Kebangkitan Herrscher part 1

141 15 6
                                    

*beberapa saat sebelum Kurama ketahuan*

Perempuan yang mengenakan pakaian maid mengetuk pintu salah satu ruangan. Setelah melakukan hal itu, dia langsung berkata, "Overseer-sama, Rita sang battle Maid, menghadap untuk melaporkan sesuatu." Ujar sang perempuan Maid yang ternyata adalah Rita.

"Masuklah." Ujar sang Overseer dari balik pintu. Rita langsung masuk dengan anggun. Dia berjalan mendekati Overseer Otto dengan perlahan sambil membawa sebuah berkas.

"Bagaimana dengan misinya?" Tanya sang Overseer menatap Rita.

"Kekuatan mereka tidaklah seberapa, saya ragu mereka merupakan anomali yang kita deteksi..." Sebelum Rita menyelesaikan ucapannya, sebuah sabit berada di leher Rita.

"Nekat sekali kau menyusup ke markas besar Schiksal, Peniru... Atau aku bilang, Kurama Uzumaki." Ujar sosok di belakang 'Rita' yang ternyata adalah Rita yang asli.

"Cepat sekali kau sadar. Namun, kau telat selangkah." Ujar Kurama lalu menghilang dengan sangat cepat. "Sampai jumpa lagi, Rita." Lanjut Kurama yang ternyata teleport ke belakang Rita. Dia langsung berlari keluar dari markas besar ini. Tentu saja Rita langsung mengejarnya.

"Bunyikan alarm, ada Penyusup!" Teriak Rita pada salah satu pegawai Schiksal yang dia lewati.

"Menarik sekali anomali kali ini. Salah satu dari mereka memiliki Teknik Penyamaran yang sempurna." Gumam Overseer tersenyum tipis. Dia memikirkan cara untuk menangkap sang anomali itu

Klik

Otto mendengar suara yang mencurigakan. Dia mengepalkan tangannya dengan keras dia berusaha lari keluar dari ruangan miliknya.

Tik tik tik tik tik

Ledakan pun terjadi, Otto terlempar jauh akibat gelombang ledakan tersebut. Punggungnya terdapat luka-luka akibat puing-puing yang mengenainya.

*disisi lain, suatu ruangan*

Kurama yang kini terkepung di suatu simpang tiga memegang kunai cabang tiga yang dibuat Naruto. Para staff yang mengenakan senjata api menodongkan senjatanya ke arah Kurama.

"Angkat tanganmu, Kurama-kun." ujar Rita sambil memegang sabit besar miliknya.

Kurama menghela nafas pendek. "Namaku adalah Zero, bukan Kurama. Lagian, siapa itu Kurama?" ujarnya mengenggam erat dua buah Kunai miliknya.

"Baiklah, Zero-kun. Menyerahlah." Ujar Rita tak ambil pusing dengan nama Kurama. Pokoknya, dia ingin agar sosok di depannya menyerah.

"Kau fikir, aku bakal menuruti kemauan kau? Kalahkan aku dulu, baka Onna!" Seru Kurama memasang kuda-kuda bertarung. Dia kesal karena terjebak di lorong. Padahal sedikit lagi dia bisa keluar dari markas Schiksal.

"Kalian semua mundur, biar aku yang urus spy-kun ini." Ujar Rita.

"Baiklah, jangan kecewakan aku, Zero Spy-kun." Ujar Rita melihat Zero/Kurama. Dia lalu berlari ke penyusup tersebut.

Kurama menyeringai dan melemparkan kunai ke arah pintu keluar. Hal itu membuat pasukan yang berada di lorong pintu keluar kaget.

Kurama langsung melakukan tendangan memutar setelah melakukan teleportasi ke arah Kunai yang dilempar ke dirinya. Hal itu membuat orang-orang berjatuhan karena efek domino sekaligus tendangannya yang keras. Selain itu, dia menjatuhkan sesuatu ke lantai.

"Oh ya, aku lupa beritahu... ART IS EXPLOSIVE!" Teriak Kurama sembari melempar kunai ke arah pintu keluar lagi. Dia langsung teleport dan lari menuju pintu keluar dengan kecepatan penuh.

"Hah? Granat!?" Ujar salah seorang pasukan/staf yang dekat dengan posisi granat. Mereka yang berada disekitarnya hanya bisa pasrah melihat granat tersebut.

Naruto DXD: Group DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang