendengar nama itu, dahi Ling Shanshan mengerut dalam.

Sedikit yang dia ketahui mengenai istana dingin dalam sejarah negaranya. Namun, yang pasti tempat itu bukanlah tempat impian. Istana dingin layaknya mimpi buruk bagi setiap wanita yang ada di harem kekaisaran.

Ling Shanshan berpikir sejenak, bagaimana bisa Pangeran Keempat hidup dengan nyaman dan angkuh sementara ibunya terkurung dalam tempat bak neraka itu?

"Lingxia... " panggil Qiu Han ketika melihat adiknya malah melamun. "Lingxia, ada apa?"

Tersentak dari lamunannya, Ling Shanshan segera menjawab. "Tidak. Tidak ada apa-apa," sahutnya sembari menggelengkan kepala.

Qiu Han menghela napas lega saat adiknya mengatakan tidak ada masalah. Dia menarik tangan Ling Shanshan lalu menggenggamnya.

"Lingxia, aku seharusnya tidak membicarakan keluarga kerajaan. Cukup kita berdua saja yang tahu."

Ling Shanshan mengangguk singkat, tidak terlalu peduli sedangkan Qiu Han kelihatan takut setengah mati.

TIME TRAVEL: One Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang